Istri ke-7 - Bab 187 Kecelakaan (4)

Susi menarik nafas panjang, melempar berkas-berkas di mejanya ke badannya dan berteriak: "Saat penyakitmu kambuh, Josephine panik dan menunggu kamu di depan rumah sakit, di saat yang bersamaan dia harus menerima hinaan nenek dan diusir nenek. Saat penyakitmu kambuh di apartemen, dia mengantarmu ke rumah sakit tapi malah ditampar nenek. Kamu pingsan di depan kantor imigrasi, dia mengantarmu ke rumah sakit dan tetap ditampar nenek dan diusir nenek secara paksa, dia menginap dua hari dua malam di ruang tamuku dan tidak makan, menuruti perintah nenek untuk meninggalkanmu dan merestui kamu dan wanita sialan itu. Dia keluar dari keluarga kalian dan disalah pahami oleh kamu, dia tidak menginginkan apapun dari kalian. Tapi walaupun dia begitu, kekasihmu yang lembut, lucu dan baik hati itu tetap tidak melepaskannya, memaksanya untuk pergi..."

Susi tidak bisa melanjutkannya lagi, air matanya pun mengalir.

Hati Claudius pun semakin tidak tenang, dia pun langsung bertanya: "Josephine sekarang dimana?"

"Kamu benar-benar tidak tahu?"

"Benar..." Claudius geram.

Susi mengusap air matanya lalu mengangguk dan tersenyum sinis: "Benar juga, nenek menutup kabar ini dengan baik, kamu mana mungkin tahu? Bahkan aku yang teman baiknya pun baru tahu hari ini."

Kalau bukan Henry Qiao yang memberitahunya, dia mungkin tidak akan tahu kabar kecelakaan Josephine.

Claudius tidak bisa menahannya lagi, tangannya dipukul ke atas meja kerja, dia menatapnya dan berteriak marah: "Aku mohon, beritahu aku dimana Josephine sekarang?"

"Kamu ingin tahu Josephine dimana bukan? Baiklah, aku beritahu kamu." Susi menatapnya: "Kamu lihatlah video yang aku kirim tadi, kamu akan tahu."

Claudius kaget, dia pun langsung membuka hpnya, ada sebuah video yang baru dikirim oleh Susi. Dia memutar video itu, lalu muncul mobil Josephine.

Benar, itu mobil Josephine, model dan plat mobil yang khusus dipilihnya untuknya!

Dia melihat mobil itu melaju kencang dan berbelok, lalu menabrak ke kaki gunung di samping jalan dan memantul keluar, lalu menabrak hancur pagar pembatas dan terjatuh kebawah tebing.

Semua hanya terjadi dalam beberapa detik saja, Claudius berpikir dia salah lihat.

Dia memutar ulang video itu, lalu melotot dan menatap mobil itu, lalu melihat mobil itu terjatuh ke bawah.

Dia pun berteriak, lalu melempar hp itu ke atas meja dan berteriak kepada Susi: "Ini apa? Kamu dapat dari mana?"

Walaupun ekspresinya marah, tapi tangan dan kakinya sudah melemah, sekujur tubuhnya pun gemetaran.

"Kamu sengaja membohongiku bukan? Josephine sudah keluar negeri bersama Vincent Lee, mereka sudah bersama! "Dia berteriak, seperti orang gila.

"Aku tidak percaya! Josephine penipu yang sombong, dia bersekongkol dengan keluarga Bai dan menipuku, sekarang bersekongkol dengan Vincent Lee untuk menyakitiku!"

Dia rela begini, ditipu oleh Josephine lalu lari keluar negeri bersama Vincent Lee, bukan seperti yang terlihat di video mobilnya masuk ke dalam laut.

"Josephine, kamu jangan takuti aku, aku sudah beri kebebasan kepadamu, memberimu kesempatan, kamu harus hidup dengan baik..." Dia benar-benar sudah gila, berteriak dan berbisik, semua dokumen di mejanya pun dihempasnya jatuh ke lantai.

Dia memegang pundak Susi, menggoncangnya dan berteriak: "Ada apa denganmu? Beritahu aku!"

Dia tidak bisa percaya kalau ini benar, tapi dia juga tidak bisa menghindar, saat ini juga tiba-tiba dia mengingat pagi ini saat berjalan melewati belokan itu, Sam memberitahunya kalau beberapa hari lalu terjadi kecelakaan, dan beberapa hari ini juga ada tim yang mencari jasad korban.

Mengingat perkataan Sam, dia berpikir kalau ada kemungkinan yang dicari tim adalah Josephine, dia sudah hampir gila!

Dia tidak mendengar jawaban Susi, melepaskan pundaknya dan berlutut di atas lantai. Dia merasa kepalanya sudah mau meledak, nafasnya sesak.

Susi pun tidak terpengaruh melihatnya, dia berjalan mendekatinya: "Kamu ingin tahu jawabannya kan mudah saja, cari saja kekasihmu itu, dia tahu semuanya, dia yang mencelakai Josephine!"

Kepala Claudius pun semakin sakit, kedua tangannya memegang ujung meja dengan erat.

Dia ingin berdiri dan pergi melihat ke laut itu dan menanyakan ke semua orang apakah ini benar. Tapi saat ini dia malah tidak bertenaga sama sekali untuk berdiri, lalu rasa sakit seperti di malam hari itu pun mulai terasa.

Dia mencoba bertahan, dia takut kali ini penyakitnya kambuh lagi, dia tidak ingin penyakitnya kambuh lagi...

Asisten Yan pun membuka pintu dan berjalan masuk, dia melihat Claudius yang kesakitan, dan Susi malah tetap memarahinya.

"Tuan muda...!" Dia bergegas kesana dan mendekatinya, lalu berlari ke laci dan mencari obat, setelah menemukan obat dia pun memberinya kepada Claudius, tapi Claudius malah menghempas obat itu dan berteriak: "Aku tidak sakit!"

Saat ini mana mungkin dia membiarkan penyakitnya kambuh? Mana ada waktu untuk itu?

"Maksudmu apa? Kamu berpura-pura untuk siapa?" Susi marah dan berteriak kepadanya: "Josephine sudah tidak bisa melihatnya, kamu masih berpura-pura?"

"Nona Susi! Kamu jangan bicara lagi!" Asisten Yan berkata: "Kematian nyonya kami juga merasa sangat sedih, karena tuan muda sakit dan karena tidak ingin memperburuk keadaannya, oleh karena itu kami tidak berani memberitahunya, kamu juga sudah lihat, dia juga sangat sedih dan mempedulikan nyonya."

"Dia lebih mempedulikan yang bermarga Zhu!"

"Kalau tuan muda lebih mempedulikan nona Zhu, dia pasti sudah akan bercerai dengan nyonya!"

"Inilah kejamnya dia! Tidak bercerai dengan Josephine, dan tidak melepaskan yang si marga Zhu itu, waktu itu kalau bukan dia yang datang dan membawa lari Josephine dari pernikahannya, Josephine sudah bahagia bersama dengan Vincent Lee, apakah perlu berakhir menyedihkan seperti ini?"

"Nona Susi, kamu tidak mengerti tuan muda, mohon jangan bicara lagi." Asisten Yan memohonnya: "Biarkan tuan muda tenang dulu oke? Dia baru keluar dari rumah sakit tidak bisa menerima ini..."

"Josephine sudah mati, dia masih tidak bisa menerima kenyataan?" Susi tertawa sinis: "Josephine itu justru dicelakainya, tunggu saja, Claudius, kamu tidak akan tenang seumur hidupmu!"

Setelah itu, Susi pun berjalan keluar.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu