Istri ke-7 - Bab 22 Belum Pernah Bertemu

Orang yang bermata tajam pasti bisa melihat Claudius Chen bukanlah orang berderajat rendah, Shella dari kecil selalu mengejar barang bermerek dan barang mewah, sekali melihat ia langsung tahu pakaian di tubuh Claudius adalah limited edition dari merek besar di luar negeri, dasi dan arloji emas di pergelangan tangannya juga merek terkemuka di dunia, dari ujung kaki hingga kepala tidak ada satupun barang yang membuat ia tak nampak elite.

Sudah hidup di kota C selama ini, rupanya ia masih tidak tahu di kota C tersembunyi seorang pria yang begini elite dan tampan, yang kharismanya tidak lebih rendah dari Vincent.

Hari itu ia hanya sibuk mempermalukan Josephine, sehingga tidak begitu memperhatikan pakaian pria itu.

"Tuan, sungguh berjodoh kita bisa bertemu di sini, mengapa Anda tidak masuk sebentar dan minum segelas kopi?" Shella seperti melupakan bahwa pria itu adalah kekasih Josephine, ia juga lupa dirinya barusan memberikan undangan kepada Josephine, bisa-bisanya ia berbasa-basi seperti ini.

Samantha yang berada di sebelahnya dari awal sudah terpana oleh ketampanan Claudius dan Joshua, mendengar Shella berkata seperti itu, ia segera mengangguk dan menimpali, "Benar, ayo minum kopi bersama."

Claudius memandang dia yang wajahnya sama persis dengan Josephine, setelah ragu beberapa saat, ia tersenyum kecil. "Tidak perlu, selamat atas pernikahanmu."

Claudius berjalan dua langkah lalu berhenti, ia menoleh kepadanya. "Oh ya, terima kasih untuk foto yang kau foto saat itu, sangat bagus."

Shella ternganga, wajahnya sedikit canggung.

Sebelum Samantha menanyakan nomornya, Claudius sudah melewatinya dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Selamat tinggal nona-nona," Ujar Joshua sambil tersenyum genit, kemudian ia dengan cepat mengikuti Claudius.

"Kakak, mengapa kau tidak memintanya meninggalkan nomor telepon?" Tanya Samantha sambil membelalakkan mata melihatnya pergi, dengan panik menghentak-hentakkan kaki.

Shella melirik Samantha dengan muka tak enak.

****

Keluar dari cafe, Claudius memandang Josephine yang telah berjalan ke pinggir jalan dan menunggu bus, ia tak menoleh sedikitpun.

"Bukankah Pak William bilang ia hanya punya satu anak perempuan? Bantu aku menyelidiki wanita di dalam tadi."

Waktu itu Josephine pernah berkata itu adalah adiknya, namun Claudius sekarang merasa tak yakin.

Asisten Huang menganggukkan kepala, "Baik tuan."

Setelah Asisten Huang pergi, Joshua dengan penasaran bertanya, "Kak, tidak mungkin setelah kamu menikah sekian lama kamu belum pernah melihat wajah saudari iparmu kan?"

Claudius tidak menjawab pertanyaannya, hanya dengan wajah serius bertanya, "Apakah mempermalukanku membuatmu senang?"

Kalimat ini adalah kalimat yang baru diucapkan Josephine kepada Joshua, Claudius meminjam kata-kata itu.

Joshua menggaruk kepalanya dan tertawa garing. "Hehe, aku hanya merasa seru, tidak tahan mempermainkan mereka sebentar."

Claudius berjalan ke parkiran, Joshua mengikutinya dan tetap tertawa, "Tetapi aku melihat Josephine kasihan sekali, ia dibully hingga seperti itu, tak kusangka tidak ada sedikitpun perlawanan."

Claudius membuka pintu mobil, memutar badan menatap Joshua. "Kau pulanglah sendiri."

"Kenapa?"

"Tidak mengapa," ujarnya. Pintu mobil ditutup, Claudius mengendarai mobil dan pergi.

Karena diganggu oleh Shella seperti itu, Josephine kehilangan keinginan jalan-jalan, setelah berpisah dengan Angie ia berdiri di pinggir jalan menunggu taksi, karena di jalur menuju rumah keluarga Chen tidak ada bus, ia hanya bisa naik taksi.

Namun setelah memanggil taksi dua kali, begitu para supir tersebut mendengar tempat tujuannya adalah rumah keluarga Chen, mereka pun menggelengkan kepala menolak untuk mengantarkannya, alasannya adalah letak rumah keluarga Chen berada di pelosok, dan saat perjalanan kembali tidak akan ada penumpang yang naik.

Melihat waktu masih pagi, dan lagi pulang pun bosan tidak ada kegiatan, maka Josephine berjalan sendirian di trotoar.

Penglihatannya tiba-tiba buram, saat ia mengusap matanya ia baru menyadari air matanya telah terkumpul, tidak tahu apakah ia sedih karena Shella dan Vincent akan bertunangan, atau karena nasibnya sendiri.

Atau karena barusan ini dibuat marah?

Di sebelah kirinya tiba-tiba terdengar suara mobil, ia menoleh, ia melihat di dalam mobil ada seorang pria elite yang ia ketemu waktu itu. Apa maksudnya? Apakah pria itu menyapanya?

"Naiklah, aku akan mengantarmu," ujar Claudius dengan wajah datar.

Kebetulan ia juga sedang kembali ke rumah keluarga Chen, bisa sekalian memberinya tumpangan.

Josephine menyedot ingusnya, lalu ia menolak, "Tidak perlu, terima kasih."

Mungkin pria itu melihat kejadian di cafe barusan itu, apakah ia melakukan ini karena kasihan pada Josephine? Namun Josephine dari awal tidak membutuhkan simpati orang lain. Apalagi pria dan wanita yang tidak akrab, jika orang keluarga Chen melihatnya kembali naik mobil seorang pria tampan, pasti akan terjadi kesalah pahaman.

"Kamu yakin?"

Josephine menghentikan langkahnya, ia membalikkan badan dan dengan muka serius berkata, "Tuan, waktu itu Anda pasti sudah mendengar, saya sudah menikah."

"Aku juga sudah menikah, memangnya kenapa?" Tanya Claudius sambil mengangkat alisnya.

"Karna itu tidak seharusnya saya meminta Anda mengantar saya." Josephine melemparkan kalimat itu padanya dan melangkah ke depan.

Claudius dari belakang melihatnya berjalan, ia segera menginjak gas, mengendarai mobilnya melewati Josephine.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu