Istri ke-7 - Bab 280 Minum Alkohol bersama-sama (2)

“Aku yang melahirkannya.” Kata Henry dengan muka sombong.

“Kamu yang melahirkannya? Mana mungkin? Anak kamu dengan siapa?” Nyonya Qiao masih saja kaget, dia masih terus menatapinya, lalu berkata, “Dik, siapakah ibumu?”

“Ibuku bernama Susi.” Jawab Ethan.

“Susi?!” Nyonya Qiao semakin kaget, dia kembali menatapi Henry, “Bukankah Susi sudah mengugurkan kandungannya waktu itu? Apa yang terjadi?”

“Bisa apa lagi? Sama seperti menipuku, dia menipumu.” Henry berjalan ke sofa dan duduk, “Susi tidak tega mengugurkan anak ini, dia bersembunyi dan melahirkannya, lalu membesarkan anak ini.”

“Astaga.....Susi tidak mengugurkannya? Dan melahirkannya, bahkan sudah membesarkannya hingga sekarang?” sebelum Henry kembali, Nyonya Qiao sangatlah marah, lalu dia menangis dan memarahi, sekarang dia tiba-tiba senang sekali.

Dia memegang pipi Ethan, dan terus menatapinya, setelah itu langsung memeluknya, “Aku sudah punya cucu! Akhirnya aku punya cucu, bagus sekali......!”

Ethan tidak tahu harus bagaimana, dia hanya bisa membiarkan dirinya dipegang dan dipeluk terus.

Melihat Nyonya Qiao yang bahagia, Henry juga ikut tertawa.

Kemarin, ketika dia melihat Ethan, dia juga sangatlah senang.

Setelah menunggu sejenak, Henry berlagak tidak bersalah dan berkata, “Ibu, kamu juga jangan terlalu senang dulu, Ethan masih belum sepenuhnya milik kita.”

“Apa maksudmu?” Nyonya Qiao menatapinya, “Bukankah Ethan adalah anak kandungmu? Dia jelas-jelas mirip denganmu......”

“Maksudku Ethan dibesarkan oleh Susi, Susi tidak akan setuju untuk memberikan Ethan kepada aku, jadi.....” dia tidak melanjutkannya.

Nyonya Qiao tercengang sejenak, lalu merangkul Ethan dengan erat, dan menatapnya, “Bagaimana boleh? Ethan adalah anak keluarga Qiao, tentu saja harus milik kita.”

“Aku tentu saja juga ingin, tapi Susi bersikeras tidak memberikan hak asuh anak kepada kita, jadi Ethan tidak boleh tinggal bersama kita.”

“Ayah, bukankah kamu bilang kamu akan tinggal bersama ibu?” Ethan tiba-tiba bertanya kepadanya, tatapannya sedikit khawatir.

Henry tersenyum dan meraba kepala Ethan, “Aku juga ingin, tapi nenek tidak setuju, atau coba kamu yang bilang dengan nenek saja?”

Ethan langsung mengangkat kepala dan menatapi Nyonya Qiao, “Nenek, aku mau tinggal bersama ayah dan ibu, apakah kamu bersedia?”

“Iya, tentu saja.” Nyonya Qiao terus saja menganggukkan kepalanya.

Asalkan Ethan bisa milik keluarga Qiao, dia tentu saja bersedia, apapun itu!

“Ayah, nenek setuju.” Ethan berbalik badan dan berkata dengan senang kepada Henry.

Henry menganggukkan kepalanya, “Ayah mendengarkannya.”

Nyonya Qiao langsung berubah pendirian, “Henry, kamu cepat kejar kembali Susi, biarkan dia terus tinggal di keluarga Qiao, kita terus hidup bahagia seperti dulu, cepat.”

Henry sengaja berlagak kesusahan, “Tapi......apakah aku harus menjemput Melisa dulu? Atau Susi dulu?”

“Susi, tentu saja Susi.”

“Bagaimana dengan Melisa? Tidak mau lagi?”

“Tidak, lihat saja ini, Susi sudah melahirkan anak untukmu, tentu saja harus dia.” Nyonya Qiao tidak tahan dan kembali meraba Ethan.

“Tapi kamu seharusnya tahu sifat Susi, dia tidak mudah untuk dikejar.” Kali ini Henry bukan berpura-pura, dia memang sedikit khawatir.

Dia yakin bisa menangkap Susi kembali, karena dia sudah melihat bahwa demi Ethan dia sudah sedikit akan berkompromi, tapi dia takut jika dia membawanya pulang dengan paksa, nanti akan seperti waktu itu, bisa mendapati orangnya, namun tidak dengan hatinya, mungkin saja itu akan menjadi sebuah penderitaan bagi mereka berdua.

--------

Henry sudah lumayan tua, Nyonya Qiao sudah mendesak dan memarahinya terus demi mempunyai cucu, namun selama ini terus tidak ada efeknya, sekarang dengan susah payah akhirnya dia mempunyai cucu, dia tentu saja sangatlah senang.

Demi mengasuh cucunya di keluarga Qiao, jangankan menjemput Susi kembali, berlutut dihadapannya saja dia juga bersedia.

Demi bertemu dengan Susi, Nyonya Qiao bergegas datang ke tempat kerja Susi.

Kedatangan Nyonya Qiao tidak disangka oleh Susi.

Baru saja istirahat, dia langsung melihat Nyonya Qiao sedang duduk dikoridor dan menunggunya, langkahnya terhenti, dia berdiri.

“Susi......” Nyonya Qiao menatapinya, dan berkata, “Akhirnya kamu istirahat.”

“Ibu, bagaimana bisa kamu ada disini?” meskipun beberapa tahun ini Susi terus saja memperhatikan kondisi tubuh Nyonya Qiao, dan juga tahu bahwa dia stroke, namun dia tidak pernah muncul dihadapannya, karena dia mengerti bahwa Nyonya Qiao tidak ingin bertemu dengannya.

Tapi hari ini Nyonya Qiao malah datang mencarinya? Bahkan dengan senyuman bahagia seperti itu.

Dibenaknya terpikir sesuatu, sepertinya Henry sudah memberitahu tentang Ethan kepadanya.

“Aku datang untuk menjemput kamu dan Ethan pulang.” Nyonya Qiao mengerakkan kursi roda dan menghampirinya.

Terus ada murid yang lalu lalang dan menyapanya, Susi lalu berjalan dan berkata, “Kita ke kantor saja dulu.”

Lalu dia mendorong kursi roda Nyonya Qiao ke kantor, setelah sampai, dia memberikan segelas air kepada Nyonya Qiao dan berkata, “Ibu, ayo minum air.”

“Aku tidak minum, Susi, aku hanya ingin mengobrol denganmu.” Nyonya Qiao menaruh gelas dimeja dan menangkap tangan Susi, wajahnya terlihat merasa bersalah, “Susi, waktu itu salah Ibu, Ibu tidak seharusnya mengusirmu dari keluarga Qiao, beberapa tahun ini kamu pasti sangat capek membesarkan anak sendirian, mengapa kamu mau mengelabuiku.......”

“Ibu, seharusnya akulah yang harus meminta maaf.” Susi mengelengkan kepalanya, “Kamu tidak melakukan kesalahan, akulah yang bersalah, aku yang terlalu egois dan hanya terpikiran untuk membalas dendam, tanpa menjaga perasaanmu.”

“Jika kamu tidak menyalahkanku, kalau begitu kita tidak ungkit lagi hal-hal dulu, ok? Aku tahu waktu itu Henry menyakitimu dengan dalam, juga memang ada alasannya kamu membalas dendam kepadanya.” Nyonya Qiao menambahkan, “Kamu juga sangatlah letih membesarkan anak sendirian, bawalah Ethan pulang, ok?”

“Aku......”

Nyonya Qiao takut Susi akan menolak, air matanya langsung berkucuran, “Susi, kamu juga tahu, didalam hati Henry hanya ada kamu, dia juga hanya ingin melahirkan anak denganmu, dia bahkan sama sekali tidak melihat wanita lain, pagi ini dia juga mengusir Melisa, Henry juga sudah tua, Ibu juga tidak tahu masih bisa hidup berapa tahun lagi, tapi keluarga Qiao masih saja sepi......”

“Ibu, kamu jangan menangis dulu.” Sekali melihat Nyonya Qiao menangis, Susi tidak tahu harus melakukan apa, dia mengambil tisu dan menghapus air matanya.

“Susi, aku sangatlah menginginkan cucu, sekarang dengan susah payah ada Ethan, tolong bawa pulang dia, tolong.......”

“Jangan begini........”

“Susi, berjanjilah kepadaku, tolong janji kepadaku.........” Nyonya Qiao terus saja memohon.

Dia tahu Susi tidaklah jahat dan pasti akan menyetujuinya.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu