Istri ke-7 - Bab 114 Anakku Dimana? (4)

Nenek tua dan yang lainnya telah sampai di rumah sakit, Shella Bai sedang berpura- pura tidur, Fransiska Ya tersenyum lebar dan menyambutnya: "Nenek, kamu sudah datang."

Nenek melihat kesekitar kamar, lalu berjalan menuju ranjang bayi itu, melihat bayi yang ada di dalam, dia menoleh dan bertanya kepada Fransiska: "Hasil pemeriksaannya sudah keluar belum?"

"Belum nih, dokter bilang kalau sudah ada hasil akan diantar kembali." Fransiska berhati-hati dan menggendong keluar dari ranjang, dan membawanya di depan nenek tua dan berkata: "Anakku sayang, buyut sudah datang melihatmu, buyut gendong kamu ya."

Nenek tua mengulurkan tangannya dan menggendong bayi itu, dengan sangat berhati-hati, takut akan menjatuhkannya.

"Nenek, kamu duduk disini." Chelsea Shen lalu membawa nenek duduk di atas kursi, tersenyum dan berkata: "Lucu sekali bayi ini, warna pink, nenek rasa dia mirip kakak atau kakak ipar."

"Kecil begini mana kelihatan, tunggu nanti besar sedikit baru kelihatan." nenek tua tersenyum dan memegang telapak tangan bayi itu.

Setelah itu dia memandang ke Shella Bai, Fransiska langsung berkata: "Shella baru melahirkan normal, dia kecapekan dan tertidur."

"Ya, sudah menyusahkannya." Nenek tua berkata.

"Tidak susah, melahirkan dan membesarkan anak memang sudah tanggung jawab seorang perempuan." Fransiska menjawab.

"Eh sepertinya pernafasan anak ini sedikit tidak normal." Sebagai dokter, Sally Lin langsung bisa melihatnya.

Perkataannya itu membuat nenek kembali cemas, dia memperhatikan nafas bayi itu dengan teliti, sepertinya memang sedikit tidak normal.

"Lalu mukanya sedikit pucat, apakah dokter tidak menyarankan untuk dimasukan ke perawatan neonatal dulu?" Sally Lin bertanya lagi.

"Dokter bilang sekarang dia bisa bernafas sendiri, juga bisa makan, untuk sementara diperhatikan dulu." Fransiska berkata.

"Oh, baiklah kalau begitu." Sally Lin berdiri kembali lalu berjalan ke arah ranjang dan berkata: "Kakak ipar sepertinya capek sekali, pasti sangat kesakitan."

Karena Shella Bai membalikkan badannya, agar bisa melihat lebih jelas Sally Lin berjalan ke arah sana dan melanjutkan: "Sepertinya kakak ipar menggemuk."

"Ini hanya gemuk sementara, setiap ibu yang melahirkan pasti akan begini, setelah beberapa waktu akan kembali ke berat badan normal." perawat bayi menjelaskan.

Fransiska melihat Sally Lin, merasa dia sedikit kepintaran.

Josephine pernah memberikan fotonya kepadanya dan memberitahu bahwa perempuan ini adalah adik ipar Claudius, bekerja di rumah sakit Siloan.

Apakah ini memang kemampuan seorang dokter? Makanya dia melihat pasien lebih teliti?

Dia menarik nafas, dan berharap dia tidak akan menyadari kebohongan mereka.

Nenek tua yang menggendong anak itu merasa senang sekali. Ini adalah cicit yang dinanti-nantikannya, sekarang akhirnya lahir ke dunia, akhirnya keluarga Chen memiliki keturunan lagi.

"Tidak peduli kamu jadi apa nanti, nenek buyut tetap menyayangimu." Nenek tua tersenyum dan menepuk ringan pantat kecilnya.

Sebelum anak ini lahir, dia tidak berharap anak ini lahir, karena dia tidak ingin nanti dia menderita seperti Claudius Chen. Tapi sekarang anak ini sudah lahir, tiba-tiba dia merasa sangat mencintai anak ini.

Melihat kesenangan di wajahnya, Fransiska akhirnya lega, dia mengkhawatirkan karena anak ini penyakitan dia tidak mau lagi, kelihatannya dia yang berpikir terlalu banyak.

Setelah Sally Lin bersama nenek tua bermain-main dengan anak itu, tiba-tiba menanyakan: "Oyah, anak itu golongan darahnya apa?"

"Golongan darahnya sama dengan Shella, A." Fransiska mengeluarkan sebuah keterangan kelahiran itu kepadanya.

Sally Lin mengambilnya dan melihat, di wajahnya sekilas terpancar kecurigaan, dan langsung memberinya kepada Chelsea Shen: "Sepertinya semua lumayan oke, seharusnya tidak ada masalah."

Chelsea Shen melihat data itu dan ikut menjawab: "Iya, seharusnya tidak bermasalah."

Mereka semua berada di kamar pasien, suster pun datang membawa hasil pemeriksaan, lalu diikuti dengan dokter Lan yang ekspresinya tegang.

Melihat ekspresi dokter, Fransiska tahu pasti ada yang tidak beres. Tapi sebenarnya dia uga tidak berharap anak ini baik, dia malah berharap anak ini cukup untuk bisa hidup sampai Shella Bai bisa berdiri di keluarga Chen, kalau tidak akan menjadi masalah jika terus bertahan hidup di dunia ini.

Dia tidak begitu sedih, malah nenek tua yang melihat ekspresi dokter itu tegang pun ikut menjadi tegang, melototinya dan berkata: "Kenapa? Anaknya tidak sehat?"

"Sungguh tidak beruntung." Dokter Lan melihat bayi yang digendongnya itu, dan merasa kasihan berkata: "Kami sudah melakukan pemeriksaan dengan teliti, bisa dipastikan anak ini terkena penyakit jantung bawaan dan dislokasi pembuluh darah besar."

"Ah...!" Nenek tua kaget, walaupun sudah mempersiapkan diri, tapi dia tetap saja sedih hingga hampir terjatuh.

Perawat bayi membawa bayi itu dan diletakkan di atas ranjang kecil.

"Sakit jantung bawaan? Ini benar sudah diperiksa lebih lanjut?" Sally Lin bertanya.

"Ya sudah bisa dipastikan."

"Nenek, jangan panik dulu, sekarang penyakit jantung bawaan sembilan puluh persen bisa disembuhkan dengan cara operasi, kecuali..." Sally Lin melihat nenek menangis, lalu dia segera menepuk-nepuk pundaknya dan menenangkannya: "Dokter, penyakit jantung jenis apa?"

Dokter Lan melihatnya dan mengatakan: "Ventrikel tunggal."

"Ah..." Kali ini giliran Sally Lin yang kaget.

"Maksudnya apa?" Fransiska Ya tidak mengerti sama sekali, dan berpura-pura cemas.

"artinya... ventrikel jantung tidak berkembang dan berfungsi dengan baik." Dokter Lan menjawab.

Nenek tua menarik nafas, berusaha untuk tenang dan bertanya: "Sally, kamu jelasin yang lengkap, ventrikel tunggal... apakah bisa disembuhkan?"

Setelah memakan obat berpuluh-puluh tahun lamanya, nenek tua sebenarnya sudah tahu banyak tentang segala macam penyakit, tentu saja dia juga tahu seberapa bahayanya cacat ventrikel tunggal itu, tapi dia tetap tidak bisa menahan untuk menanyakannya.

Dia sangat berharap beberapa tahun ini dunia kedokteran sudah berkembang hinga bisa memecahkan masalah penyakit jantung bawaan.

Sally Lin membuka mulutnya, akhirnya dia tetap berkata: "Nenek kamu tenang saja, sekarang kedokteran semakin berkembang dan maju, seharusnya bisa disembuhkan."

"Kamu tidak usah menenangkanku lagi." Nenek tersenyum pahit, berdiri dan berjalan ke samping ranjang bayi itu dan melihatnya, hatinya sakit seperti tersayat pisau.

Begitu kecil sudah menderita sakit jantung, sungguh kasihan.

Tidak bisa menahan untuk melihatnya lagi, nenen tua berbalik badan dan berkata kepada Sally dan Chelsea: "Kita pulang saja, temanin aku pulang."

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu