Istri ke-7 - Bab 235 Kuberitahu Satu Rahasia (4)

Tetapi semakin ia sedih, Sally semakin senang dan puas, Sally tertawa jahat dan berkata, "Sudah kubilang, kamu masih bisa menggunakan jantungmu untuk menyelamatkannya, keluarga Chen sudah mencari kekasih takdir selama itu, pasti akan berguna baik sedikit maupun banyak."

"Sally!" Seru Josephine akan menerkamnya dengan emosi yang bergejolak, "kamu benar-benar jahat! Keterlaluan...!"

Sebelum ia menerkam, para polisi yang berjaga di pintu dengan cepat masuk, kemudian menahannya dan berkata dengan serius, "Apa yang kamu lakukan?"

"Kakak polisi, ia mau memukulku," kata Sally sambil menunjuk Josephine yang sedang murka, sengaja memasang wajah memelas, "Ia memakiku, dan mau memukulku, tolong minta ia keluar."

Tanpa mempedulikan awal masalahnya, polisi itu berkata pada Josephine, "Nyonya, tolong ikut kami keluar."

Meski nada bicaranya terdengar seperti meminta, namun sikap mereka sangat memaksa, mereka mencengkeram lengannya dan menariknya ke pintu.

Josephine memandang Sally yang berada di dalam ruangan, sambil ditarik keluar, dengan panik ia memohon, "Sally, jangan seperti ini, Claudius benar-benar tak berdosa, ia sudah bilang ia akan mengganti rugi atas kakakmu, kumohon jangan seperti ini terhadapnya... Ah...!"

Josephine didorong keluar, pintu besi yang tebal itu pun tertutup.

Ia berbalik , namun polisi telah mengunci pintunya.

Kakinya lemas, ia berjongkok di sana, dengan hati hancur ia menangis.

"Kakak ipar, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Joshua yang awalnya menunggu di ruang peristirahatan, melihat Josephine dikeluarkan ia langsung menghampirinya, ia mengamati Josephine yang menangis itu dan bertanya, "Kakak ipar, apa yang Sally katakan padamu? Mengapa kamu menangis?"

Marco masuk, melihat Josephine menangis tersedu-sedu, ia menjulurkan tangan menariknya. "Josephine, apa kamu tidak apa-apa?"

Josephine menggeleng, namun tidak bisa mengatakan apapun saking sedihnya.

Marco menariknya ke lututnya, lalu ia mendongak menatap Joshua dengan marah. "Inikah hasil yang kamu inginkan? kamu jelas-jelas tahu mereka tidak seharusnya bertemu."

"Maaf, kakak ipar, beritahu aku sebenarnya ada apa? Dan Sally bagaimana?" Tanya Joshua tetap mengkhawatirkan Sally.

"kamu tidak lihat ia sudah tak bisa berkata-kata?" Kata Marco sambil menarik Josephine dari lantai, dengan lembut ia berkata, "Josephine, ayo pergi."

Sesampainya mereka di mobil, Paman Liu menyetir secepat mungkin ke bandara, kalau ditunda lagi mereka akan ketinggalan pesawat.

Marco tidak tahu mengapa Josephine menangis sepilu ini, tetapi ia bisa menebak kalau itu ada hubungannya dengan Claudius, karena asalkan ada urusan yang berhubungan dengan Claudius, ia selalu menangis. Kalau Josephine tidak mau mengatakannya, ia juga tidak mau bertanya lebih lanjut, ia hanya membiarkan Josephine tenang dulu.

Mobil mereka berhenti di depan gedung bandara, Paman Liu membopong Marco turun dari mobil, lalu mengeluarkan barang dari bagasi mobil. Karena di sini adalah tempat drop off dan tidak bisa berhenti terlalu lama, Paman Liu segera membawa pergi mobilnya setelah menurunkan mereka.

Setelah memasuki gedung bandara, Marco berkata pada Josephine yang masih melamun, "Josephine, berikan KTP-mu padaku, aku akan mengambil boarding pass."

Kalau itu dulu, Josephine-lah yang akan melakukan semua ini, namun sekarang Josephine berjalan saja menabrak orang, benar-benar...

Josephine menunduk, melihat Marco yang berwajah lembut itu, ia setelah bengong di sepanjang jalan, ia akhirnya menggertakkan gigi, lalu berjongkok di hadapan Marco dan menangis sesenggukan. "Maaf ya, Marco, aku tidak bisa pergi denganmu..."

Benar, ia tidak bisa pergi, tidak bisa membuang Claudius dan pergi ke luar negeri bersama Marco, ia tidak bisa...!

Hati Marco terasa berat, ia menatapnya dan berkata, "Josephine, apa kamu tahu apa yang kamu katakan?"

"Aku tahu, aku tahu jelas apa yang kukatakan," katanya sambil menggenggam kedua tangan Marco dan menangis, "Marco, Sally bilang padaku ialah yang mengendalikan penyakit aneh Claudius, katanya penyakitnya akan bertambah parah, ia bilang Claudius paling lama hanya akan hidup selama 1 bulan..."

Ia tidak bisa melanjutkan lagi, dahinya disandarkan pada lutut Marco, air matanya membasahi celana Marco.

Marco dengan kaget mengusap air mata di wajahnya dan bertanya, "Apa katamu?"

"Sally yang memberitahuku, Marco... Aku takut itu benar, aku takut Claudius tak akan hidup lebih lama..."

"Mungkin Sally membohongimu, untuk menakutimu?"

Josephine menggeleng, "Ia bilang kita akan tahu benar atau tidaknya setelah 1 bulan, bagaimana... Bagaimana ini..."

Marco menghirup napas, lalu mengusap air mata di wajah Josephine dan berkata, "Josephine, kamu ingin kembali ke sisinya, ya?"

Josephine mengangguk sekuat tenaga dan berkata, "Aku ingin kembali ke sisinya, aku ingin menemaninya, merawatnya..." ujarnya terisak, kemudian menggenggam tangan Marco lagi, "Marco, maaf, aku berjanji padamu untuk pergi ke Inggris dan hidup bersama sampai mati, aku tidak ingin menelan ucapanku sendiri, dan aku juga terus berusaha menjadi seseorang yang bisa dipercaya. Tetapi... Maaf... Aku tetap gagal, aku tidak bisa... Aku tidak tega meinggalkannya sendiri tidak terurus. Aku berhutang padamu... Di kehidupan selanjutnya aku akan kembali padamu, oke? Kumohon maafkan aku..."

Melihat kesedihan dan perasaan bersalah di wajahnya, Marco tidak berani menunjukkan kekecewaannya, sebesar apapun itu.

Ia menggenggam tangan Josephine erat-erat, dengan wajah masam bertanya, "Apa kamu yakin mau kembali ke sisinya? kamu jelas-jelas tahu nenek tidak akan membiarkanmu. kamu jelas-jelas tahu Claudius sudah sakit semenjak ia lahir, tidak akan bisa melindungimu, seperti dulu."

Josephine menggeleng, "Aku tidak takut, asalkan aku bisa kembali menemaninya aku tidak takut apa-apa."

Ia seyakin itu, sampai membuat hati orang tersentuh, membuat orang tidak tega menyerangnya.

Marco mengangguk, pelan-pelan ia menghirup napas, kemudian berkata, "Josephine, sebenarnya aku tahu kamu tidak tega meninggalkannya, tidak bisa melepaskannya, aku juga tahu kamu mencintainya dengan begitu dalam. Dan kamu pasti tahu, aku memaksa memilikimu, bukan karena aku egois, tetapi... Aku tidak ingin kamu menerima penderitaan seperti dulu, aku khawatir Claudius tidak mampu melindungimu."

"Aku mengerti..." Ujar Josephine sambil mengedipkan kedua matanya, semakin banyak air mata yang mengalir dari matanya.

"Tetapi kalau kamu sendiri bersedia, aku tidak punya alasan menahanmu," katanya lalu terhenti, lalu ia tersenyum masam, "Sekarang aku hanya punya 1 permohonan, yaitu kuharap kamu menjaga dirimu baik-baik, tak peduli apakah Claudius bisa melalui semua ini... kamu harus baik-baik."

"Tentu," ucap Josephine sambil mengangguk, "Marco, kamu juga, kamu harus jaga diri baik-baik, dalam kehidupan ini aku berhutang padamu, aku minta maaf, aku akan mengingat kebaikanmu seumur hidup. Kuharap kamu akan lebih bahagia dariku, aku juga percaya kamu pasti menemukan wanita yang lebih sederhana, lebih baik, dan lebih mencintaimu..."

"Terima kasih, aku juga percaya pada diriku," ujar Marco sambil tersenyum tipis.

Ia tahu bagaimana kelak masa depannya, tapi saat ini ia hanya ingin Josephine berhenti menangis, berhenti menyalahkan diri.

Marco melepaskan tangannya dan berkata, "Pergilah, kembali ke sisinya."

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu