Istri ke-7 - Bab 94 Perang Dingin (2)

"Apakah kamu berpikir juga untuk kakakmu?" Fransiska Ya menggeretak dengan marah dan menyalahkankannya: "Hubunganmu dengan Claudius Chen semakin kaku. Bagaimana kakakmu bisa mendekati dia ke depannya?" Apakah kamu ingin dia langsung memulai perang dingin dengan Claudius Chen segera setelah dia masuk? ”

Setelah selesai mengatakan itu, dia melirik Josephine Bai dari atas ke bawah: "Kamu tidak sengaja melakukan itu kan? Aku memperingatkan kamu, jika nanti kakakmu ada masalah, kamu juga tidak dapat kabur dari masalah ini, dan keluarga Chen juga tidak akan membiarkan kamu pergi.Karena nanti aku bisa saja mendorong semua kesalahan kepada kamu, memberi tahu mereka bahwa kamu menjebak kakakmu pada hari pernikahan untuk mendapatkan posisi Nyonya muda Chen, dan merebut posisi kakakmu untuk menikahinya. Jadi kamu sebaiknya kamu pikirkan baik-baik, apa untungnya bagi kamu jika kamu melakukan ini. ”

Josephine Bai memalingkan wajahnya dan menatapnya dengan penuh kebencian.

Sebenarnya sudah tidak aneh baginya ibu tirinya akan melakukan hal rendah semacam ini, Dia tidak terkejut.

"Kenapa ? Apakah kamu pikir aku tidak berani melakukannya? ”

"Jangan khawatir, aku yakin kamu berani melakukannya."

"Bagus kalau kamu percaya." Fransiska Ya berkata: "Jadi kamu dengarkan aku dengan jelas, kamu sudah menikah ke dalam keluarga Chen, jadi lebih baik kamu ingat jelas posisimu sendiri sebagai apa. Tidak peduli apa yang dilakukan Claudius Chen, kamu tidak boleh marah padanya. Tidak hanya tidak boleh marah, tetapi kamu juga harus mendekatinya dan menyenangkannya. Pria menyukai wanita yang bijaksana dan penuh perhatian, terutama pria seperti Claudius Chen yang tidak pernah kekurangan wanita! ”

Mengenai tidak kekurangan wanita, memang, Claudius sama sekali tidak kekurangan wanita.

Fanny yang genit, Nona He yang seperti seekor ular, Asisten Yan yang tenang dan cerdas, dan Nona Zhu yang lugu dan baik hari yang sudah mengambil semua tempat dalam hatinya.

"Tetapi bagaimana jika dia adalah musuh yang membunuh orang-orang yang kucintai?" Dia berbisik dengan suara yang sangat kecil.

Fransiska Ya tidak mengerti apa yang dia katakan, mengerutkan kening dengan tidak sabar dan bertanya: "Apa yang kamu bicarakan?"

Josephine Bai tersadar dan menggelengkan kepalanya : "Tidak ada."

Apa gunanya mengatakan masalah ini kepadanya? Akankah dia berubah pikiran karena Claudius Chen adalah musuhnya? Apakah dia akan mempedulikan perasaannya? Sama sekali tidak, dia hanya memikirkan tujuannya sendiri di dalam hatinya!

Ingin dia menyenangkan Claudius Chen, dia tidak bisa melakukannya.

Beberapa hari ini, dia bahkan merasa sangat beruntung bahwa dia bukan istri asli Claudius Chen, dan dia senang bahwa suatu hari dia akan meninggalkan Claudius Chen yang seorang pembunuh.

Tetapi begitu dia berpikir harus berpisah dengan anaknya sendiri, dia merasa sedih, dan pikiran itu menjerat dan menyiksanya.

"Apakah kamu sudah mendengar apa yang aku katakan sebenarnya?" Fransiska Ya mengajukan pertanyaan dengan tidak sabar.

"Aku berusaha ."Josephine Bai menjawabnya dengan raut wajah datar.

Saat ini dia hanya ingin mengusirnya dengan cepat, oleh karena itu dia baru meng-iyakan perkataannya dengan acuh tak acuh.

"Bukan berusaha, tapi harus!"

"Nyonya Bai, lebih baik kamu tidak memaksaku." Josephine Bai melotot padanya.

Fransiska Ya marah, hampir ingin maju untuk menamparnya, tetapi di sini adalah tempat keluarga Chen, dan dia juga takut Josephine Bai akan terprovokasi dan memberontak. Sehingga dia hanya bisa menahan amarahnya dan menggeretak: "Kamu juga lebih baik jangan memaksaku, kalau tidak aku tidak bisa menjamin apa konsekuensinya."

"Setelah kamu datang mengancamku begitu lama, haruskah sudah bisa pulang dengan tenang kan sekarang?" Josephine Bai tersenyum dingin menyindirnya.

Fransiska Ya juga merasa tidak ada gunanya dia tetap tinggal di sini. Sehingga dia akhirnya meninggalkan kamarnya setelah mengingatkannya sekali lagi.

*****

Setelah Fransiska Ya pergi, nenek tua itu datang untuk membujuk Josephine Bai, mengatakan kalau dia tidak bisa terus-terusan mengunci diri di kamar demi janinnya.

Meskipun Josephine Bai tidak mau keluar, tetapi dia tidak bisa tidak mendengarkan perkataan nenek tua itu dan akhirnya dia mau tidak mau meninggalkan kamar dan berjalan-jalan di taman.

Rumah keluarga Chen sangat besar, dan sepertinya tidak akan habis jika mengelilinginya selama seharian, Josephine Bai berjalan dari rumah utama ke halaman belakang dan perlahan berjalan di taman yang dipenuhi bunga.

Didepannya adalah aula leluhur keluarga Chen. Sejak saat itu, dia tidak pernah ke sana sejak dia ketahuan pergi dari rumah, dan dia juga tidak menemukan hal-hal yang mistis , tetapi dia tetap akan takut ketika dia memikirkannya sesekali.

Walaupun dia memandang aula itu dari jauh, tetapi dia tetap merasa takut dalam hatinya.

Langkah kakinya berhenti, dia tidak berani mendekat, dan ada dorongan dalam hatinya untuk segera berbalik dan melarikan diri.

Ketika dia berbalik, dia merasakan seperti ada sesuatu seperti bergerak di bawah kakinya. Ketika dia melihat ke bawah, dia menyadari ada kabel listrik tersembunyi di antara bunga di bawah kakinya.

Dia melirik ke sekeliling dengan tatapan kebingungan. kabel itu terhubung dengan lampu di sebelahnya. Demi membuat rumah terlihat lebih indah, kediaman keluarga Chen menggunakan kabel khusus yang dikubur di bawah tanah. Bagaimana bisa tiba-tiba ada seutas kabel listrik di kebun?

Dia tidak tahu apakah kebel itu terhubung dengan listrik atau berasal dari mana. Namun, Kediaman Keluarga Chen memang dari awal adalah sebuah misteri.

Tanpa berhenti terlalu lama, dia segera berjalan ke arah rumah utama.

Ketika dia melewati kolam, dia bertemu dengan pengurus He yang kebetulan berjalan dari rumah utama. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya memberi tahu pengurus He tentang kabel itu.

Lagipula, itu cukup tersembunyi di tempat itu, dan tidak tahu apakah itu mengandung listrik. Demi alasan keamanan, dia harus memberi tahu pengurus He untuk memperhatikannya.

Pengurus He memandang ke arah yang dia tunjuk dan berkata: "Seseorang datang untuk memperbaiki lampu di taman hari ini. Mungkin dia lupa mengubur kabelnya. Aku akan menyuruh tukang listrik pergi melihatnya."

Josephine Bai mengangguk. Ternyata ada orang yang datang untuk memperbaiki lampu di taman. Tidak heran ada kabel yang muncul secara misterius. Tidak ada yang aneh sama sekali, semuanya hanyalah pikirannya sendiri.

Ketika dia kembali ke rumah utama, dia menyadari bahwa mobil Claudius Chen tidak tahu sejak kapan berhenti di pintu, tetapi dia tidak menghentikan langkahnya dan tidak ingin tahu mengapa dia pulang begitu awal hari ini dan langsung masuk ke rumah.

Sampai ke lantai dua, Claudius Chen baru saja keluar dari ruang buku, sambil memegangi dokumen di tangannya, tampaknya dia kembali untuk mengambil dokumen.

Keduanya bertemu di koridor yang tidak luas, dan wajahnya tetap acuh tak acuh dan dingin. Josephine Bai bahkan tidak memandangnya sekalipun.

Ketika keduanya saling lewat, Claudius Chen tiba-tiba berhenti dan meneriakkan dua kata di belakangnya: "Berhenti."

Josephine Bai menutup telinga terhadap perintahnya dan mendorong pintu kamar tidur lalu masuk.

Dia pikir Claudius Chen akan langsung pergi dan tidak menyangka dia akan ikut masuk ke dalam kamar, dan masih berteriak di belakangnya: "Apa maksudnya ini? Tidak mau mempedulikanku? ”

"Maaf, anggap saja seperti itu." Josephine Bai berbalik dan menatapnya dengan sinis, "Bukankah kita berdua saling merasa kesal jika melihat satu sama lain, aku tidak sabar untuk membunuhmu, kamu tidak sabar untuk mencekikku. Karena sudah sampai di langkah ini, jika aku terus berpura-pura mesra denganmu, apakah kamu tidak merasa munafik dan menjijikkan? ”

Saling kesal ketika saling melihat!

Claudius Chen tidak begitu menyukai apa yang dia deskripsikan, dan alisnya sedikit berkerut: "Kalau begitu, mengapa kamu masih ingin melahirkan anak aku?"

"Bukankah kamu tidak menginginkannya? Jadi anak ini milikku sendiri sekarang. ”

Claudius Chen tidak suka cara bicaranya, dan dia tidak punya waktu untuk berdebat dengannya di sini. Setelah tersenyum dingin, dia berbalik dan meninggalkan kamarnya.

Claudius Chen berjalan keluar dari kamar dan kebetulan berpapasan dengan Sally Lin yang baru kembali dari kantor, dia menghentikan langkahnya sejenak, tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun dan turun ke bawah.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu