Istri ke-7 - Bab 210 Bagian Penting (1)

----------------------

Dulu anak Josephine tiba-tiba tertukar, dia mengira pelakunya adalah Vincent Lee, tapi dia tidak menyangka malah kakak beradik Qiao yang melakukannya, benar juga, dulu Josephine melahirkan di rumah sakit Qiao. Selain Henry Qiao siapa lagi yang mampu menukar anak itu hingga tidak ada seorang pun yang tahu? Tapi apa tujuan Henry Qiao melakukan ini? Sampai sekarang dia masih belum bisa menebaknya.

Sally Lin pun tersenyum: "Kalau aku kamu, aku akan segera membakar tes DNA ini, masa kamu ingin keluarga Chen tahu tentang ini?"

Juju pun langsung menarik laporan itu, menyobeknya hingga hancur dan membuangnya ke dalam tong sampah, lalu menangis menatapnya.

"Tidak kusangka nasib Josephine begitu baik, mobilnya sudah hancur begini tapi masih bisa hidup." Sally Lin pun menghela nafas: "Hal seperti ini susah ditebak, aku juga tidak tahu."

"Sally, kamu harus membantuku." Juju menggenggam tangannya dan memohon: "Kalau menunggu sampai ingatan Josephine pulih, maka habislah sudah."

"Kakak ipar, bukannya aku tidak mau membantumu... Tapi sekarang kakak sudah mulai mencurigaimu, saat ini kalau kamu masih melakukan sesuatu, kakak pasti akan mencekikmu." Setelah itu Sally Lin mengubah perkataannya: "Tentu saja, dia juga tidak akan benar-benar membunuhmu, karena nenek pasti tidak akan membiarkannya, ada nenek yang membelamu, dia juga tidak akan bercerai denganmu, tapi dia akan sangat membencimu, seumur hidupnya dia tidak akan melihatmu lagi."

Akhir cerita seperti ini Juju juga pernah memikirkannya, tapi sekarang saja Claudius sudah sangat membencinya, dan tidak ingin melihatnya lagi, bukankah begitu?

Asalkan dia masih beridentitas sebagai kekasih yang ditakdirkan untuknya, nenek juga pasti akan melindungi status pernikahan mereka, tapi kalau ingatan Josephine pulih dan mengatakan semuanya, ceritanya pun akan benar-benar habis!

Oleh karena itu dia tidak boleh membiarkan Josephine hidup, tidak boleh...

---------------

Pagi sekali Claudius sudah datang ke kantor, asisten Lin mengatakan kalau semua orang sudah menunggunya di ruang rapat.

Laptop pun tidak dibukanya lagi, dia langsung pergi ke ruang rapat dan memulai rapat.

Saat rapat berlangsung hingga setengah, direktur keuangan direktur Fu tiba-tiba jatuh pingsan di dalam ruang rapat, semua rekan kerja terkejut, dan sibuk ingin mengantarnya ke rumah sakit.

Hal tak terduga ini menyebabkan rapat terhenti sementara, rumah sakit pun langsung memberi kabar kalau aliran darah di dalam otak direktur Fu kurang sehingga menyebabkannya jatuh pingsan, dan ada resiko terkena stroke.

Setelah rapat selesai, Claudius melihat semua pimpinan perusahaan, dan akhirnya melihat ke Joshua Shen dan berkata: "Joshua, kerjaan direktur Fu untuk sementara kamu yang melanjutkan, aku akan menyuruh bagian keuangan untuk bekerja sama denganmu."

"Baik." Joshua Shen mengangguk.

"Bubarlah." Claudius berkata.

Saat semua orang meninggalkan ruang rapat, Claudius masih duduk di sana melihat beberapa dokumen, asisten Lin tibat-tiba masuk dan memberitahu: "Tuan muda, nenek datang."

"Ngapain nenek datang?"

"Tidak tahu, nenek tidak mengatakannya."

Claudius pun menutup dokumennya dan berkata kepada asisten Lin: "Kamu pergi ke rumah sakit dan jenguk direktur Fu, biarkan dia istirahat beberapa hari di rumah sakit, aku yang tanggung biayanya."

"Baik, tuan muda." Asisten Lin mengangguk.

Claudius pun kembali ke ruangannya, nenek bertanya: "Aku dengar direktur Fu pingsan dan stroke?"

"Benar, nenek, aku sudah menyuruh Joshua menggantikan kerjaannya." Claudius meletakkan dokumennya ke atas meja, menatapnya dan berkata: "Kenapa nenek keluar sendirian?"

Dulu dia akan selalu diikuti Juju, tapi hari ini malah tidak melihat Juju.

"Aku jalan-jalan di luar, sambil membawamu pulang."

"Nenek..."

"Jangan bilang kalau kamu ingin lembur, jangan bilang kalau kamu tidak ingin pulang ke rumah. Hari ini aku datang khusus untuk menjemputmu pulang, kamu berani berkata "tidak"?"

Claudius pasrah, terpaksa berbalik badan dan menyerahkan kerjaannya ke asisten Lin.

--------------------

Semenjak Josephine tidak bekerja, dia selalu sendirian menjemput Jesslyn pulang sekolah, lalu membawanya ke restoran untuk bertemu dengan Henry Qiao.

Hari ini juga sama, dia menemani Jesslyn latihan di kelas sebagai pembawa acara selama dua puluh menit lalu pergi meninggalkan sekolah.

Sekolah itu tepat berada di pinggiran kota, setelah pulang sekolah, anak-anak pun berhamburan pulang, suasana sekitar menjadi hening. Josephine menggandeng tangan Jesslyn menghafal naskah dan berjalan menuju pintu.

Josephine tersenyum dan bertanya: "Jesslyn suka tidak jadi pembawa acara?"

"Suka." Jesslyn mengangguk: "Guru Fang juga bilang kalau aku jago hafal."

"Aku juga merasa kamu hebat!"

Mobil berhenti di sudut jalan di samping sekolah, mereka berdua pun berjalan kesana, Josephine ingin mengambil kuncinya dari dalam tas, lalu Jesslyn pun berteriak: "Ibu!"

Dia pun menoleh, lalu melihat seorang pria menggendong Jesslyn dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil, dia kaget lalu menerjang kesana: "Kalian ngapain? Jesslyn! Kembalikan Jesslyn padaku...!"

Dia menerjang kesana dan ingin merebut Jesslyn kembali, pria lain pun berkata: "Namamu nona Yi bukan? Mohon kamu naik ke atas mobil." Sambil berkata sambil mengikat kedua tangannya dan dimasukkan ke dalam mobil bersama Jesslyn.

Dua pria itu pun ikut naik ke atas, mobil pun melaju kencang.

Josephine terkejut dan berteriak: "Kalian ngapain, cepat lepaskan aku!"

"Ngapain? Tentu saja menginginkan nyawamu!" Pria itu tertawa sinis dan berkata: "Nona Yi, kalau kamu tidak nurut, aku akan segera bunuh anakmu."

"Berani kamu!" Josephine kaget, tadi dia masih berpikir mungkin ini suruhan Claudius, tapi sekarang kelihatannya bukan, Claudius tidak akan sekasar ini terhadapnya, tidak akan melukainya dan Jesslyn!

Pria itu tidak mempedulikannya, lalu mengikat kakinya dengan tali.

"Ibu..." Jesslyn kaget dan menangis kencang, pria itu pun menutup mulutnya dengan selotip.

Josephine mendorong tangan pria itu dan memeluk Jesslyn, mengelus rambutnya dan berbisik: "Sayang jangan takut, masih ingat apa yang diajarkan guru? Kalau bertemu dengan orang jahat, kita harus tenang, baru bisa melarikan diri, benar tidak?"

Sebenarnya dia sangat takut, tidak bisa tenang, tapi dia memaksa untuk tenang dan berbisik: "Sebentar lagi ibu akan mendorongmu turun dari mobil, kamu harus berlari kencang, jangan pedulikan ibu, lalu kamu cari pak polisi untuk menolong ibu, oke."

"Jangan bicara!" Pria itu menutup mulut Josephine dengan selotip, berteriak kencang: "Sini tanganmu!"

Saat mereka tidak memperhatikan, Josephine pun mengeluarkan pepper spray dari tasnya dan menyemprotkan ke mata mereka berdua.

"Ah!" Suara teriakan terdengar dalam mobil.

"Dasar wanita sialan, berani-beraninya melawan kita?" Pria satu lagi menarik tangan Josephine dan menabrakkannya ke pintu mobil.

Josephine merasa sangat sakit, tapi dia sudah tidak peduli lagi, dia pun membuka pintu, dan saat kecepatan mobil berkurang dia pun mendorong Jesslyn keluar.

Jesslyn terjatuh di pinggir jalan.

Pria itu melihat Josephine ingin melarikan diri pun langsung menarik tangannya: "Jangan lari!" Lalu menutup pintu.

"Uhh... Uhh...!" Dari jendela Josephine melihat Jesslyn yang jatuh di jalan, walaupun saat itu lampu merah dan mobil berjalan lambat, tapi dia masih terkejut, dia tidak tahu bagaimana keadaan Jesslyn, takut dia terluka, air matanya pun mengalir.

"Wanita sialan, masih berani melarikan diri aku bunuh kamu!" Pria itu mengancamnya dan mengikat tangannya.

Josephine menangis, dia tidak merasakan ketakutan seperti ini...

Dia tidak tahu mengapa mereka ingin menangkapnya, dan perlakukan mereka sangat kasar.

"Bagaimana ini? Apakah kita harus kembali dan menangkap anak itu?" Supir bertanya.

"Disini tidak boleh melawan arah, lagi pula kalau bertemu dengan orang lain habislah kita? Kamu cepat telepon suruh si Chen tangkap anak itu." Pria satu lagi menggunakan air membersihkan matanya dan marah: "Dasar setan, perih sekali."

Josephine mendengar mereka ingin menangkap Josephine pun panik dan mencoba berteriak.

"Teriak apaan, diam!" Pria itu pun marah dan langsung menamparnya.

---------

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu