Istri ke-7 - Bab 66 Tidak ada habisnya (2)

****

Malam hari, Claudius Chen tidur diranjang pasien, Josephine Bai memeluk selimut dan berbaring diatas sofa . Lagipula tubuhnya kecil, tidur diatas sofa tidak terlalu sempit.

Punggung Claudius Chen diatas ranjang menghadap kearahnya, terlihat sangat tenang, juga tidak tahu sebenarnya dia sudah tidur atau belum.

Josephine Bai yang baru berbaring tidak sampai satu jam, punggungnya sudah pegal, agar tidak mengganggu Claudius Chen, berhati-hati membalikkan badan, dia pikir sofa bukan tempat untuk orang berbaring, setelah seluruh tubuhnya masuk kedalam membalikkan badan pun susah.

Sesaat angin kecil berhembus, membawa wangi bunga yang samar-samar tercium, aroma yang seharusnya wangi, Josephine Bai malah bersin.

Semalaman, Josephine Bai terus membalikkan badan kalau tidak terus bersin, sangat tidak mengenakkan. Sampai langit perlahan menjadi terang dan merasa sangat ngantuk akhirnya tertidur.

Karena tidak tidur dengan baik, seluruh isi mimpinya bukan hal yang baik, dia bahkan memimpikan anak bayi yang baru lahir di malam yang gelap melambaikan tangannya menangis, memanggil-manggil ‘Ibu’.

Anak ini terlihat sangat tidak berdosa, sangat kasihan.

Jam 8 pagi, dokter datang tepat waktu untuk memonitor keadaan, Josephine Bai didorong orang hingga terbangun.

Dia membuka mata melihat seorang dokter yang berdiri, dan orang yang mendorong membangunkannya adalah Sally Lin.

“Maaf, aku bangun kesiangan.” dia bergegas bangkit dari sofa, sambil menggulung selimut dan meletakkan nya di sudut sofa.

Sungguh gawat, dia tertidur sampai dokter datang memeriksa.

Kepala rumah sakit sendiri yang memimpin beberapa ahli untuk memeriksa Claudius Chen, setelah mengucapkan perkataan yang menyanjung dan sopan lalu meninggalkan kamar pasien, lalu Sally Lin sendiri yang memasangkan infus untuk Claudius Chen.

Dalam kekosongan ini, Josephine Bai melipat selimutnya, sambil bersin.

Claudius Chen yang semalaman terganggu olehnya akhirnya tidak tahan dan mengerutkan dahit:” Kamu sudah selesai atau belum?”

Wajah Josephine Bai menjadi panas, dengan rasa bersalah meminta maaf:” Maaf, aku alergi serbuk bunga.”

“Alergi serbuk bunga?” Setelah Sally Lin membereskan peralatannya sambil tertawa, melihat bunga di atas meja dua buket besar bunga lily: “ Kenapa kamu masih menaruh bunga dikamar? Aku bantu bawakan keluar.”

“Tidak, Tidak perlu.” Josephine Bai buru-buru menolak:” Aku tidak apa-apa, bersin beberapa kali akan terbiasa.”

Claudius Chen tidak menyukai bau densifektan, jadi dia tidak boleh membawa pergi bunga itu.

Sally Lin menganggukkan kepala, lalu menggunakan dagunya menunjuk termos nasi diatas meja “Pagi ini aku membuatkan bubur yang bergizi, cukup untuk dua orang, kalian makanlah selagi panas.”

“Terima kasih, merepotkanmu mengantarkan sarapan untuk kami.”

“Tidak perlu sungkan, setelah aku menikah dengan Joshua Shen kita adalah satu keluarga.” Sally Lin kembali tersenyum.

Setelah Sally Lin pergi, Josephine Bai pergi ke kamar mandi mandi dan mengganti baju, membersihkan dirinya, saat bersiap keluar dari kamar mandi, teleponnya berbunyi.

Nomor yang ditinggalkan orang yang membuat janji, Josephine Bai menggigit bibirnya teleponnya terus berbunyi, otaknya sangat kacau

Jika dipikirkan juga kebetulan, setiap kali memutuskan untuk mengaborsi anak ini, Claudius Chen pasti sedang tergangggu. Apakah berkatian dengan takdir yang misterius itu? Apakah sedang menghantui hubungan mereka ayah dan anak yang tidak terpisahkan?

Dia kembali teringat mimpi yang mengerikan itu, teringat bayi yang sangat cantik melambaikan tangan kepadanya memanggil ’Ibu’ dengan ekspresi kasihan.

Tangan kecilnya perlahan memegang perutnya, jika setelah tiga bulan sudah dipastikan akan mengembalikan posisi nona muda keluarga Chen kepada Shella Bai, jika dia menginginkan anak ini, seharusnya boleh kan?

Sekarang adalah musim gugur, setelah tiga bulan perutnya tidak akan banyak besar dibandingkan sekarang, terlebih setelah memasuki musim dingin memakai pakaian lebih banyak akan semakin sulit ketahuan oleh orang lain.

Meskipun melakukan hal ini resikonya sangat besar, tapi lebih baik dibandingkan membunuh anak ini saat masih dalam kandungan.

“Maaf, aku tidak ingin melakukannya lagi.” dia mengatakan kepada asisten dokter dibalik telepon.

Keluar dari kamar mandi, Josephine Bai heran melihat bunga lily di atas meja dan di dekat jendela sudah dibuang ke tempat sampah, dengan suara rendah, dengan cepat menuju tempat sampah bertanya:” Kenapa membuang bunga itu?”

“Demi memperoleh lingkungan yang tenang.” Claudius Chen bicara sambil membalikkan majalah di tangannya tanpa mengangkat kepalanya.

Josephine Bai tahu yang dia maksud adalah soal dirinya yang tidak berhenti bersin-bersin, Josephine Bai merasa sedikit bersalah. Semula ingin memberikan lingkungan yang penuh aroma bunga kepadanya, tak disangka dirinya tidak berguna, bahkan tidak bisa melawan aroma bunga.

Hari yang panjang, Claudius Chen yang dikurung paksa di kamar pasien merasa seperti didalam penjara, sangat bosan.

Josephine Bai melihatnya sangat kesal, setelah memikirkannya lalu bertanya:” Tuan muda, apakah kamu bisa bermain game?”

“Game apa?”

“Semacam perjalan mencari harta karun.”

“Tidak bisa.” Claudius Chen menunjukkan ekspresi wajah yang merendahkan.

“Sangat seru, berikan HP mu, aku bantu kamu download sebuah aplikasi lalu mengajarimu bermain.” Josephine Bai tidak menunggu perseetujuannya, lalu mengambil HP nya yang terletak diatas meja, mulai mendownload aplikasi game.

Claudius Chen semula ingin menolaknya, memikirkan Nenek Tua Chen tidak hanya mengurungnya disini, juga mengosongkan semua pekerjaanya, jika tidak mencari hiburan, tiga hari yang sangat panjang ini sungguh sangat sulit dijalani.

Setelah selesai mendownload aplikasi, Josephine Bai mendaftarkan sebuah ID bernama Tuan muda Chen, dan memasukkannya ke dalam semua grup yang ada dirinya.

Dia menjelaskan dengan sangat mendetail, Claudius Chen yang pintar, setelah mempelajarinya sangat cepat sudah menguasainya. Josephine Bai sangat puas dengan kepribadiannya yang cepat mahir ,berseri-seri berkata:” Kelak kamu ikut denganku dan suamiku saja, kami akan bersamamu bersama-sama melawan BOSS dan memperoleh peralatan, dengan kepintaranmu dengan sangat cepat dapat naik level.

“Siapa suamimu?” Claudius Chen tiba-tiba bertanya.

“Ice Man”

“……”

Josephine Bai tidak menunggu jawabannya, memiringkan kepala baru menyadari wajah Claudius Chen yang tidak senang sedang melihatnya. Otaknya kosong sebentar , segera menjelaskan: ”Tuan muda kamu jangan salah paham, ini hanya peraturan permainan, tokoh pemain dalam game sudah mencapai level tertentu boleh menikah, banyak sekali teknik memerlukan suami istri bekerja sama agar bisa mendapatkannya. Nanti setelah levelmu cukup, kamu juga boleh mencari pemain wanita dan menikah untuk mengumpulkan teknik.

“Berapa lama kalian menikah? Apakah sudah melakukan hubungan suami istri? Apakah sudah melahirkan anak?

“……”sekarang gantian Josphine Bai yang tidak bisa berkata apa-apa.

Apakah bisa tidak seserius ini, Hajar!

Claudius Chen juga tidak menunggu jawabannya, membali mengalihkan pandangannya ke layar HP mulai melawan BOSS.

Josephine Bai diam-diam menghembuskan nafas, mengambil HP nya juga mulai bermain.

Dia tidak sering bermain game, juga tidak terlalu suka, saat masih disekolah kadang-kadang bermain menggunakan akun ini. Kemudian selalu sibuk dengan urusan kelulusan, lalu menikah ke keluarga Chen, dia juga tidak memiliki suasana hati untuk bermain game.

Ice Man khawatir dan bertanya kemana dia selama ini, apakah telah terjadi sesuatu, kenapa tidak login server. Demi tidak menimbulkan kecurigaan Claudius Chen, dia sengaja menghiraukan kekhawatiran Ice Man.

Malah Tuan Muda Chen yang elegan, dengan memegang pedang besar, berkata:”Dia pergi menikah.”

Josephine Bai sangat malu, mulai menyesal kenapa dia mengajak Claudius Chen masuk ke kelompoknya.

“Tuan Muda Chen hati-hati! Josephine Bai perkata pelan, melihat Claudius Chen jatuh ke lantai ditebas oleh Ice Man. Dia tidak bisa berkata apa-apa melihat Claudius Chen didepannya:” Bukankah sudah aku katakan, sekarang kita adalah teman satu tim, tidak boleh mengeluarkan pedang dan memenggal kepala kapten, sekarang lihat kamu sudah mati ditebas oleh orang lain.”

Pria ini, satu satunya orang dari puluhan ribu orang setelah hidup lama, bahkan bermain game juga ingin menunjukkan sifatnya yang bossy dengan jelas.

“Tidak mau main lagi, tidak ada artinya.” Claudius Chen melemparkan HP nya di atas meja, kembali berbaring diatas ranjang.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu