Istri ke-7 - Bab 268 Tamat 11 (2)

"Lihatlah tubuhmu..." Josephine tertawa menunjuknya.

Claudius menunduk dan melihat bajunya yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba, lalu melihat dirinya, dan menarik ujung bajunya: "Lihat juga dirimu."

Josephine pun menunduk dan melihat dirinya, keadaan mereka sama.

Setelah itu, mereka pun duduk di halaman dan saling merapikan baju mereka masing-masing.

Cahaya matahari masuk ke dalam rumah, terasa hangat dan nyaman.

Josephine mengingat suasana dulu waktu datang kesini, saat itu juga ada cahaya matahari yang masuk, tapi saat itu dia dan Claudius masih asing, tapi hari ini sudah berbeda, mereka saling mencintai dan sudah menjadi sebuah keluarga.

Mengingat ini, Josephine pun bersandar ke tubuh Claudius, dan merasakan kehangatan tubuhnya.

Claudius bersandar di atas kursi, melihat ke sekitar rumah dan bertanya: "Sekarang rumah ini milikmu, apa rencanamu?"

"Benar untukku?"

"Kalau tidak, masa kuberikan ke orang lain?"

"Kalau memang untukku..." Josephine mengangkat kepalanya dan melihat ke sekitar: "Kalau kita memang tidak membutuhkannya untuk biaya hidup, ya dibiarkan begini saja."

"Dibiarkan begini jadi kenangan?"

"Benar." Josephine mengangguk dan menatapnya: "Menurutmu?"

Claudius mengangguk: "Aku pikir bagus juga begini, ini adalah tempat dimana kita saling mengenal, sangat layak untuk dikenang."

"Kalau begitu dibiarkan saja, makasih suamiku." Josephine mendekatkan diri dan mencium wajahnya.

"Kurang kencang suaranya." Ada yang merasa tidak puas.

"Makasih suamiku!" Josephine pun mengencangkan suaranya.

Claudius pun tersenyum puas, lalu merangkul bahunya dan memeluknya.

------

Setelah menginap di kota Yan selama empat hari, mereka bertiga pun pulang ke rumah.

Selama empat hari ini, Josephine membantu ibu dan Justin memilih rumah, dan membantu mencarikan sekolah untuk Justin, setelah semuanya beres dia baru bisa pergi dengan tenang.

Di dalam bandara, Rose merasa khawatir dan berkata ke Josephine: "Walaupun sekarang semuanya sudah membaik, tapi diantara suami istri pasti ada pertengkaran, aku khawatir denganmu."

"Ibu, bukannya sudah kubilang, tuan muda Chen setelah disiksa olehku sekarang dia bukan pemarah lagi, kami tidak akan bertengkar." Josephine pun menatap Claudius.

Rose pun menyalahkannya: "Kenapa ngomongin tuan muda seperti itu."

Claudius yang di samping pun tersenyum: "Ibu, Benar yang Josephine bilang, aku sudah disiksanya dan sekarang jadi penurut lebih nurut dari kucing, kami tidak akan bertengkar dan berpisah lagi."

"Aih, tuan muda Chen, Josephine jadi jahat gara-gara aku terlalu memanjakannya." Kata Rose.

Claudius pun memegang pundak Josephine dan menatapnya: "Bukan, aku yang memanjakannya."

"Hei... kalian jangan begitu dong, aku jahat apa? Benar tidak sayang?" Josephine menoleh ke Jesslyn.

"Kakak, aku lihat Jesslyn yang disiksamu makanya jadi penurut seperti ini." Kata Justin.

"Iya memang." Kata Josephine puas.

Rose pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lalu dia berjongkok di depan Jesslyn dan memegang pundaknya: "Jesslyn, ingat sering-sering datang ke Kota Yan untuk melihat nenek oke?"

"Oke."

Rose mengangguk, lalu mengusap rambutnya: "Ingat, nenek paling sayang dengan Jesslyn, juga ibu, karena kalian adalah kesayangan nenek."

Melihat Rose yang begini, Josephine pun merasa sangat terharu, dia mengingat ibu tidak pernah berkata seperti itu kepadanya, setiap kali berbicara, itu pasti menasehatinya atau memerintahnya, tidak pernah berkata kalau dia menyayanginya seperti hari ini.

Walaupun begitu, dia tidak pernah membenci ibunya, karena dia tahu ibunya juga susah hidupnya, bahkan bisa dibilang sangat kasihan.

"Ibu, makasih." Josephine memapahnya naik: "Kamu harus jaga diri baik-baik, kamu juga..." Katanya kepada Justin.

Josephine menepuk-nepuk pundaknya: "Baiklah, kami sudah harus masuk, kamu bawa ibu pulang ya."

"Oke, sampai jumpa kakak dan kakak ipar, sampai jumpa Jesslyn."

"Sampai jumpa nenek, sampai jumpa paman."

-----

Hari kedua pulang ke kota C, Claudius pun kembali kerja, Jesslyn juga sekolah.

Setiap hari Josephine menemani nenek, mengurus anak, lalu bermesaraan dengan Claudius di malam hari. Hari-hari seperti biasanya tapi sangat bahagia, yang dia kecewakan adalah perutnya tidak lagi membesar.

Hari ini setelah mengantar Jesslyn ke sekolah, Josephine pun pulang ke rumah dan menemani nenek, tidak disangka nenek hari ini bersemangat sekali dan menanyakan Josephine kapan akan menambahkan anggota keluarga baru untuknya.

Josephine melihat ekspresi nenek yang sangat berharap hanya bisa mengangguk saja: "Nenek, aku akan berusaha."

Agar tidak ditanya terus, dia pun mencari alasan untuk naik ke atas.

Saat di kamar dia baru menyadari kalau hpnya berbunyi terus, dia pun mengangkatnya: "Tuan muda tidak sibuk?"

"Lumayan, aku ingin tahu kamu ngapain." Claudius berkata: "Kenapa lama sekali baru diangkat?"

"Tidak, tadi nenek tiba-tiba tanya kapan aku bisa memberi anggota keluarga baru lagi untuk keluarga Chen, aku pun bingung dan naik ke atas." Josephine pun berkata pasrah: "Lihatlah nenek yang sudah pikun saja bisa menanyakan ini, sepertinya kita sudah benar-benar harus berusaha."

Claudius pun terdiam sejenak, lalu berkata: "Baik, mulai besok aku akan mengumpulkan tenaga, seminggu sekali, kamu jangan pancing aku ya."

"Claudius, kamu tidak tahu malu?" Josephine berteriak: "Jelas-jelas setiap malam kamu yang ngotot, aku mana pernah memancingmu?"

"Itu karena tubuhmu sangat memikatku, membuatku tidak tahan."

"Baiklah, mulai malam ini kita pisah kamar."

"Jangan..." Claudius menentang: "Jangan pisah kamar, kamu bisa tidur aku tidak bisa."

"Lalu bagaimana?"

"Aku akan menahannya, jangan terlalu sering."

"Claudius... setiap kali kamu bilang begitu."

"Kali ini pasti kutepati." Kata Claudius.

"Benar? Kalau tidak bisa aku akan pisah kamar denganmu."

"Baik." Claudius tertawa, lalu berkata: "Oyah, sore ini kamu temani aku ke sebuah acara ya."

"Acara apa?"

"Selain acara Charity, acara lain aku tidak akan hadir."

"Lalu kenapa kamu tidak menyuruh sekretarismu yang menemanimu pergi."

"Kamu bilang sekretaris? Nyonya Chen aku tidak salah dengar?" Claudius merasa curiga: "Kamu bisa tenang? Atau kamu sudah sangat percaya denganku?"

"Tentu saja tidak, aku tentu tidak bisa tenang, aku hanya..." Josephine malu dan terdiam.

"Hanya apa?"

"Aku hanya merasa aku tidak cantik memakai gaun, aku takut akan memalukanmu." Claudius pun terdiam.

Dia tahu maksud Josephine adalah bekas luka di punggung dan pergelangan tangannya, bekas luka yang begini memakai gaun pesta memang tidak terlihat cantik. Dia pun menarik nafas dan berkata: "Josephine, asalkan aku tidak merasa malu tidak apa-apa, datanglah."

"Tapi..."

"Jangan tapi-tapi lagi, sayang, kamu datang sekarang, sekalian makan siang denganku." Claudius langsung menutup teleponnya.

Josephine pasrah, dia terpaksa mengganti baju dan keluar.

-----

Setelah Josephine tiba di kantor dan makan siang dengannya, dia pun ditarik oleh Claudius dan tidur siang di dalam ruang istirahat hingga jam empat sore.

Saat itu Claudius sudah tidak ada di atas ranjang, dia bisa mendengar suaranya yang sedang menelepon, sepertinya dia sedang sibuk kerja.

Josephine pun kembali masuk ke dalam selimut, dan memejamkan matanya, perasaan seperti ini sangat nyaman. Lagipula setelah dia bangun juga tidak ada yang bisa dikerjakan, lebih baik dia menikmati sore ini di atas ranjang.

Setelah beberapa saat, dia pun merasa bosan, lalu bermain hp.

Setelah jam lima sore Claudius pun masuk dan memegang sebuah kotak kado, melihatnya yang bermain hp dia pun berjalan kesana dan menggendongnya: "Sudah bangun?"

"Sudah." Josephine meletakkan hp di atas meja dan menatapnya: "Kamu? Sudah selesai kerja?"

"Sudah." Claudius pun menyodorkan kotak hadiah itu dan membukanya di hadapannya: "Kalau sudah bangun cobalah gaun ini, lihat apakah kamu suka atau tidak."

Josephine melihat gaun berwarna hijau tosca di dalam kotak itu, saat itu dia tidak berani mencobanya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu