Istri ke-7 - Bab 248 Ke Luar Negeri (2)

Tetapi sikap Claudius sepertinya lebih condong pada masalah Josephine, Claudius lebih mempedulikan ke mana ia pergi.

Masalah Josephine bukanlah hal yang bisa disembunyikan darinya lebih dari 1 jam. Jadi Asisten Yan pun berkata, "Begini, penyakitmu tidak ada hubungannya dengan darah, banyak orang yang memiliki jenis darah yang sama denganmu, tetapi begitu darahnya memasuki tubuhmu akan terjadi penolakan. Kecuali Jesslyn yang memiliki jenis darah sama denganmu. Rahasia ini hanya Sally yang tahu, sehingga ia mengirim orang untuk mengurus Jesslyn. Dan karena sikapnya ini, Henry bisa memperkirakannya. Henry juga memaksa Sally menjawab sebenarnya racun apa yang ia gunakan, bisa dibilang... Henry dan Jesslynlah yang menyelamatkan nyawa Anda."

Claudius memandangnya dengan terkejut, setelah tertegun untuk beberapa saat ia bertanya, "Di mana Jesslyn? Bagaimana ia sekarang?"

"Ia total memberimu 3 kali 800 ml tranfusi darah, anak kecil itu kasihan sekali, saat itu ia bahkan sangat syok, tapi tenang saja, ia sekarang sudah tidak apa-apa, ia sudah pulih seperti sediakala," kata Asisten Yan sambil tersenyum pahit, "Tuan Chen, aku memberitahumu hal ini, adalah untuk membuat Anda mengerti, nyawa Anda selamat adalah berkat Jesslyn yang mempertaruhkan nyawanya. Jadi Anda tidak boleh menyerah akan diri Anda, tidak boleh menyakiti diri sendiri, kalau tidak kasihan Jesslyn."

Firasat buruk dalam hati Claudius itu semakin kuat, ia terus menatap Asisten Yan, menunggunya melanjutkan.

Asisten Yan menghirup napas pendek lalu berkata, "Hanya Tuan Henry yang tahu bagaimana menyelamatkan Anda, dan syarat yang ia ajukan untuk menyelamatkan Anda adalah meminta Nyonya Bai kembali pada Tuan Marco."

"Ia meminta Josephine kembali ke sisi Marco?" Tanya Claudius panik, "Bagaimana dengan Josephine? Apakah ia pergi bersama Marco?"

"Tuan Chen, saat itu hidup Anda berada di ujung tanduk, Nyonya Bai bahkan tidak bisa menahannya 1 hari pun, ia pun terpaksa menyanggupi."

"Kalau begitu... Ia benar-benar pergi," gumam Claudius pelan, "Kalian bilang ia pulang untuk memasakkanku bubur itu bohong, kan?"

Kepalanya seketika kosong, hatinya tiba-tiba berdegup kencang.

"Tuan Chen, jangan panik dan gempar, perhatikan kesehatan," ujar Asisten Yan panik, "Pikirkanlah bahwa Jesslyn mempertaruhkan nyawanya untuk memberi Anda tranfusi 800 ml darah, jangan sampai Anda menyakiti diri sendiri..."

"Bagaimana mungkin aku tidak marah dalam menghadapi orang tidak tahu diri itu?" Kata Claudius dengan murka tiba-tiba, "Bagaimana bisa Henry begitu keji dan egois? Demi Marco, ia tidak segan membuat Jesslyn mempertaruhkan nyawanya, kalau-kalau Jesslyn tidak selamat bagaimana?"

"Tuan Chen, yang dilakukan Henry memang egois, namun Nyonya Bai-lah yang berhak menentukan keputusan akhirnya, Nyonya Bai-lah yang setuju, karena keadaan saat itu sangat genting, Nyonya Bai juga terpaksa."

"Aku lebih baik mati daripada membahayakan Jesslyn begini!" Seru Claudius.

Asisten Yan terdiam sesaat, baru ia berkata, "Tapi... Apakah Anda tidak pernah memikirkan perasaan orang lain? Coba pikirkan misalkan itu Anda, kalau Josephine terbaring di ranjang dan akan segera meninggal, apakah Anda tidak akan melakukannya?"

Pertanyaan ini benar-benar mengena.

Claudius menggertakkan gigi, lalu bertanya, "Kalau begitu beritahu aku, di mana Josephine sekarang?"

"Minggu lalu ia pergi ke Inggris dengan Marco, karena Henry bilang asalkan ia pergi, ia baru akan membiarkan Anda sadar," ujar Asisten Yan dengan wajah simpatik, "Tuan Chen, aku tahu hati Anda sangat sedih dan cemas, namun saat ini masalah perusahaan lebih gawat, tunggu sampai perusahaannya stabil baru selesaikan masalah Josephine, oke?"

"Kalau menunggu perusahaan stabil, mungkin ia sudah akan menjadi istri Marco..."

"Dulu mereka pernah bersama selama 2 tahun lebih, apa Anda lupa?" Tanya Asisten Yan sambil menunduk dan mengambil ponsel Claudius dari dalam laci, lalu menyalakan sebuah video dan menyodorkannya di hadapan Claudius. "Ini video yang direkam Nyonya Bai untuk Anda, silakan dilihat dulu."

Melihay layar ponselnya, Claudius terdiam sebentar baru menerimanya, ia menghirup napas dalam-dalam, mengedip-ngedipkan matanya yang berair saking panik dan marahnya.

Video itu direkam sendiri oleh Josephine, ia tidak tenang, ia khawatir Cladius akan terlalu gelisah hingga memperburuk kesehatannya, karena itu ia meninggalkan video itu.

Kedua matanya kabur, walaupun Josephine tampak tersenyum sambil mendoakannya untuk cepat pulih, namun dari nada bicaranya terdengar kesedihan yang tak tertahankan.

Awalnya Josephine berencana menggunakannya untuk menenangkan Claudius, tetapi sebaliknya malah membuat Claudius bertambah sedih, ia menggenggam erat-erat ponselnya, begitu erat bagaikan mau memecahkannya.

Josephine meminta Claudius melepaskan dirinya, mencari wanita yang lebih baik darinya, menikah, dan mempunyai anak, bagaimana mungkin ia menikahi wanita lain? Bagaimana mungkin?

-----

Josephine dan Marco kembali ke tempat tinggal mereka yang dulu di Inggris.

Marco dan Roman sekeluarga sedang mengobrol di halaman, Josephine malah berputar-putar sendirian di dalam rumah, hari ini sudah merupakan hari ke 7 ia kembali ke Inggris, tidak tahu apakah Claudius sudah sadar?

Ia menahan untuk beberapa saat, akhirnya ia tetap tidak tahan untuk menelepon nomor Asisten Yan, mendengar berita bahwa Claudius sudah sadar, ia pun menjerit gembira, "Benarkah?" Jeritnya lalu bertanya, "Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah ia mencariku? Apakah ia marah? Apakah..."

Asisten Yan tersenyum pahit dan menjawab, "Nyonya Bai, kalau menurut Anda bagaimana?"

Josephine tersentak, benar juga, apakah masih perlu menanyakan ini? Memangnya ia tidak tahu watak Claudius?

"Kalau begitu bagaimana keadaannya sekarang? Apakah ia menjerit-jerit minta ke Inggris untuk mencariku?"

"Tentu saja, tapi Nyonya Bai tenang saja, aku akan menahannya sebisa mungkin."

"Baik, jangan sampai penyakitnya kambuh," ujar Josephine, inilah yang paling ia khawatirkan.

"Aku hanya bisa berusaha semampuku."

"Baik, kalau begitu aku tutup dulu."

Setelah menutup telepon, kamar itu pun kembali sunyi, ia tidak berani berpikir apa yang Claudius lakukan, lebih tidak berani lagi memikirkan seberapa sedihnya ia.

Ia yang jauh berada di Inggris ini juga sangat sedih, apalagi Claudius!

Setelah lama berdiam di dalam kamar, ia baru berjalan keluar.

Di halaman, Roman sekeluarga masih di sana, Jesslyn dan Jack bermain puzzle di sudut halaman, para orang dewasa entah sedang membicarakan apa, mereka terlihat senang.

Baru saja ia keluar, Nyonya Roman berkata padanya, "Jessie, Marco Qiao sudah memesan banyak tempat yang seru untuk membawamu dan Jesslyn berlibur, betapa irinya..."

Josephine memandang Marco, kemudian menerima brosur wisata yang diberikan oleh Nyonya Roman, lalu ia mendongak memandang Marco dan berkata, "Bukankah semua tempat ini sudah pernah kita kunjungi? Kenapa mau pergi lagi?"

"Setiap kali pergi akan ada perasaan yang berbeda kan, dan lagi tempat-tempat ini sangat menarik," kata Marco.

"Tapi aku..." Kata Josephine terdiam sesaat, dengan perasaan bersalah ia tersenyum, tapi tidak melanjutkan kalimatnya, karena tidak tega menyerang keramahan Marco.

Meskipun ia kecewa, dan mengeluh tentang Marco, namun bagaimanapun ini adalah pilihannya, ia hanya bisa memaksakan diri untuk menjalani pilihannya dengan baik.

"Kamu kenapa? Tidak senang ya?" Tanya Marco sambil menatapnya dengan wajah penuh perhatian.

Josephine menggeleng, "Bukan, aku hanya... Uh... Tidak terlalu ingin berkeliaran."

"Apakah Jessie khawatir Jesslyn bertemu orang jahat lagi?" Tanya Nyonya Roman sambil tersenyum menenangkan, "Jangan khawatir, orang-orang yang menculik Jesslyn waktu itu sudah ditindak secara hukum, tidak akan ada lagi orang yang berani mengambil resiko sebesar ini untuk menculik Jesslyn."

Josephine mengangguk dan berkata, "Waktu itu... Terima kasih kalian sudah membantu mencari Jesslyn."

"Untuk apa berterima kasih, awalnya kamilah yang ceroboh sehingga Jesslyn hilang," ujar Roman, "Untungnya Jesslyn tidak apa-apa, kalau tidak seumur hidup kami akan merasa bersalah."

Mengingat kejadian penculikan Jesslyn, hingga hari ini masih tersisa ketakutan di hati Josephine, untungnya Jeff tidak membahayakan nyawa Jesslyn, hanya menyembunyikannya di sebuah desa. Kalau tidak, tidak hanya Jesslyn yang tidak selamat, Claudius juga tidak akan hidup.

Melihat Jesslyn dan Jack yang bermain dengan gembira, hati Josephine yang tertekan akhirnya merasa baikan.

"Kita bisa membawa Jesslyn jalan-jalan, sudah lama ia tidak main di luar, tapi kalau kamu tidak mau pergi, aku bisa membatalkan tiketnya," kata Marco sambil tersenyum, "Tidak apa-apa kok."

Josephine melihatmya, akhirnya ia berkata, "Sudahlah mari pergi bersama."

Anggap saja membawa Jesslyn pergi bermain.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu