Istri ke-7 - Bab 264 Ending 7 (1)

Josephine Bai duduk bersila di tempat tidur, matanya menatap Claudius Chen, yang berdiri di depan cermin rias.

Josephine Bai tiba-tiba teringat hari-harinya bersama Claudius Chen di masa lalu. Claudius Chen terlihat sama tampan dan menawann seperti saat Josephine Bai melihatnya untuk pertama kalinya.......

Semua kata-kata yang ada, tidak cukup untuk menggambarkan Claudius Chen saat ini!

Claudius Chen menarik dasi. Saat berbalik badan, dia menemukan bahwa Josephine Bai sedang melamun menatap dirinya, "Ada apa? Tadi malam belum puas?"

Josephine Bai sadar dan berkata, "Apa katamu?"

“Kalau begitu mengapa melihatku seperti itu?” Claudius Chen membungkuk dan mencium bibirnya.

"Aku hanya sedang berpikir ... Apakah kamu benar-benar siap untuk pergi ke pengadilan hari ini?" Kata Josephine Bai dengan agak cemas.

Hari ini adalah hari persidangan Henry Qiao, hari pengadilan mengumumkan hukumannya.

"Sayang, bukan aku yang mengatur hukum dan pengadilan negara ini.” Claudius Chen tersenyum dan meremas hidung kecilnya: "Jangan anggap suamimu terlalu hebat."

"Maksudku ....... kamu dan Susi benar-benar ....."

"Ya," Claudius Chen memotongnya. "Apakah kamu ingin pergi bersamaku? Melihat ekspresi wajah Henry Qiao yang konyol dan kesepian."

“Aku tidak akan pergi.” Josephine Bai langsung berkata.

"Baiklah, kau tinggal di rumah bersama Jesslyn," kata Claudius Chen, membelai kepalanya, "Cepat gosok gigimu, lalu turun ke bawah untuk sarapan."

Setelah itu, Claudius Chen berjalan ke luar kamar.

Suara ceria Jesslyn datang dari luar pintu: "Ayah, aku sudah lama menunggumu!"

"Bayi kecilku menungguku untuk apa?" Claudius Chen tersenyum, dan suara tawa ayah dan anak perempuan itu berangsur-angsur tidak terdengar lagi.

Josephine Bai bergegas turun dari tempat tidur dan bersiap-siap.

Saat dia turun ke lantai bawah, ruang makan sudah sangat ramai. Nenek Tua Chen berkata kepada Jesslyn sambil menuangkan susu untuknya, "Ini untuk Jesslyn. Minumlah lebih banyak susu supaya tumbuh dengan gemuk dan putih."

"Apakah Nenek akan minum bersamaku? Nenek juga akan menjadi gemuk dan putih," Jesslyn tersenyum.

"Oke, oke .... Nenek akan menjadi gemuk seperti Jesslyn," Nenek Tua Chen mengangguk. Setelah menyesap susu, dia mengangguk dan tersenyum seperti anak kecil: "Ah... Enak sekali."

Claudius Chen mengulurkan tangan dan memberi Josephine Bai cangkir, berkata, "Kamu juga harus menjadi gemuk bersama mereka."

"Aku tidak mau, aku ingin menjadi kurus dan cantik." Josephine Bai mengembalikan susu itu kepadanya: "Minumlah."

Setelah sarapan, Claudius Chen siap untuk pergi, dan Josephine Bai mengambil tas di sofa.

Claudius Chen meliriknya dan tersenyum, "Hei? Bukannya tidak mau pergi?"

"Aku ikut saja," kata Josephine Bai.

"Apakah kamu yakin?"

"Ya," Josephine Bai mengangguk.

Claudius Chen menggandeng tangannya dan mereka berjalan ke arah garasi mobil.

-----

Keduanya tiba di pengadilan kurang dari sepuluh menit sebelum persidangan, Josephine Bai duduk di ruang duduk dan melihat sekeliling, tetapi tidak melihat Susi. Dia mencondongkan tubuh ke arah Claudius Chen dan bertanya, "Dimana Susi? Kenapa dia belum datang?"

Claudius Chen sedang membaca materi yang diserahkan oleh pengacara, dan menjawab dengan santai: "Aku tidak tahu, mungkin belum tiba, atau berubah pikiran."

"Mungkinkah dia berubah pikiran?" Josephine Bai menyatakan keraguan.

"Aku belum menghubunginya baru-baru ini. Kamu harus bertanya padanya."

Josephine Bai memandangnya dan tampak curiga: "Mengapa kamu tidak peduli sama sekali? Jika dia tidak datang, bukankah kamu akan kalah?"

Claudius Chen menatapnya, "Jadi, bagaimana dengan kamu? Jika Susi tidak datang, bukankah kamu bahagia?"

“Siapa bilang,” Josephine Bai mendengus kembali.

Meskipun dia tidak ingin Susi dan Henry Qiao sampai menjadi seperti ini, Claudius Chen adalah suaminya, tetapi dia selalu membantu orang lain, ini juga tidak mudah baginya.

Josephine Bai mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor Susi. Susi tidak dapat dihubungi, dan dia tidak tahu apakah Susi datang.

Dia tidak melihat Susi sampai sidang dimulai, Josephine Bai pun masuk ke dalam ruangan.

Josephine Bai melihat Nyonya Qiao di antara penonton, dia juga melihat Marco Qiao di kursi roda.

Nyonya Qiao dan Marco Qiao juga melihatnya, ekspresi Marco Qiao masih tenang, tetapi Nyonya Qiao menatapnya dengan penuh kebencian.

Sebelum pengadilan, Nyonya Qiao mendatangi Claudius Chen, tetapi Claudius Chen dengan tegas menolaknya. Tidak heran tatapan Nyonya Qiao terhadapnya dan Claudius Chen seperti ini sekarang.

Josephine Bai tidak berani menatap mata keduanya, dan dengan tidak nyaman menundukkan kepalanya.

Dia tidak bisa berbicara pada Claudius Chen, juga tidak bisa membujuk Susi. Dia berpikir, Marco Qiao pasti sangat kecewa padanya.

“Claudius Chen, kamu benar-benar tidak bisa memaafkan Henry?” Nyonya Qiao memohon dan menangis.

Marco Qiao menghentikannya: "Bu sudahlah, tidak berguna, mari kita jalani saja.”

Nyonya Qiao tidak menyerah dan memohon: "Kamu dan Henry adalah teman baik sejak kecil."

Teman baik? Claudius Chen menggelengkan kepalanya dan tertawa.

Marco Qiao menyerahkan tissue kepada Nyonya Qiao dan menghiburnya: "Jangan memohon padanya, dia tidak akan setuju."

Nyonya Qiao hanya menangis.

Setelah dimulainya persidangan, Henry Qiao dibawa masuk.

Ketika melihat anaknya, Nyonya Qiao tidak bisa berhenti menangis.

Josephine Bai mengambil sekotak tissue dari tas dan menyerahkannya kepada Marco Qiao, Lalu berkata dengan nada meminta maaf kepadanya: "Maafkan aku ......."

“Tidak apa-apa.” Marco Qiao membalas dengan tenang.

Josephine Bai tidak punya waktu untuk mengatakan apa-apa lagi, dia telah ditarik kembali oleh Claudius Chen.

Dia memandang Claudius Chen, ekspresinya menunjukkan ketidakpuasan.

Sebagai penggugat, Claudius Chen tidak duduk di posisi penggugat, tetapi mempercayakan pengacaranya untuk menanganinya.

Claudius Chen memandang Henry Qiao, memikirkan tentang bagaimana dia menyembunyikan Josephine Bai dan Jesslyn, dan pada saat yang sama menemaninya minum, dia tidak bisa merasa simpati sedikit pun.

Ketika juri mendengar keterangan saksi, juri meminta saksi penggugat untuk maju. Orang pertama yang maju adalah perawat dari Rumah Sakit Qiao.

Setelah Perawat memberikan kesaksiannya, penggugat menyetujui saksi kedua penggugat.

Mata semua orang tertuju pada pintu masuk, dan jelas bahwa penggugat dan terdakwa sangat menunggu-nunggu penampilan saksi berikutnya.

Josephine Bai tanpa sadar meremas sudut tasnya dan jantungnya berdetak lebih cepat.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu