Istri ke-7 - Bab 151 Cara Untuk Memperbaiki (4)

Baru saja ingin ke bawah mencarinya, dia pun mendengar suara obrolan dia dengan Sally Lin, langkah kaki Claudius pun terhenti, dia pikir emosinya sungguh cepat hilang.

Dia berjalan kembali ke kamar, membuka AC dan membuka selimut bersiap-siap untuk naik ke atas ranjang, lalu terdengar suara Josephine dari belakang: "Tuan muda, kamu jangan tidur dulu."

Claudius membalikkan badannya dan melihat semangkok obat yang ada di tangannya, dia pun bertanya: "Kamu ngapain?"

"Ini obat yang kumasak sendiri, kalau kamu membuangnya lagi, aku akan menyuruh nenek untuk mengawasimu." Josephine menyuguhkan obat ke depan wajahnya. Claudius melihatnya dan melihat ekspresi jahat di wajahnya dan tertawa: "Pembalasan?"

Wanita ini benar-benar sudah terlalu dimanjanya, malah berani mengikutinya berbuat jahat.

"Tidak, aku hanya khawatir dengan kesehatanmu." Josephine tersenyum lembut: "Sayang, minumlah, dengan begitu akan lebih cepat sembuh."

Melihat Claudius tidak menjawabnya dia pun melanjutkan: "Tuan muda kamu ingin aku memanggil nenek datang?"

Claudius terdiam sejenak lalu meresponnya dengan senyuman genit: "Tidak usah."

Setelah itu dia mengambil obat itu dan meminumnya.

Setelah selesai dia menaruh mangkok itu di atas meja, lalu menarik pinggangnya dan memeluknya, berbisik di telinganya: "Kamu tahu akibatnya kalau melawanku bukan?" Lalu dia menciumnya dan memainkan lidahnya di dalam mulutnya.

Josephine merasakan pahit obat itu, itu rasa yang sama dengan tadi, tapi kali ini rasa ini bercampur denga rasa khas dirinya.

Belum sempat dia menikmati rasa yang spesial ini dengan baik, Claudius pun menekannya ke atas ranjang, dan mulai menghukumnya...

*****

Josephine tidak bisa memungkiri kalau hukumannya sangat mengerikan, menginginkannya berkali-kali, dan membuat dirinya menjadi kebun stroberi.

Setelah tertidur sebentar, Josephine masuk ke dalam toilet, dia pasrah saat melihat sekujur tubuhnya yang banyak bercak merahnya di dalam cermin.

Kalau nenek melihatnya, dia pasti akan menasehatinya lagi, masa awal kehamilan malah begini, apapun itu kesalahannya pasti bukan salah dia.

Dia kembali ke ranjang dan berbisik memperingatinya: "Tuan muda, kalau kamu begitu lagi lain kali, aku akan beritahu nenek kalau kamu yang memaksaku.

Dia tahu Claudius sudah tidur, oleh karena itu dia tidak berharap ada respon darinya. Demi pembalasan, dia masih saja mencubit telinganya: "Siapa suruh kamu mempermainkanku..."

Yang tidak terbayangkan olehnya, Claudius yang sudah tertidur malah mengerang sebentar, lalu menarik lengannya dan menggigitnya.

Josephine berpikir dia sedang bercanda, tapi merasakan sakit yang ada di lengannya dia sadar kalau Claudius tidak sedang bercanda, dan ekspresinya, jelas-jelas sedang menahan sakit.

Dia sadar kalau penyakit Claudius sedang kambuh, tapi belum sempat meresponnya, Claudius pun sudah menghempasnya ke atas ranjang, perutnya terhempas di samping ranjang, dia kesakitan dan berkeringat dingin.

Claudius merasakan cahaya lampu, lalu semakin menggila, malah mengejarnya hingga ke bawah ranjang, dan mencekik lehernya: "Kucekik mati kamu... kucekik mati kamu...!"

"Tuan muda, lepaskan aku, lepaskan...!" Josephine ingin menutup lampu dan mengambil obat, tapi malah tidak bisa melepaskan diri darinya.

Dia tidak bisa membantunya, Josephine pun terpaksa berteriak minta tolong.

Sangat cepat sudah ada orang yang datang, dan selalu orang yang pertama datang adalah nenek. Saat dia masuk dia pun melihat Claudius menekan Josephine di atas ranjang, mencekik leher Josephine dan berteriak ingin membunuhnya, Josephine pun mengerang kesakitan, wajahnya sudah berubah merah keunguan.

Nenek kaget melihat keadaan ini, lalu menutup lampu dan berteriak: "Claudius, cepat lepaskan Shella, dia masih hamil!"

Saat ini Claudius sudah hampir kehilangan akal, dia tidak bisa mendengar apapun, tetap mencekik lehernya. Hingga akhirnya Joshua dan dokter Huang pun datang, dan melepaskan Josephine dari Claudius.

Josephine terbaring di atas lantai dan sesak, dia merasakan nafasnya hampir putus.

Dia pun berusaha berdiri, melihat Claudius yang ditekan oleh dokter Huang dan Joshua Shen di atas ranjang, dia pun tidak rela dan berteriak: "Kalian jangan menekan tubuhnya, dia akan kesakitan."

Tiba-tiba dia ingat Claudius belum makan obat, dia pun berjalan kesulitan ke ranjang dan mengambil obat dari laci.

"Shella, Shella kamu baik-baik saja kan..." Nenek melihat Josephine sudah tidak bertenaga lagi, dia pun sangat panik dan memanggil kakak He memapahnya: "Shella kamu bagaimana? Perutmu baik-baik saja? Perlu panggil ambulans?"

"Panggil ambulans saja." Nenek berteriak kepada kakak He.

Josephine yang mendengar ambulans pun langsung berkata: "Nenek, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

"Sudah begini kamu masih baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa, perutku juga tidak sakit." Demi menunjukkan dirinya tidak apa-apa, dia pun berusaha merangkak naik.

Ambulans? Bukankah malah akan ketahuan semuanya? Walaupun dia kesakitan tapi dia tidak boleh pergi.

Kakak He melihat Claudius yang semakin menenang, dia pun berkata: "Nenek, kalau kamu khawatir, suruh dokter Huang bantu nyonya periksa saja."

"Tidak usah, benar-benar tidak usah, aku baik-baik saja kok." Josephine menahan sakit di perutnya.

Tadi perutnya terhempas di samping ranjang, dia hampir tidak mati, sekarang malah harus menahan sakit itu. Demi membuktikan dia tidak kenapa-kenapa, dia terpaksa harus menahannya.

Melihat Claudius di ranjang, ternyata sudah hampir ketiduran setelah memakan obatnya, lalu dia pun berjalan dan bertanya kepada dokter Huang: "Dokter Huang, perlu disuntik tidak?"

"Suntiklah, sepertinya cukup parah." Dokter Huang pun mengeluarkan kotak medisnya.

Setelah dokter Huang memasang infus pada Claudius, Josephine pun berkata: "Oke, kalian istirahat saja, aku yang jaga tuan muda."

"Tidak boleh, kamu pun sudah terluka." Nenek tetap saja mengkhawatirkan anak yang ada di perutnya, lalu berkata kepada dokter Huang: "Periksa kandungan nyonya, cepat."

"Baik, nyonya cepat berbaring, biar aku periksa." Dokter Huang berkata.

"Benar-benar tidak usah." Josephine panik, pandangan matanya mengarah ke ranjang, Claudius sekarang masih tidak sadar, nenek malah memaksanya untuk diperiksa, dia harus bagaimana?

Nenek menjadi marah, lalu berkata: "Kamu periksa saja biar kami tenang? Kembali ke ranjangmu."

"Nenek..."

"Pergi!"

Josephine pasrah, dia terpaksa kembali ke kamarnya.

Berbaring di atas ranjang, Josephine pun berpikir cepat harus bagaimana, bagaimana menjelaskan kepada nenek? Kalau nenek tahu dia tidak hamil dia pasti akan marah. Kalau Claudius sudah tersadar sekarang pasti akan lebih baik, sekarang harus bagaimana?

Sekarang dia hanya bisa berdoa agar dokter Huang tidak mengetahui kalau dia tidak hamil, dan berharap dia tidak bisa mengeceknya.

Dokter Huang memegang nadinya, dia pikir dia salah, lalu menggunakan alatnya untuk memeriksa, akhirnya dia mengatakan: "Nyonya tidak hamil kok."

Satu kalimat ini, membuat Josephine langsung kehilangan semua harapannya, dia bahkan tidak berani melihat ekspresi nenek.

Nenek tentu meresponnya dengan panik: "Kamu bilang apa? Tidak hamil? Alatmu bermasalah? Atau anak itu yang bermasalah?"

"Tidak tahu juga, kalau tidak nyonya ikut aku saja ke klinik dan melakukan pemeriksaan ultrasonik." Kata dokter Huang.

Nenek pun menjawab: "Baik, cepat pergi." Lalu berkata kepada kakak He dan Chelsea Shen: "Kalian cepat papah Shella kesana."

"Nenek jangan panik, kita papah dia sekarang." Kakak He menenangkan nenek.

Chelsea berjalan ke ranjang dan menarik lengan Josephine: "Kakak ipar, sini aku papah kamu."

Josephine melihat Chelsea, lalu menarik nafas dan duduk di atas ranjang, memberanikan dirinya dan berkata: "Nenek, Dokter Huang benar, aku memang tidak hamil."

"Apa kamu bilang?" Tubuh nenek gemetaran, dia hampir terjatuh di atas lantai.

Chelsea langsung bergegas kesana dan memapah nenek bersama kakak He.

Josephine melihat wajah nenek yang marah, dia sudah menebak kalau nenek pasti akan marah, tapi hal ini sudah sampai tahap ini, dia hanya bisa begini. Dia menundukkan kepalanya dan menjelaskan: "Nenek, testpack itu bermasalah, malam itu aku dan tuan muda sudah tahu karena dokter mengatakan kalau aku tidak hamil. Karena kami khawatir nenek akan sedih, kami pun berbohong, maaf, nenek jangan marah ya..."

Nenek menarik nafas dan gemetaran lalu berkata: "Buang orang ini keluar!"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu