Istri ke-7 - Bab 139 Kebohongan Tetap Adalah Kebohongan (2)

Shella Bai berjalan keluar dari rumah Samantha He, jiwanya seperti telah hilang dan berjalan ke arah gerbang.

Di dalam pikirannya terus memutar ulang perkataan Samantha He kepadanya tadi, Samantha He mengatakan dengan pasrah kepadanya: "Kakak, bukannya kita tidak mau menerimamu, tapi memang tidak boleh, asisten Claudius sudah memperingatkan, siapa yang berani menerimamu, akibatnya akan seperti keluarga Bai."

Samantha He merasa bersalah kepadanya, lalu memberikannya sedikit uang dan menaruh di tangannya: "Kakak, kamu sewa rumah dengan uang ini, lalu cari pekerjaan dan hidup dengan baik."

Samantha He adalah adik sepupunya, ibu Samantha He adalah tante kandungnya, tapi malah takut untuk menerimanya, siapa lagi yang berani menerimanya?

Uang tiga puluh juta yang diberikan ayah sudah dihabiskannya, jangankan menjaminnya keluar penjara, dia saja hingga sekarang belum bertemu dengan ibu.

Rupanya hukuman yang diberikan Claudius kepadanya, seperti yang dibilangnya, mengharuskan dia hidup dan lebih menderita daripada mati.

Dia mengangkat tangan dan mengusap air matanya, menggenggam erat uang tunai yang ada di tangannya, dan bergerak cepat meninggalkan kompleks perumahan yang ditinggali Samantha He.

Baru saja dia berjalan keluar dari kompleks itu, lalu dia melihat Sally Lin di samping sebuah mobil merah, saat ini Sally baru keluar dari rumah sakit, tapi di kakinya masih diperban, saat ini dia masih memakai kursi roda.

Kalau kembali ke seminggu sebelumnya, Shella Bai mungkin masih akan menindasnya, tapi hari ini sudah berbeda, hari ini yang kelihatan kasihan adalah dia, dan Sally Lin terlihat jelas seperti sedang menunggunya disini.

Dia memutar langkah kakinya, berpura-pura tidak melihatnya dan berjalan ke arah lain.

"Kakak ipar." Sally Lin memanggilnya.

Merasa pasrah, dia hanya bisa berjalan kembali, Sally Lin tersenyum: "Sally, kenapa kamu ada disini?"

"Aku jalan-jalan disini." Sally Lin mengarahkan kursi rodanya dan mendekatinya, menatap wajahnya dan berkata: "Aku dengar kakak ingin bercerai denganmu, ada apa? Apakah kakak jahat kepadamu?"

"Tidak kok."

"Apa maksudnya tidak? Masa mereka bohong? Kamu masih baikan dengan kakak? Masih akan bersama?" Sally Lin semakin penasaran dan bertanya terus, lalu senyum yang ada diwajahnya pun semakin memudar.

Shella Bai melihat wajahnya yang tidak berniat baik itu, menatapnya kembali: "Bukannya kamu sudah hilang ingatan?"

"Tidak kok." Sally Lin menjawab: "Bagaimana mungkin aku hilang ingatan, saat itu aku bercanda kepadamu, perjalanan di kota Batam yang seru, aku mana mungkin bisa melupakannya?"

Ternyata dia hanya berpura-pura!

Shella Bai menggertakkan giginya geram, ternyata dia datang kesini untuk menghadangnya. Dia terdiam sejenak lalu melihat kedua kakinya, tersenyum dan berkata: "Aku dengar kakimu sudah tidak bisa sembuh lagi, ini benarkah?"

Lagian dia juga sudah kalah total, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk mendapatkan harga dirinya kembali.

Dan benar, ekspresi Sally Lin memburuk setelang mendengar ini, tapi setelah itu langsung berubah normal, dan tersenyum kepadanya: "Tidak apa-apa, asalkan Joshua masih suka denganku sudah cukup, nenek juga bilang nanti akan mencarikan dua pembantu untukku, aku juga tidak akan merasa tidak nyaman karena kedua kakiku ini."

"Justru kamu kakak ipar." Sally Lin melanjutkan, dan senyumnya semakin lebar: "Keluargamu hancur, kamu juga tidak bisa kembali lagi ke keluarga Chen, bagaimana dong?"

Ternyata benar dia memang sengaja datang untuk menertawainya, Shella Bai menggenggam erat telapak tangannya, lalu membalasnya: "Tetap masih lebih baik dari orang pincang."

Setelah itu, dia pergi, tidak membiarkan dia berkesempatan untuk menertawainya lagi.

Tapi setelah berjalan dua langkah, Shella Bai tiba-tiba berhenti, membalikkan badan dan menatapnya: "Aku sangat penasaran, Nona Lin begitu berusaha keras untuk menindasku, kenapa? Hanya untuk membuat Claudius senang atau ada tujuan lain?"

Dia sangat penasaran dengan ini, dan hari ini akhirnya dia menanyakannya juga.

Walaupun dia tahu Sally Lin mungkin tidak akan mengatakan yang sebenarnya, tapi kalau dia tidak bertanya hari ini, nantinya mungkin tidak berkesempatan untuk bertanya lagi.

Sally Lin menatapnya, lalu tersenyum: "Lalu kamu merasa seharusnya aku bagaimana, melihat kalian berdua mempermainkan tuan muda Chen dan hanya diam? Asalkan kamu tahu, aku tunangan Joshua Shen, bagian dari keluarga Chen, melindungi keluarga Chen tidak hanya menjadi tanggung jawab Joshua tapi juga tanggung jawabku.

"Huh, hanya karena ini? Aku tidak percaya." Shella Bai berkata.

"Aku tidak perlu kamu percaya."

"Tapi, tidak peduli apapun tujuanmu..." Shella Bai melihat kedua kakinya yang cacat itu, lalu menyindirnya: "Hanya dengan mengandalkan dua kakimu yang cacat itu tidak mungkin akan bisa lagi, jadi, kamu jangan terlalu cepat puas."

Setelah itu, dia pun pergi.

Sally Lin melihat bayangan dirinya yang pergi, tidak merasa marah sedikitpun, malah tersenyum.

*****

Selama beberapa hari berturut-turut, tidak ada kabar sama sekali dari Claudius, Josephine dikurung di dalam villa ini, hanya bisa bengong dan berpikir sembarangan.

Sikap Claudius sangat tegas, dia sudah tidak berharap dia akan memaafkannya, dan melepaskannya.

Dan yang membuatnya menderita adalah, disini tidak ada telepon, tidak ada hp, dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain. Selain berita dari TV mengenai perusahaan Bai yang dibeli, dia tidak pernah lagi mendengar lagi berita lain yang berhubungan dengan ini.

Dia bahkan tidak bisa menelepon Angie dan Susi.

Hari ini entah sudah keberapa kalinya dia meminjam telepon dari pak satpam, tapi seperti biasanya pak satpam itu selalu menolaknya.

Tidak ada cara lain, Josephine terpaksa menarik badannya yang berat itu masuk kembali kedalam rumah.

Lalu terdengar suara mobil dari belakang, Josephine berbalik badan dan melihat sebuah mobil Benz masuk de dalam. Dia kaget, saat itu dia tidak tahu harus senang atau sedih.

Akhirnya Claudius datang melihatnya, pasti sedang emosi karena hal apa, makanya dia sangat takut mendengar suara mobil itu.

Mobil itu berhenti di sampingnya, asisten Yan turun dari mobil.

Josephine melihat kursi belakang, tidak ada Claudius.

"Hari ini tuan muda Chen tidak datang." Asisten Yan tahu dia sedang mencari apa.

Josephine mengangguk, merasa malu dan menundukkan kepalanya, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya: "Ada apa asisten Yan datang kesini?"

Asisten Yan berjalan ke arah bagasi mobil dan mengangkat sebuah kantong besar: "Disini ada beberapa baju dan keperluan sehari-hari, jumlahnya tidak banyak, kamu pakai saja."

Josephine memandang kantong itu dan bertanya: "Tuan muda Chen yang menyuruhmu?"

Asisten Yan memandangnya, lalu menggeleng: "Bukan."

Dia tentu tahu pasti bukan Claudius yang menyuruhnya kesini, Claudius yang begitu membencinya, mana mungkin mempedulikan nasibnya?

"Terima kasih." Dia berjalan ke atas, dan menerima kantong besar itu, lalu berpikir sejenak dan bertanya: "Asisten Yan, boleh tidak aku minta bantuanmu?"

"Masuklah dulu." Asisten Yan berjalan masuk ke dalam rumah.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu