Istri ke-7 - Bab 79 Kecelakaan Mobil (1)

“Pergi belilah jika ingin makan.” Kata Claudius.

Josephine terdiam, orang lain semuanya adalah suaminya yang mengantri dan istrinya menunggu makan saja.

Seperti melihat maksud Josephine, Claudius menaikkan alisnya dan berkata : “Ada apa? Kamu mau menyuruhku untuk membelikannya untukmu?”

“Apakah bukan seharusnya begitu?” Josephine kehabisan kata-kata. Lelaki ini, apakah dia tidak merasa lelaki yang memberikan es krim untuk pacarnya sangatlah mempesonakan?

Claudius melirik ke antrian dan menatapi Josephine, terakhir dia tetap tidak mau mengantri untuk membelikannya es krim, melainkan memberikannya sebuah kalimat : “Kamu masih boleh memilih untuk tidak makan.”

Sudah tahu akhirnya pasti akan seperti begitu, Josephine tidak berharap Claudius akan membelikannya eskrim, lalu dia bertanya : “Jadi kamu mau makan apa tidak?”

“Aku tidak mau makan.” Claudius menolaknya tanpa ragu-ragu, waktu itu dibawanya untuk makan makanan ringan, waktu itu sudah mendapatkan pelajaran, mana mungkin dia masih mau makan barang-barang tidak sehat seperti ini lagi.

“Ya sudah kalau begitu, aku makan sendiri.” Josephine mengulurkan tangannya dan diarahkan kearah Claudius, lalu ibu jari dan jari telunjuknya digesekkan.

“Apa?” Claudius tidak mengerti.

“Uang.”

“Dimana uang kamu?” Meskipun Claudius bertanya seperti itu, Claudius masih saja mengeluarkan uang dari dalam kantungnya.

Asalkan berhubungan dengan uang, dia tidak pernah pelit, dan juga tidak akan membatasinya.

“Aku lupa membawa dompetku.” Josephine menerima dompetnya dan berjalan kearah toko dessert.

Didepan antriannya ada 4 atau 5 orang, sambil menunggu, Josephine memainkan dompet Claudius, dia melihat-lihat dompetnya.

Dompet berwarna hitam, tipenya tidak terlalu spesial, tapi sangatlah nyaman jia dipegang ditangan, langsung ketahuan bahwa itu adalah sebuah dompet yang bagus.

Dia membuka dompetnya, isinya selain uang sudah tidak ada hal lain lagi, sebuah ktp, sebuah gold card, sisanya tidak ada lagi.

Orang kaya suka mengesek kartu, jika isi dompet sesedikit ini sudah terlalu keterlaluan, lebih baik tidak perlu bawa.

Didalam kantong paling terakhir, Josephine akhirnya mengerti kegunaannya membawa dompet ini.

Disana terdapat sebuah foto kecil, gadis didalam foto itu berbibir merah dan bergigi putih, senyumannya manis, ini adalah foto didalam galeri foto didalam handphonenya!

Ketika melihat foto ini lagi, Josephine tetap tercengang, mengapa dia lagi? Mengapa dia berada dimana-mana?

Claudius Chen! Apakah wanita ini begitu penting bagimu? Josephine tidak mengerti.

“Nona, apa yang ingin kamu pesan?” suara pelayan mematahkan pemikirannya, dia menghirup udara dan mengeluarkan 20ribu, dan berkata : “Tolong berikan aku sebuah es krim rasa original.”

“Baik, tunggu sebentar.” Setelah menerima uang, pelayan itu mempersiapkan eskrimnya.

Setelah menerima eskrim dari pelayan, Josephine keluar dari antrian, dia berbalik badan meninggalkan toko dessert, sesosok pribadi tiba-tiba menabrak kearahnya.

“Hati-hati!” teman wanita orang itu meneriakinya dan menarik orang itu kesamping.

Josephine juga menyingkir kesamping, akan tetapi eskrim ditangannya tetap menyenggol kearah badan orang itu, dia mengotori baju warna hitam orang itu.

“Duh, mengapa kamu begitu tidak hati-hati?” kata orang itu.

Jelas-jelas mereka yang datang dan menabraknya, pikir Josephine, namun baju orang itu memang jelas dikotori olehnya, baik salah siapapun tetap rasanya tidak enak.

“Maafkan aku, aku bukan sengaja......” dia menungukkan kepalanya kepada orang itu karena merasa bersalah.

Teman wanita orang itu mengeluarkan tissu dan membersihkan bajunya, tapi kotoran dibajunya terlihat semakin banyak, meskipun Josephine tidak melihat ekspresinya, tapi dipikir saja sudah tahu jika orang ini pastilah tidak senang.

Ketika dia masih sedang bimbang harus bagaimana, tiba-tiba terdengar suara yang lembut berkata : “Tidak apa-apa, akulah yang tidak sengaja menabrakmu.”

Wanita yang begitu pengertian?

Josephine sedikit terkejut dan mengangkatkan kepalanya, pandangannya mengarah kearah orang tersebut.

Selanjutnya, dia terpaku.

Berbeda dengan waktu dia berada di Surabaya, waktu itu, hanya melihat orang ini dari kejauhan dengan dihalangi oleh banyak orang, bahkan mukanya masih belum sempat terlihat jelas saja sudah menghilang.

Tapi hari ini, wanita ini berdiri didepannya, dan bergitu dekat!

Postur tubuh yang kurus, kulit yang putih bagaikan salju, muka yang cantik......bukankah ini adalah gadis yang berada didalam galeri di handphone Claudius?

Jangan-jangan waktu itu Claudius melihatnya bukan sebuah halusinasi, melainkan dia benar-benar telah kembali?

Josephine tidak pernah menyangka bahwa dia masih bisa melihat wanita yang pernah bersama Claudius setengah hidupnya, bahkan begitu dekat dengannya sekarang.

Satu-satunya persamaannya dengan waktu itu adalah setelah dia kembali mencarinya, seketika orang itu sudah menghilang.

Dia terhenti, setelah melihat sekeliling, Josephine mengejarnya keluar, namun dia tidak menemukan wanita itu, melainkan Claudius berjalan kearahnya, dan melirik kearah wanita yang mengobrol dengannya pergi, lalu bertanya : “Siapa gadis yang mengobrol denganmu tadi? Teman?”

Orang didalam toko dessert sangatlah banyak, Claudius hanya sekilas melihatnya mengobrol dengan 2 orang wanita, karena Josephine berdiri berhadapan dengan kedua orang itu, kebetulan menutupi pandangannya, dia tidak melihat wajah wanita itu, tapi dia melihat sosok yang pergi dengan terburu-buru itu begitu familiar.

Jelas-jelas waktu terakhir kali di Surabaya, karena dia seolah-olah gila, namun ketika melihatnya sekali lagi, dia tetap gila tanpa terkontrol.

“Dia......” Josephine mengangkatkan kepala dan menatapinya, lalu berkata : “Adalah wanita yang kamu temui di Surabaya......”

Perkataannya masih belum selesai, Claudius sudah berjalan cepat kearah perginya wanita itu.

Josephine tercengang, melihat sosoknya yang pergi begitu cepat, dia juga bergegas mengejarnya : “Tuan Claudius! Kamu mau kemana?”

Orang-orang berlalu lalang kesana-kemari, suasana sedikit berisik, Claudius juga tidak tahu apakah dia tidak mendengar panggilannya atau sengaja tidak mempedulikannya, intinya dia tidak bermaksud untuk berhenti.

Josephine tiba-tiba merasa dirinya bodoh, siapa yang akan seperti dirinya, jelas-jelas tahu bahwa Claudius tidak bisa melupakan wanita itu, malah dengan bodohnya memberitahukannya bahwa wanita itu adalah wanita yang ditemuinya di Surabaya.

Apakah dirinya terlalu polos? Atau terlalu goblok?

Langkah Claudius lebih besar daripadanya, jalannya juga lebih cepat daripada dirinya, dia mengejarnya dari belakang dengan panik dan marah dan bertanya dengan keras : “Apakah kamu ingin mencarinya lagi? Kamu bilang kamu tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, kamu...argh...!”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu