Istri ke-7 - Bab 274 Pindah Rumah (1)

Tiga hari setelah keluar dari penjara Henry Qiao langsung kembali ke perusahaan untuk bekerja.

Dalam tiga tahun ini Marco Qiao yang selalu mengurus perusahaan, meskipun Marco Qiao tidak telalu mahir dalam mengurus perusahaan, tapi ada Belinda Yan yang sudah berpengalaman dalam dunia bisnis, mengatur perusahaan bisa dikatakan mudah baginya.

Tapi Marco Qiao tidak terlalu tertarik dalam mengurus perusahaan. Sangatlah bagus jika Henry Qiao dapat kembali dan mengambil ahli kembali perusahaan ini.

Meskipun warna wajah Henry Qiao sudah banyak membaik, tapi Marco Qiao masih berkata dengan penuh perhatian:”Kakak, kamu bisa istirahat beberapa hari dulu di rumah.”

Henry Qiao berkata dengan tidak peduli:”Di rumah juga tidak ada kerjaan, lebih baik aku datang ke perusahaan untuk melihat-lihat.”

Marco Qiao mengangguk: ”Kalau begitu aku kembalikan perusahaan kepadamu.”

“Bagaimana kalau kamu tetap tinggal dan bekerja bersama di perusahaan, serahkan semua restoranmu untuk diurus oleh Bellinda Yan.” kata Henry Qiao

Marco Qiao tertawa: ”Bellinda Yan mengatakan dia sudah lama menginjakkan kaki di dunia bisnis, dia ingin beristirahat sebentar, dan banyak menemani Chloe, pas sekali kamu sudah kembali jadi dia bisa beristirahat.”

Henry Qiao menganggukkan kepala: ”Bantu aku mengucapkan terima kasih kepadanya.”

“Untuk apa berterima kasih, kita satu keluarga.”

Saat Marco Qiao akan meninggalkan kantornya, Henry Qiao menepuk pundaknya: ”Malam ini bawa Bellinda Yan dan Chloe pulang untuk makan malam.”

Marco Qiao mengiyakan lalu berbalik dan pergi meninggalkan kantornya.

Setelah pulang kerja, Marco Qiao langsung pulang dan menjemput Bellinda Yan dan Chloe ke kediaman Keluraga Qiao. Meskipun sikap Nyonya Qiao terhadap Marco Qiao sudah banyak membaik, tapi dikarenakan masih ada belengu didalam hati mereka masing-masing biasanya Marco Qiao sangat jarang pulang ke kediaman Keluarga Qiao.

Dalam perjalanan Chloe berkata dengan imut:”Ayah, kita mau kemana?”

Marco Qiao melihatnya dengan penuh kasih sayang:”Kita akan membawa Chloe ke rumah nenek.”

“Kenapa kita pergi kerumah nenek?”

“Karena paman sudah pulang.”

“Paman itu siapa?”

“Kamu akan tahu setelah bertemu dengannya.” Bellinda Yan merapikan rok Chloe, sambil berkata dengan lembut. Setelah mengatakannya Bellinda beralih kepada Marco Qiao:”Oh ya, apakah Susi benar-benar tidak akan pulang ke keluara Qiao lagi?”

Marco Qiao berpikir sebentar lalu berkata: ”Seharusnya tidak.”

“Sungguh tidak disangka mereka berdua akan menjadi seperti sekarang ini.” Bellinda Yan sama seperti semua orang, saat membahas masalah mereka akan merasa sangat disayangkan.

“Mungkin.... ini adalah jodoh.” Marco Qiao tersenyum: ”Misalkan kita berdua, siapa pun tidak bisa memprediksikan kita akan seperti sekarang ini, tapi jodoh yang membuat kita dapat bersama, bukankah begitu?”

“Hmm, benar juga.”

Marco Qiao membalikkan kepalanya. Lalu mengenggam tangan kecil Chloe: ”Jika di katakan aku harus berterima kasih kepada Chloe.”

“Kenapa harus berterima kasih kepadaku?” Chloe bertanya tidak mengerti.

“Terima kasih karena kamu sudah membuat ibu tetap tinggal di Kota C.” Marco Qiao berkata dengan serius sambil tersenyum: ”Jika bukan dikarenakan Chloe, ibu sudah pergi ke luar negeri.”

Bellinda Yan tertawa, benar juga.

Jika dulu bukan dikarenakankan mendapati dirinya hamil pada waktu yang tepat, atau jika dia bukan pingsan di depan Marco Qiao dan mendapati bahwa dirinya sedang hamil, dia pasti tidak akan melahirkan anak ini, dia pasti akan pergi keluar negeri dan menggugurkan anak ini.

Ternyata benar...saat jodoh datang, siapa pun tidak akan dapat lari!

-----

Saat mereka sekeluarga sampai di kediaman Keluarga Qiao, kebetulan bertemu dengan Henry Qiao baru pulang kerja.

Henry Qiao turun dari mobil lalu melihat sekeluarga yang harmonis itu, lalu melihat Chloe yang berada di antara mereka sambill menyuruh mereka masuk.

“Ini adalah buah yang kalian hasilkan dari aktivitas kalian setelah kalian minum arak?” Henry Qiao membungkuk dan mengenggam telapak tangan Chloe.

“Kak, jaga ucapanmu, Chloe bisa menanyakannya.” Marco Qiao bercanda lalu melihat kearah Chloe sambil berkata dengan lembut: ”Chloe, ini adalah paman.”

“Paman.” Chloe memanggil dengan manis, lalu bertanya: ”Apakah paman bisa memberitahuku apa itu buah yang dihasilkan dari aktivitas setelah minum arak?”

Chloe memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu dia melihat Henry Qiao sambil bertanya dengan serius.

“Oh... ini...” Henry Qiao berpikir sebentar: ”Kamu akan tahu setelah kamu dewasa, sini, biar paman gendong sebentar.”

“Gendongnya sebentar saja ya.” Chloe yang di gendong tidak lupa mengingatkannya.

“Baik, gendong sebentar saja.” Henry Qiao mengendong Chloe dan berjalan masuk kedalam rumah bersama mereka.

Awalnya mereka mengira di dalam rumah hanya ada Nyonya Qiao, tapi tak disangka di ruang tamu ada seorang gadis yang cantik dan lemah lembut.

Saat melihat ada seorang gadis yang tidak dikenal sedang duduk diatas sofa, tanpa sadar Henry Qiao mengerutkan keningnya, Marco Qiao dan Belinda Qiao saling bertatapan, yang sama-sama bingung dengan apa yang sedang terjadi.

Nyonya Qiao menggerakkan kursi rodanya untuk menghampiri mereka, setelah bertegur sapa dengan mereka semua, dia berkata sambil mengandeng tangan gadis cantik itu:”Ini adalah saudara jauh ku namanya Melisa, dia baru tamat dan datang ke Kota C untuk mencari pekerjaan, jadi untuk sementara dia tinggal disini.”

“Halo semuanya, maaf sudah menganggu.” gadis cantik itu berdiri dengan anggun dan lemah lembut, kelihatannya namanya sangat sesuai dengan dirinya.

Henry Qiao melihatnya lalu bertanya kepada Nyonya Qiao:”Saudara jauh?”

“Benar, dia adalah putri dari putri angkat adik sepupu nenekmu, meskipun tidak memiliki hubungan darah tapi tetap memiliki hubungan saudara, mungkin kamu tidak pernah bertemu dengannya.” kata Nyonya Qiao.

Jangankan Henry Qiao, bahkan Marco Qiao dan Belinda Yan dapat merasakan apa tujuan Nyonya Qiao membawa gadis ini kemari, hanya saja semuanya tidak mengatakan apa-apa. Dan meskipun Henry Qiao tidak suka, tapi dia tidak bisa mengusirnya sama seperti yang telah dia lakukan sebelumya, bagaimana pun orang yang didepannya ini datang dengan embel-embel saudara.

Saat makan malam, Nyonya Qiao juga menyuruh Henry Qiao mencari kan pekerjaan untuk Melisa, Henry Qiao melihat Nyonya Qiao lalu meliihat Melisa: ”Bagaimana kalau adik sepupu bekerja di bagian surat-menyurat rumah sakit, pekerjaannya lebih santai.”

“Terima kasih kakak sepupu.” Melisa berkata dengan penuh rasa berterima kasih.

Tapi Nyonya Qiao malah berkata: ”Lebih baik biarkan dia membantu di dekatmu, sekarang kamu baru mengambil ahli kembali perusahaan, hati orang di sekitar sulit ditebak, menggunakan orang sendiri akan lebih tenang.”

“Ibu, kamu tidak perlu khawatir, orang di sekitarku adalah orang yang aku bimbing sendiri, mereka sangat setia kepadaku.”

“Itu dulu, sekarang sudah berlalu beberapa tahun, siapa yang tahu?” mendengar maksud perkataan Nyonya Qiao, Marco Qiao merasa hatinya sedikit tidak nyaman, jelas-jelas dia sedang mencurigai Marco akan mengambil kesempatan untuk melakukan sesuatu terhadap perusahaan saat Henry Qiao tidak ada.

Biarpun berkali-kali dia menegaskan dirinya tidak tertarik pada perusahaan, tapi Nyonya Qiao tidak pernah mempercayainya.

“Oh ya, ibu, Marco sudah keluar dari Perusahaan Qiao.” Belinda Qiao berkata sambil tersenyum.

Mendengar Marco Qiao dicurigai seperti ini, dia lebih merasa tidak nyaman dibandingkan Marco Qiao. Dalam tiga tahun ini Marco Qiao sibuk dengan urusan Perusahaan Qiao dari pagi hingga malam dan tidak mengambil uang sepeserpun, tapi dia malah dicurigai oleh Nyonya Qiao, Bellinda benar-benar tidak tahan lagi mendengarnya .

Dibawah meja Marco Qiao mengenggam tangan Belinda Yan untuk menenangkannya.

Belinda membalasnya dengan memberikan senyuman, lalu menunduk dan melanjutkan menyuapi Chloe.

Nyonya Qiao melihat Marco Qiao dengan kaget, setelah dam-diam merasa senang di dalam hati, dia berkata:” Jika seperti itu, maka Henry Qiao lebih perlu menambah seseorang untuk membantunya, kalau begitu sudah diputuskan, biarkan Mellisa membantu disisimu.”

Marco Qiao dan Bellinda Yan melihat Henry Qiao dengan tatapan kasihan, tidak mengatakan apa-apa.

----

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu