Istri ke-7 - Bab 244 Paman Claudius adalah papa sebenarnya (4)

Dia bagaimana mungkin membahayakan Jesslyn demi menyelamatkan Claudius? Dia bagaimana mungkin seegois itu? Kalau terjadi sesuatu dengan Jesslyn, kalaupun Claudius bisa diselamatkan, dia dan Claudius juga akan menyalahkan diri seumur hidup!

"Tidak bisa, terlebih lagi tidak hanya hari ini, 3 hari lagi juga harus ambil sekali lagi."

"Tidak bisa, kalau begitu Josephine tidak akan bisa bertahan." Josephine menggelengkan kepala sambil menangis: "TIdak boleh membiarkan Jesslyn mengambil resiko ini, tidak bisa...."

"Kamu pikirkan sendiri." Henry Qiao berkata: "Tapi aku perlu peringatkan kamu, kalau lewat hari ini, Claudius benar tidak akan bisa diselamatkan lagi."

"Tidak...."

"Ibu....." Jesslyn keluar dari pelukan Josephine, kemudian menyeka air mata di wajah Josephine dengan tangan kecilnya: "Aku tidak takut sakit, aku ingin menolong ayah dengan darahku, aku mau ayah bangun...."

"Jesslyn....." Josephine menatapinya dan menggelengkan kepala: "Ini bukan masalah sakit atau tidak, ini masalah nyawamu."

"Aku tidak takut, aku mau menjadi anak yang berani, aku mau membantu ayah sembuh." Jesslyn berkata dengan serius.

Josephine melihat Jesslyn yang pintar, dia merasa semakin sedih.

Terdengar suara ketukan pintu, kemudian terdengar suara dokter Zhang: "Tuan muda Qiao, sudah selesai?"

Henry Qiao melirik sejenak pintu kantor, kemudian melihat ke arah Josephine: "Aku sedang menunggu jawaban Nona Bai."

Pikiran Josephine berantakan dilihat Henry, di dalam otaknya hanya terdengar suara: "Apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan...."

Mau dia mengambil keputusan sebesar ini dalam waktu yang pendek ini, dia tidak ingin Claudius meninggal, juga tidak ingin membahayakan nyawa Jesslyn, keduanya adalah orang yang paling penting baginya, dia sangat susah membuat keputusan.

"Ibu, kamu setuju saja dengan perkataan paman, aku pasti bisa...." bahkan Jesslyn juga sedang mendesaknya.

"Jesslyn, kamu benar-benar bersedia melakukan ini?"

Jesslyn mengangguk: "Aku bersedia, karena aku tidak ingin kehilangan ayah, aku mau menjadi malaikat penyelamat ayah. Ibu, ayah sangat menyayangiku, dia membawaku pergi makan manisan, membawaku pergi ke taman bermain, dan juga menyelamatkanku dari orang-orang jahat."

Begitu Marco memberitahunya kalau ayah kandungnya sudah mau meninggal, dia langsung setuju.

Josephine bimbang sejenak, akhirnya mengangguk: "Baik, kalau begitu biarkan Jesslyn menyelamatkan ayahnya."

Henry melihat Jesslyn yang sangat pintar, dia juga merasa terharu, sebenarnya dia juga sangat tidak tega melakukan ini.

"Bawa Jesslyn ke ruang pengambilan darah." Henry berdiri dari kursi, mengulurkan tangan mau menggendong Jesslyn, Josephine malah memeluk Jesslyn dan menghindari tangannya, berdiri dan menggendong Jesslyn ke ruang pengambilan darah.

Setelah sampai ke ruang pengambilan darah, Henry mengeluarkan susu jujube dari tas ransel Jesslyn: "Sini, Jesslyn minum susu dulu."

Jesslyn menerima dan dengan taat meminum susunya, kemudian mendongak dan bertanya: "Paman, aku ingin paman yang menyuntikku, boleh tidak?"

"Baik, paman yang suntik." Henry setuju.

"Ibu peluk kamu." Josephine menahan air matanya, kemudian menggendong Jesslyn duduk di kakinya.

Meskipun Jesslyn terlihat sangat berani, tapi ketika jarum suntik masuk ke pembuluh darahnya, dia pun tidak bisa menahan sakit dan menangis.

"Jesslyn jangan menangis, Jesslyn adalah anak yang berani, kan?"

"Tapi benar-benar sangat sakit." Jesslyn berkata dengan mata penuh air mata.

"Paman tahu sangat sakit, tapi Jesslyn sangat pemberani, apakah Jesslyn sudah tidak ingin menjadi malaikat penyelamat ayah?"

"Ingin...." Jesslyn mengangguk, akhirnya tidak menangis lagi.

Darah Jesslyn masuk ke sebuah mesin khusus setetes demi setetes, tidak seperti donor darah biasa yang ditampung di sebuah kantung, yang artinya, Jesslyn harus mempertahankan jarum di tubuhnya untuk waktu yang sangat lama.

Josephine sedih sampai tidak bersuara, dia bahkan tidak berani bernafas secara keras, tidak berani memperlihatkan Jesslyn air matanya yang mengalir deras.

Waktu berlalu secara perlahan, demi mengalihkan perhatian Jesslyn, Josephine pun secara susah payah menenangkan suasana hatinya, memeluk Jesslyn dan berkata: "Sayangku, bagaimana kalau ibu bercerita untukmu?"

"Baik, ibu mau bercerita tentang apa?" suara Jesslyn jelas terdengar sedikit lemah.

"Bagaimana kalau kita bercerita tentang ayah dan ibu?"

"Baik...."

Josephine berpikir sejenak, kemudian mulai bercerita: "Mmm.... Awal mula ceritanya seperti ini, ayah ibu awalnya tidak saling kenal, akhirnya di bawah susunan nenek buyut kita pun menikah, tapi ibu dan ayah tidak pernah bertemu, mereka berkata ayah sangat sangat jelek, dan sering sakit, saat itu ibu sangat takut, juga sangat penasaran seberapa jelek sebenarnya ayahmu."

"Apakah ayah jelek?" Jesslyn bertanya bingung.

"Menurutmu?"

"Aku merasa ayah sangat tampan."

"Benar, oleh karena itu, rumor tidak bisa dipercaya, kemudian setelah ibu bertemu dengan ayah, ibu langsung suka dengannya, kemudian perlahan-lahan mencintainya, kemudian lagi hamil kamu." Josephine mencium kening Jesslyn: "Yang artinya Jesslyn sudah ada di perut ibu, mengerti?"

"Mengerti...."

"Kemudian lagi Jesslyn pun lahir, sebenarnya ayah dan ibu sangat mencintai Jesslyn, tapi karena berbagai alasan ayah dan ibu tidak bisa menemani Jesslyn bersama, Jesslyn pun hanya bisa hidup bersama dengan Paman. Hari-hari dimana tidak bisa bertemu Jesslyn, ayah dan ibu sangat merindukan Jesslyn, sayang, kamu dengar? Ayah dan ibu sangat mencintaimu."

"Jesslyn juga mencintai ayah dan ibu....." suara Jesslyn semakin melemah.

Josephine merasakan sudut kening Jesslyn keluar keringat dingin, kesadarannya juga semakin melemah, waktu juga sudah lewat 30 menit sejak pengambilan darah dimulai, Josephine panik, dia mendongak melihat Henry: "Masih perlu berapa lama? Jesslyn sudah tidak bisa bertahan lagi."

Henry dari awal sudah tidak berani melihat Jesslyn, dia takut hatinya melunak.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu