Istri ke-7 - Bab 80 Salah Paham Terhadapnya (1)

Langkah Claudius terhenti, dia berbalik badan dan menatapi Pengurus He : “Bagaimana Pengurus Wang bisa mengetahuinya?”

“Dia……”

Muka Claudius berubah : “Nenek yang menyuruhnya?”

“Hmm......” Pengurus He tersenyum karena malu : “Tuan muda, kamu jangan marah, Nyonya melakukan ini untuk kebaikanmu, dia takut......kamu terjadi sesuatu.”

“Setiap kali bilangnya demi kebaikanku!” Claudius marah besar : “Pergi jalan-jalan saja masih harus menyuruh orang untuk membuntutiku, apakah aku masih punya kebebasan?”

“Tuan muda......”

“Kamu beritahu dia! Jika seperti begini lagi......aku.......tidak akan keluar rumah selamanya lagi.” Dia melemparkan kalimat itu kepada Pengurus He.

Pengurus He bergegas mengiyakan, lalu menganggukkan kepala kepadanya dan bergegas menghilang dari hadapannya.

Melihat sosok Pengurus He yang sepertinya nurut, Claudius menghirup nafas karena tidak berdaya, sebelum kejadian ini, sudah berapa kali dia ribut dengan Nenek karena hal seperti ini. Namun bagaimanapun dia protes, Nenek selalu menyiapkan mata-mata disampingnya, dan alasannya selalu demi kebaikannya.

Dia mengerti bahwa nenek melakukan ini demi kebaikannya, tapi.....tidak ada orang yang akan suka rasa selalu diawasi!

Claudius berdiri dikoridor dan merenung sejenak, dia kembali melangkah, namun bukan kearah lift, melainkan kearah kamar pasien Josephine.

Setelah kejadian tadi, Josephine marah hingga kedua matanya kabut karena air mata, dia berdiri dari kursi dan berjalan perlahan kearah tempat tidur dengan memegang tempat tidur.

Meskipun tidak melukai tulang, namun rasanya tetap sakit sekali ketika berusaha untuk menggerakkannya, setelah istirahat sejenak disamping meja, barulah dia sedikit menyesuaikan diri dan menuangkan air untuk diminum.

Setelah selesai minum air, dia ingin istirahat di atas tempat tidur, namun kaki kirinya yang terluka tidak bisa diangkat keatas tempat tidur, rasa sakit membuatnya keringatan......

Josephine, bisakah kamu tidak takut sakit seperti begini? Dia meremehkan dirinya sendiri. Lalu dia mengeluarkan tenaga, rasa sakit yang luar biasa langsung menghantamnya, dia lalu terjatuh kelantai.

Namun Josephine tidak putus asa, malah dia mempunyai jiwa semakin banyak kegagalan semakin kuat. Dia memegang tempat tidur dan berusaha untuk berdiri, tidak tidak percaya bahwa dirinya begitu tidak berguna, hingga dirinya tidak bisa kembali ketempat tidurnya sendiri!

Claudius yang berada didepan pintu akhirnya tidak bisa melihatnya lagi, dia lalu mendorong pintu masuk dan tanpa berkata apa-apa dia mengendongnya dari lantai keatas tempat tidur.

Josephine tercengang, melihat Claudius yang berada didepannya ini, dia sampai mengira bahwa ini adalah halusinasi dirinya.

Bukankah dia sudah pergi? Mengapa dia kembali lagi?

Claudius meletakkannya diatas tempat tidur, dia meliriknya, lalu menyindirnya : “Bukankah kamu sangatlah kuat? Mengapa naik keatas tempat tidur saja tidak bisa?”

“Ini bukan urusanmu!” Josephine melototnya dan bergegas menghapus air mata di wajahnya, dia tidak boleh membiarkan Claudius melihat air matanya, dia tidak boleh memberikan kesempatan kepadanya untuk menertawakannya.

Namun air matanya sudah terlihat oleh Claudius dari tadi, Claudius juga tidak membongkarnya, dia hanya menarik selimut dan menutup badan Josephine.

Setelah berinteraksi dengan Josephine selama ini, Claudius mengerti sifat Josephine, sebenarnya dirinya tidak lah kuat dan tabah, tapi selalu keras kepala.

Sifat seperti ini terkadang membuat lelaki suka, terutama lelaki yang sangat mementingkan harga diri sepertinya.

Josephine meliriknya dan berkata : “Mengapa kamu kembali lagi? Masih tidak cukup pertengkaran tadi?”

Claudius tentu saja tidak akan mengakui bahwa dia telah mengetahui dirinya salah paham terhadap Josephine, apalagi mengakui bahwa dirinya merasa bersalah terhadapnya. Malahan dia berkata : “Jika bukan karena nenek mengancamku untuk melayanimu disini, aku sudah pergi dari tadi.”

“Kamu melayaniku?” Josephine seakan-akan mendengar sebuah lelucon yang lucu.

“Apa maksudmu?” Claudius mengerut kan keningnya, apa ekspresinya ini? Tidak suka dengannya?

“Jika kamu bisa mengurangi untuk membuatku marah, aku sudah sangat berterimakasih kepadamu.” Lalu Josephine melambaikan tangannya dan menunjuk kearah pintu kamar pasien : “Tuan muda, jika kamu tidak ingin melihatku mati karena marah, maka tolonglah untuk segera meninggalkan tempat ini.”

Dia tidak lupa menambahkan : “Tenang saja, aku akan bicara dengan nenek nanti.”

“Bicara? Apa yang akan kamu bicarakan?” Claudius tidak menghiraukannya : “Jangan mengira bahwa belakangan ini nenek baik terhadapmu, maka kamu sudah menaklukkan hatinya, kuberitahu kamu, hati nenek dibuat dari besi, dia tidak pernah menyukai siapapun seumur hidupnya.”

Josephine kehabisan kata-kata, tapi memang benar perkataannya.

Nenek Chen baik kepadanya bukan karena menyukainya, melainkan karena janin didalam perutnya, dia sangat sadar dengan hal ini.

Josephine juga tidak ingin banyak bicara dengannya, dia berbalik badan dan mulai bermain handphone.

Dan Claudius juga tidak bermaksud untuk terus bertengkar dengannya lagi, dia berjalan kearah sofa dan duduk diatasnya.

Setelah sejenak didalam kamar pasien, Claudius sudah bosan, dia berdiri dan berkata kepada Josephine : “Aku akan keluar untuk mencari makan, kamu ingin makan apa?”

“Terserah.” Josephine bahkan tidak membalikkan kepalanya.

Claudius tidak menerima jawabannya : “Tidak ada kata terserah.”

“Aku ingin makan Dim Sum.” Meskipun dia baru saja makan nasi, namun karena suasana hatinya yang buruk, dia tidak makan terlalu banyak, sekarang juga sepertinya sedikit lapar.

Claudius meninggalkan rumah sakit, dia mencari sebuah toko Dimsum disekitar dan memasukinya, didalam sana variasi dimsum beragam, setiap variasi dia beli sedikit, sebelum pergi, dia tertarik dengan eskrim.

Melihatnya tertarik dengan eskrim, waiter tersenyum kepadanya dan berkata : “Tuan, rasa eskrim disini lumayan enak, kamu boleh mencobanya.”

Claudius terpikiran eskrim Josephine yang rusak tadi pagi, lalu bertanya kepada waiter : “Apakah bisa take-away?”

“Tentu saja bisa, kami ada kotak spesial untuk membungkusnya, tapi tidak disarankan terlalu lama.”

“Kalau begitu bungkusin beberapa untukku.”

“Baik, anda lebih suka rasa apa?”

Claudius merenung sejenak, dia tidak tahu apa rasa yang disukai oleh Josephine, lalu dia mendorong kacamata hitamnya karena sedikit malu lalu bertanya kepada waiters : “Biasanya......rasa apa yang lebih disukai gadis?”

“Hmm.....” waiter terdiam : “Rasa yang disukai oleh setiap wanita berbeda-beda, ini susah untuk dibicarakan.”

“Kalau begitu kasih aku satu per rasa.”

“Huh?”

“Ada apa?”

“Tuan, bukankah ini......sedikit terlalu banyak?” rasa disini total ada 24 rasa, dan harganya juga sedikit mahal.

“Tidak apa-apa, dia jago makan.”

“Oh, baiklah.” Waiter menganggukkan kepalanya, sambil menundukkan kepalanya untuk mencongkel eskrim, dia sambil iri terhadap wanita ini, benar-benar bahagia sekali!

Setelah selesai membungkus dimsum dan eskrim, waiter memberikan dua buah kantong yang besar sekali kepada Claudius sambil mengingatkannya : “Tuan, jangan lupa untuk meletakkan eskrim yang tidak habis dimakan kedalam kulkas.”

“Baik, terima kasih.” Claudius menerima kedua kantong besar itu dan berbalik badan meninggalkan toko tersebut.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu