Istri ke-7 - Bab 88 Tak Akan Berubah (2)

Setelah mereka saling bunuh untuk beberapa saat, Claudius menyerang diam-diam hingga darah Ice Man habis. Tak lama, di kolom obrolan muncul sebuah kalimat: "Tahukah kau apa yang paling hina dalam dunia game? Menyerang diam-diam!"

"Kukira kau akan bilang merebut istri," jawab Claudius cepat, "Oh ya, aku hanya tertarik tentang merebut istri, tidak tertarik untuk menjadi pria yang disenangi setiap orang dalam game."

"Kau bilang kau adalah suaminya, apa kau punya bukti?"

"Apakah menyebutkan ukuran tubuhnya termasuk bukti?"

"Dada 36, pinggang 24, pinggul 36."

"Kau benar-benar suaminya…?"

Josephine melihat kalimat itu, langsung mengitarinya dan merebut ponselnya.

Claudius meliriknya, lalu melepas headsetnya. "Sudah puas mengintip?"

Ternyata Claudius dari awal sudah menyadari kehadirannya, Josephine pun malu hingga wajahnya memerah, ia melirik ponsel Claudius dan berkata, "Bukannya kau tak main game? Bagaimana bisa secepat ini naik level?"

"Dengan IQ tinggiku, masa aku perlu beberapa hari dan beberapa malam sepertimu untuk naik level?"

Josephine kehabisan kata-kata, benar-benar pria sombong!

"Apa sebenarnya hubunganmu dengan Ice Man?" Tanya Claudius dengan tatapan tak setuju.

"Apa maksudnya? Hanya bekerja sama dalam game untuk menjadi suami istri palsu kok."

"Kalau murni hanya teman game, apakah ia bisa sepenuh hati mempedulikanmu begini?"

Claudius tadi hanya sembarangan menyebutkan angka, tak disangka ia mendapatkan jawaban seperti ini.

Claudius bangkit sedikit dan mendekat di hadapannya. "Katakan sejujurnya, selain teman game, apa hubunganmu dengannya?"

Josephine berpikir sejenak, lalu menjawab dengan terbata-bata, "Itu… Kita satu sekolah, tetapi ia bilang ia adalah kakak kelas yang lebih tua 3 tahun dariku, ia belajar kedokteran, tidak satu jurusan, lagipula aku tak pernah melihat orang aslinya, tidak tahu apakah yang ia katakan itu benar."

Sejujurnya, awalnya Ice Man yang berinisiatif memasukkannya ke dalam tim, dan juga berinisiatif untuk mengajaknya menikah dan mendapat skill baru bersama.

Saat itu ia tak banyak berpikir, ia merasa semua pemain juga harus mencari orang untuk menikah agar bisa naik level, karena itu ia menerima permintaannya.

Claudius mengangguk, lalu tertawa sinis, "Ternyata LDR diam-diam ya."

"Apa maksudmu?" Tanya Josephine sambil melirik padanya, "Ia orang baik-baik."

Ia baik hingga tak pernah membicarakan hal yang berhubungan dengan perasaan dengan Josephine, ia baik begitu karena saat itu Josephine sedang pacaran dengan Vincent, Josephine pernah bilang kalau ia punya pacar.

Josephine mengambil ponsel Claudius dan memeriksa riwayat online, ternyata ia hampir setiap hari online, Josephine mendongak dan menyindirnya, "Kau masih berani bilang tidak perlu berhari-hari untuk naik level, jelas-jelas kau seperti itu."

Claudius mengambil kembali ponselnya, Josephine mengejeknya, "Tak mungkin Tuan Claudius main game di kantor kan? Tidak baik loh."

"Kau pikir aku sebosan itu?" Tanya Claudius sambil melihat Josephine.

"Jelas-jelas kau online di jam kerja."

"Asisten Huang yang online."

Josephine tak habis pikir, ia tertawa dan bertanya, "Untuk hal semacam ini kau tidak malu memerintah Asisten Huang? Bagaimana kau mengucapkannya?"

"Aku menyuruhnya menyerang ketua tim setiap hari, setiap kali berhasil kutambah gajinya."

Josephine semakin tak habis pikir, karena punya uang ia keras kepala begini, karena punya uang dia jadi tak waras!

Josephine bangkit dan berbaring di kursi di sebelahnya, ia mengambil ponsel dan masuk ke dalam game, saat itu pula ia langsung menerima pesan dari Claudius yang memintanya pergi ke mall.

Josephine menurutinya, ia menyadari seikat mawar di pelukan Claudius, mawar itu berwarna emas dan berkilauan, Claudius berlutut dan melamarnya.

Josephine tertegun, ia menoleh padanya, lalu menekan tombol "tolak".

Claudius mengirim ulang surat lamaran, dan memberikan mawar itu lagi, saat itu pula ia mengirim pesan dalam obrolan pribadi, "Kalau kau berani menolak lagi, malam ini aku tak akan memberimu ampun."

Josephine membalas pesannya, "Apa kau ini sedang memaksaku menikah?"

"Kau boleh anggap begitu."

"Tetapi di mata orang kau sudah menjadi orang ketiga yang tak tahu malu, kalau aku menikah denganmu lagi, kita bisa jadi bahan obrolan orang."

"Aku tak peduli."

"Tetapi aku peduli."

"Kuhitung sampai 3."

Di samping telinganya terdengar suara Claudius. "1, 2, 3…"

"Aku adalah pemain wanita yang bermartabat," kata Josephine lalu membalik badan.

Ia tidak mau dalam kehidupan nyata, bahkan dalam game juga harus menerima tekanan dari Claudius, ia tak akan bertekuk lutut di hadapan harta kekayaan Claudius!

Namun sayang sekali saat ia belum sempat bangkit, Claudius berbalik lebih cepat darinya, ia merangkul pinggang Josephine hingga ia tak dapat bergerak.

Saat Josephine terperangkap dalam pelukannya, ponsel di tangannya telah direbut oleh Claudius.

"Claudius! Dasar tak tahu malu…!" Seru Josephine sambil berdiri dan ingin merebut kembali ponselnya, Claudius malah mengangkat tangannya di atas kepala. Claudius tak hanya tinggi, tubuhnya juga gesit, Josephine tak dapat meraihnya.

Ketika ia telah bersusah payah merebut ponselnya, terlihat kembang api beraneka warna di layar ponselnya, merayakan keberhasilan Claudius melamarnya.

"Claudius! Kau begini jelas-jelas memaksa perempuan baik-baik untuk menikah!" Ujar Josphine marah sambil memelototi Claudius, menyebalkan, waktu itu diam-diam membantunya cerai masih tak masalah, sekarang juga seenaknya menyetujui lamarannya!

Sejak kapan seluruh hidupnya dikendalikan oleh Claudius? Benar-benar tak tahu malu!

"Salah, kau bukan perempuan baik-baik, tapi adalah janda yang telah bercerai, dan meskipun aku memaksamu menikahiku, sebenarnya yang rugi adalah aku," ucap Claudius yang telah kembali berbaring di atas kursi malas sambil bermain ponsel.

"Kau masih merasa rugi?"

"Mengambil barang bekas, bagaimana bisa tidak rugi?"

"Kamu…" Kata Josephine murka, "Aku tak pernah bilang mau menikahimu."

"Sudahlah, jangan terus berputar-putar dalam masalah ini, bersiap-siaplah jadi istri baru," kata Claudius sambil memandangnya sekilas.

Dalam game setiap kali berhasil melamar, otomatis akan muncul kembang api, kemudian pasangan baru akan mendapat hadiah pernikahan. Saat orang sedang melamar, di sekitar mereka, orang-orang akan berkerumun dan menyoraki. Tetapi saat Claudius melamar, ia justru menerima kritik orang-orang.

Mereka tiba-tiba menjadi pasangan suami istri baru yang tak disukai orang-orang.

Josephine dengan kesal memandang Claudius, Claudius merasakan kekesalannya, dengan wajah tak bersalah ia berkata, "Dihujat ribuan orang begini tidakkah kau merasa menggairahkan?"

Josephine kehabisan kata-kata, masih bisa merasa menggairahkan, ia bahkan tak ingin lagi muncul di daerah itu.

Ia ingin namanya tetap heroik sepanjang masa, sebaliknya malah dihancurkan oleh pria ini, kalau tahu begini dari awal tak usah mengajaknya main!

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu