Istri ke-7 - Bab 109 Berpisah untuk beberapa saat (2)

Dalam waktu setengah hari, mereka sudah tidak saling berbicara, bahkan makan siang juga masing-masing, supaya bisa lebih cepat meninggalkan Surabaya, Claudius mengubah waktu tiket pesawat yang rencananya tidak mau diubah menjadi sore hari ini.

Tiket pulang diubah menjadi jam 3 sore, ketika mereka menunggu di gate boarding, Josephine menelepon Fransiska di toilet, begitu terhubung, Fransiska langsung berkata dengan suara mengejek: "Dengar-dengar kamu lagi-lagi ke Surabaya dengan Claudius? Bagaimana liburannya? Seru? Masih ingat mau menelepon ibu tirimu ini."

Josephine belum sempat berkata apa-apa, nada suara Fransiska langsung berubah: "Sudah kuperingatkan berapa kali, jangan ke tempat seperti Surabaya lagi, kalau Claudius sampai curiga kamu lahir di Surabaya, pasti akan mencurigai identitasmu, nanti Shella bagaimana?"

"Nyonya Bai tenang saja, Claudius sampai sekarang tidak pernah mencurigai identitasku."

"Kalaupun tidak curiga, tapi kamu sering-sering ke Surabaya, lama kelamaan dia juga pasti akan curiga." Fransiska tetap menyalahkan Josephine.

"Tenang saja, dia tidak ada kesempatan ini lagi."

"Apa maksudmu?"

"Kuberitahu satu kabar baik, Nyonya Bai, Claudius sudah setuju aku pulang ke rumahmu untuk menjaga bayi ini, malam ini pulang."

"Yang benar?" begitu Fransiska mendengar kabar ini dia langsung merasa senang.

Beberapa hari ini Fransiska selalu khawatir Josephine demi menjaga posisinya sebagai Nyonya muda keluarga Chen akan menghancurkan rencananya, kalaupun Josephine menerima rencananya, kalau keluarga Chen tidak melepaskan Josephine, rencananya tetap tidak bisa dilaksanakan.

Sekarang dia mendengar tidak hanya Josephine memutuskan untuk memulai rencana ini, bahkan berhasil meyakinkan Claudius untuk membiarkannya pulang, Fransiska tidak mungkin tidak senang.

"Tentu saja benar." Josephine menghela nafas, berkata: "Pesawatku jam 3 sore, tolong kamu langsung ke bandara untuk menjemputku."

"Tentu saja, aku pasti mau menyambutmu secara pribadi, begitu baru seperti ibu dan anak." Fransiska berkata dengan senang, kemudian menambahkan: "Apakah masih ada yang mau kamu pesan? Aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin melakukannya."

"Tidak ada lagi, begini saja." Josephine mengakhiri pembicaraan mereka.

Fransiska begitu buru-buru ingin mengantar Shella ke rumah keluarga Chen, pasti bisa berpikir lebih luas dibandingkan Josephine, jadi Josephine tidak perlu khawatir akan terjadi masalah yang tidak diinginkan.

Setelah keluar dari toilet, Josephine melihat Claudius sedang mengelilingi hall, setelah melihat Josephine, Claudius langsung menghela nafas lega, kemudian dengan nada menyalahkan berkata: "Kamu di luar boleh tidak jangan selalu berlari tidak tahu kemana? Kamu pikir orang yang mencari sangat senang?"

Mendengar kata-kata Claudius, melihat kepanikan di wajahnya, Josephine tiba-tiba ingin menangis. Apakah Claudius dikejutkan sampai ketakutan oleh kehilangannya semalam? Jadi sekarang dia langsung panik ketika sebentar saja tidak melihatnya?

Josephine menghirup nafas dalam, mengingatkan diri sendiri tidak boleh terharu dengan segala perbuatan Claudius, jangan biarkan Claudius mempengaruhi keputusannya.

Benar, perempuan yang paling dicintai Claudius bukan dia, perempuan yang ada disisinya juga bukan hanya dia seorang, tidak ada yang bisa membuatnya terharu.

Claudius melihat Josephine tidak bersuara, dia pun mengangkat lengannya dan merangkul Josephine dengan sedikit kasar, kemudian menariknya ke kursi dan duduk, menatapnya dan berkata: "Kamu duduk disini, tidak boleh kemana-mana."

"Baik." Josephine menurut dan duduk di kursi.

Pesawat boarding tepat waktu, satu tangan Claudius memegang KTP dan tiket pesawat mereka berdua, tangan lainnya melindungi Josephine mengikuti orang-orang yang mulai boarding. Tempat duduk mereka tetap di first class seperti biasa, dan yang membuat Josephine termangu, dia lagi-lagi bertemu Vincent Lee disini.

Sehari hanya ada 2 pesawat yang terbang dari Surabaya ke Jakarta, bertemu Vincent di atas pesawat sebenarnya tidak aneh, Josephine hanya merasa tidak bebas.

Terutama ketika pandangan tajam Vincent Lee tertuju pada dirinya, Josephine tanpa sadar lagi-lagi kepikiran adegan ketika Vincent mengumpatnya wanita sialan dengan ekspresi merendahkan.

Josephine memalingkan wajahnya, sengaja menghindari tatapan Vincent.

"Abang sepupu, kakak ipar, kebetulan." Pandangan tajam Vincent melembut, menyapa mereka berdua.

Setelah Claudius membantu Josephine duduk di kursi dekat jendela, baru dia berpaling dan tersenyum kecil ke Vincent: "Kota bagus seperti Surabaya, tuan muda Lee mengapa tidak berlibur beberapa hari baru pulang?"

"Bukannya hanya kota lama, aku tidak merasa bagus." Vincent Lee tetap tersenyum.

"Aku lihat tuan muda Lee buru-buru pulang untuk mengurus perubahan mendadak proyek taman bunga Flower's Garden?"

Senyum di wajah Vincent akhirnya menghilang, ekspresi di wajahnya terus berubah, kemudian dia pun berkata mengejek: "Sebagai pengusaha yang paling kuat di Jakarta, abang sepupu benar-benar kaya sampai bisa berbuat sesuka hati, tidak hanya berbuat sesuka hati, juga tercela. Aku berbaik hati menolong kakak ipar, tapi abang sepupu tidak hanya tidak berterima kasih, malah menyusahkanku dengan cara-cara licik, orang yang tidak tahu mungkin berpikir abang ipar sangat tidak kompeten, harus dengan melakukan hal-hal seperti ini baru bisa membuat istri sendiri tetap tinggal di samping."

Josephine akhirnya tahu maksud dari perkataannya, Claudius karena masalah kemarin menyusahkan perusahaan keluarga Lee, menyebabkan Vincent harus bergegas pulang mengurus masalah ini.

Lelaki ini! Benar-benar angkuh dan dingin, tidak hanya terhadap dirinya, terhadap orang luar juga seperti ini!

Tapi Vincent Lee juga tidak tahu diri, jelas-jelas di belakang terus menerus berusaha memisahkan dia dan Claudius, bahkan memaksa mengurungnya di dalam hotel, sekarang malah tanpa segan menjadikan dirinya penolong Josephine.

Mendengar Vincent berkata seperti itu, ekspresi Claudius juga tidak begitu baik, namun Vincent Lee malah menambahkan: "Abang sepupu, sebenarnya kalau perempuan itu benar-benar mencintaimu, tidak perlu menggunakan cara apapun, dia tetap akan berada di sisimu."

"Benarkah, kalau begitu kemarin malam kamu sepertinya juga tidak berhasil." Claudius tersenyum mengejek: "Kamu menggunakan berbagai macam cara, akhirnya apa yang kamu dapatkan? Sambil pulang dengan panik untuk menyelamatkan perusahaanmu, sambil melihat perempuan yang kamu cintai berpelukan dan berciuman dengan lelaki lain."

Sambil berkata, Claudius pun mengangkat lengannya dan memeluk Josephine, kemudian menunduk mencium bibirnya.

Nafas Claudius pun masuk melewati bibir dan giginya, Josephine terdiam, secara refleks ingin mendorong Claudius.

Meskipun dia tidak peduli dengan tatapan merendahkan Vincent, tapi dia juga merasa segan mencium Claudius disini seperti tidak ada orang di sekeliling mereka, mereka dan Vincent dipisahkan oleh sebuah lorong, dan karena sekarang adalah waktu boarding, banyak penumpang dan pramugari yang lewat.

Melewati telinga Claudius, Josephine melihat orang-orang yang lewat sedang melihat ke arah mereka, benar-benar memalukan.....

Hanya saja kulit muka Claudius tidak setipis Josephine, tidak hanya tidak memberi Josephine kesempatan untuk menghindar, bahkan semakin cium semakin dalam. Membuat Josephine tenggelam dalam ciumannya, perlahan-lahan kehilangan tenaga untuk melawan.

Ekspresi Vincent sudah berubah sangat jelek, dia memalingkan wajahnya, kemudian menarik gorden tempat duduknya.

Samar-samar, Josephine merasa Vincent sudah menarik gordennya, dia pun dengan susah payah mengingatkan: "Dia sudah tidak melihat kesini....."

"Dia tidak lihat ya tidak lihat, aku cium tetap cium." Claudius berkata ringan, kemudian lagi-lagi mencium Josephine dengan dalam, tidak lupa menarik gorden di belakangnya.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu