Istri ke-7 - Bab 141 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan (2)

Ini pertama kalinya dia memasuki rumah keluarga Qiao, sama sekali tidak mengerti dengan struktur rumah ini. Di lantai dua di kamar paling ujung... Dia berdiri di tangga lantai dua dan memandang ke sekitar, lalu berjalan hingga ke ujung.

Pintu kamar tidak ditutup rapat, dia mendorong pintunya dan masuk ke dalam. Ini adalah kamar yang besar, dekorasi di dalamnya lebih bernuansa pria.

Dia berdiri di tengah kamar selama beberapa saat, Susi tetap belum naik ke atas. Pandangannya jatuh ke sebuah dekorasi yang berbentuk bianglala.

Terbuat dari bahan stainless steel, sewaktu berputar terlihat seperti sebuah bianglala, Josephine berjalan kesana, menggunakan tangannya dan mendorong dekorasi bianglala itu, terdengar suara "trak trak", lalu dia pun panik dan menaik dangannya kembali.

"Itu berjalan dengan tenaga matahari, tidak bisa dengan tangan." Terdengar suara seorang pria yang lembut dan bagus.

Josephine kaget, berbalik badan dan melihat seorang pria muda yang duduk di atas kursi roda!

Tubuh pria itu terlihat tinggi, wajahnya tampan, dan sedikit mirip dengan Henry Qiao.

Josephine melihat ke sekitar, berkata: "Maaf... Apakah aku salah masuk kamar?"

"Kamu cari kakak iparku?"

Kakak iparmu... Maksudnya Susi? Mengapa dia tahu aku mau mencari Susi? Josephine penasaran, lalu mengangguk: "Aku mencari Susi."

"Kamar yang diseberang itu kamar kakak ipar." Pria muda itu menunjuk kamar yang ada di depan.

Josephine merasa bersalah, lalu membungkukkan badan dan meminta maaf: "Maaf... Aku salah masuk."

"Tidak apa-apa." Pria muda itu tersenyum santai.

Kebetulan Susi berjalan naik, mendengar ada suara dia pun berjalan masuk, lalu menarik tangan Josephine dan berjalan keluar: "Bodoh, aku tahu kamu pasti salah masuk."

Josephine ditarik masuk ke kamar seberang, dia menoleh dan melihat kamar yang sudah dikuncinya, lalu penasaran dan bertanya: "Dia siapa? Adik Henry Qiao?"

"Ya, karena kondisi kesehatannya kurang baik, dia suka emosian, kamu masuk ke kamarnya, beruntung kamu tidak dicelakainya." Susi menariknya ke sofa dan duduk, lalu menuang segelas air kepadanya.

Josephine kaget, kenapa dia tidak merasa pria itu emosian? Malah bersikap sangat pemaaf dan sopan kepadanya.

Dia juga tidak tahu, ternyata Henry Qiao memiliki seorang adik, tapi ini semua bukanlah pusat perhatiannya, dia mengulur tangannya dan menariknya duduk di atas sofa, lalu tak sabar menanyakannya: "Waktu itu anak yang kamu bilang, setelah itu apakah kamu masih mencarinya? "

Susi menepuk-nepuk pundaknya dan menenangkannya: "Kamu jangan terlalu panik."

"Bagaimana mungkin aku tidak panik."

"Aku belum selesai bicara, aku hanya bilang ku sudah menghubunginya, dia adalah bayi terlantar yang ada di Panti Asuhan Harapan, seorang bibi yang bekerja disana mengatakan kalau dia ditemukan di depan pintu panti asuhan, dan ditemukan seminggu sebelum kamu melahirkan, waktunya tidak cocok, jadi kamu jangan berpikir terlalu banyak, pasti bukan punyamu."

Mendengarnya, Josephine langsung kecewa seketika.

Lebih cepat darinya, itu pasti sudah tidak mungkin, tapi dia tetap tidak bisa menahan untuk bertanya: "Benarkah mirip denganku dan Claudius?"

"Sedikit sih, tapi Josephine kamu menyerahlah, dia bukan anakmu." Susi melihat ekspresinya yang sedih dan kecewa, lalu bertanya: "Ada apa? Aku dengar Angie Yao bilang pernikahanmu dan Vincent Lee cepat lambat akan diketahui, tapi aku rasa Claudius pasti marah besar."

"Benar-benar marah besar." Josephine pasrah dan menghela nafas.

"Tentu saja, ini hal kejam yang bisa terpikirkan oleh Shella Bai saja." Susi lalu bertanya: "Lalu sekarang bagaimana? Claudius berencana menghukummu? Tapi sepertinya... Dia lumayan baik terhadapmu?"

Josephine pun merasa sedih dan menggeleng: "Aku tidak tahu dia kemanakan Justin, dia melarangku untuk berhubungan dengan orang lain, sekarang aku tidak bisa menemani Justin operasi, juga tidak bisa mencari anakku, tidak bisa apa-apa."

Susi sudah menebak akan begini, sejak dia kembali dari luar negeri dia tidak bisa menghubungi Josephine sama sekali.

Kali ini di pesta ulang tahun mertuanya, dia meminta bantuan mertuanya untuk mengundang Claudius dan memaksanya untuk hadir membawa istrinya, justru karena dia ingin dia membawa Josephine keluar. Untunglah, dibawah permintaan Henry Qiao, akhirnya dia membawa Josephine keluar.

"Josephine, Claudius bukan Shella Bai, dia tidak akan berbuat apa-apa kepada Justin, kamu tenang saja."

"Tidak, dia sekarang sangat marah, apapun bisa dilakukannya."

"Tapi kelihatannya dia bersikap spesial kepadamu, dia tidak membuatmu mati, tapi mengurungmu di rumahnya, ini membuktikan apa? Dia tidak sampai hati untuk menghukummu. Jadi... Kamu tenang saja, dia pasti hanya menggunakan Justin untuk menakut-nakutimu, pasti tidak akan menyakitimu.

Melihat Susi yang begitu yakin, Josephine kaget, dia tidak pernah memikirkan sampai disini. Apakah dia yang terlalu panik, mengira bahwa Claudius akan sekejam itu? Atau Susi yang mengira Claudius terlalu baik?

Tidak, Claudius memang kejam, melihat sikap dia terhadap keluarga Bai saja sudah tahu.

Susi menghela nafas: "Dan mengenai anak, kamu juga jangan terlalu panik, sudah berlalu begitu lama, mungkin dia sudah dirawat oleh keluarga mana, kita cari pelan-pelan, pasti dapat."

"Tapi sekarang aku tidak berkesempatan untuk keluar rumah, bagaimana mencarinya?"

Susi menatapnya, dan bertanya: "Kamu tidak pernah berpikir, untuk memberitahu Claudius mengenai ini? Biarkan dia yang mencarinya, mungkin akan lebih baik."

Mata Josephine sedikit memerah, lalu mengangguk: "Aku pernah berpikir, tapi aku takut dia tidak percaya, dan aku tidak ada bukti kalau anak itu masih hidup, aku takut dia akan merasa kalau aku sengaja membohonginya untuk melarikan diri. Aku juga takut... Kalau memang anak ini sudah tiada, apakah dia akan kecewa, dan mencekikku mati?"

Tiba-tiba dia memegang tangan Susi: "Susi, kalau tidak kamu bantu aku beritahu dia boleh tidak? Sekarang dia malas mendengarkanku, dia pasti tidak percaya."

"Jangan, hal seperti ini jangan minta bantuanku." Susi menyingkirkan tangannya, lalu duduk lebih mundur: "Kalau saja hal ini tidak sesuai tebakan kita, dan bukan fakta, Claudius pasti akan mencelakaiku."

"Kamu itu istri Henry Qiao, dia tidak mungkin bisa macam-macam kan?" Josephine menatapnya: "Susi, bukankah sebelumnya kamu mengatakan kepadaku, kalau anakku itu anak perempuan yang sehat."

"Itu bukan..." Susi merendahkan bahunya: "Itu memang kubilang untuk menenangkanmu."

"Susi!" Josephine berdiri dari sofa, melototinya: "Perkataanmu yang mana yang benar?"

Susi merasa bersalah: "Jujur saja, aku tidak begitu yakin, jadi yang kamu khawatirkan itu benar, lalu kalau Claudius sudah tahu dan akhirnya hasilnya nol, dia pasti akan mengira kalau kamu sengaja membohonginya, dan pasti akan semakin membencimu."

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu