Istri ke-7 - Bab 94 Perang Dingin (1)

"Aku akan mengatakannya sekali lagi, aku tidak akan mengaborsi anak ini, kecuali kamu membunuhku dan membiarkan kami berdua mati!"

"Kamu ... ” Claudius Chen menggapai lehernya dengan marah, "Nona Bai, apakah kamu sedang mengancamku? Apakah kamu pikir aku tidak berani membunuhmu? Sudah begitu banyak wanita yang mati. Tidak apa-apa jika menambah satu lagi. ”

"Kamu ... ”Wajah kecil Josephine Bai menjadi pucat, apa yang dia bicarakan? Apakah dia ingin menyingkarkannya seperti enam istrinya sebelumya?Benar , bagaimana mungkin dia tidak berani? Bukankah dia sudah sering melakukan hal semacam ini?

Dia menelan ludahnya dengan ketakutan, dan tubuhnya sedikit mundur, dan membuka mulutnya dan berkata, "Kamu sudah gila ..."

"Aku memang sudah gila, dibuat gila olehmu!" Semakin dia mundur, semakin ketat Claudius Chen melangkah maju dan memaksanya ke ambang jendela.

Setengah dari tubuh Josephine Bai sudah terlihat di luar jendela, dan gambar dalam mimpi itu langsung terlintas di benak: di bawah tatapan dingin Claudius Chen, dia jatuh dari jendela ...

"Jangan!" Dia berteriak ketakutan: "Claudius Chen, kamu tidak punya hak untuk melakukan ini padaku! Lepaskan aku! ”

"Bukankah ini pilihanmu sendiri?"

"Aku... "

Persis ketika Josephine Bai merasakan tubuhnya sudah mau jatuh dari ambang jendela, tiba-tiba terdengar suara cemas oleh nenek tua itu: "Claudius Chen! Apa yang kamu lakukan?"

Chelsea Shen yang sedang menemani nenek tua itu juga buru-buru meletakkan termos di tangannya dan menyelamatkan Josephine Bai dari Claudius Chen.

Josephine Bai kakinya lemas dan hampir jatuh ke lantai.

"Kakak Ipar, kamu baik-baik saja." Chelsea Shen membawa Josephine Bai ke tempat tidur untuk duduk. Melihat wajahnya yang sudah pucat dan terengah-engah.

Josephine Bai meminum sedikit air dan mengangguk.

Claudius Chen khawatir akan membuat nenek tua terlalu marah dan membuat penyakitnya kambuh, sehingga dia tidak berani berbicara dengan Josephine Bai lagi, hanya berdiri dengan murung di samping jendela.

Nenek tua yang kaget oleh kelakuannya itu menghela nafas dalam dan memelototi Claudius Chen, "Jika aku tidak datang tepat waktu, apakah kamu benar-benar akan mendorong ibu dan anak itu ke bawah?"

Dia awalnya berpikir bahwa Claudius Chen sudah tenang setelah berpikir selama dua hari. Dan tidak akan gegabah lagi, tetapi dia tetap saja seperti ini. Untungnya, dia datang ke bangsal untuk melihat-lihat karena khawatir, jika tidak ...

Claudius Chen tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu apa yang dia katakan tidak berguna.

"Kakak Sepupu, kali ini kamu sudah keterlaluan!" Chelsea Shen tidak tahan untuk tidak menyalahkannya: " Jika kamu mendorong Kakak Ipar sampai terjatuh ke luar, hukum tidak akan bisa mengampuni kamu. Bukankah itu juga menyakiti diri kamu sendiri?"

Pada titik ini, Claudius Chen terlalu marah dan bahkan tidak memikirkannya itu.

Dia tidak berharap Josephine Bai akan bersikeras tentang hal ini, demi seorang anak mau menceraikannya, wanita seperti itu, bagaimana dia bisa menahan rasa kesalnya?

Setelah semua orang tenang, nenek tua itu menarik napas dalam-dalam dan menatap Claudius Chen: "Claudius, apakah kamu harus melakukan ini?"

"Aku selalu bersikap seperti ini, tidak hanya hari ini."

Nenek tua itu mengangguk: "Kalau begitu. Mari kita masing-masing saling mengalah. Karena kamu khawatir kesehatan anakmu tidak akan terjamin, dan sekarang usia janin juga sudah berusia empat bulan, dalam setengah bulan berikutnya, mari kita lakukan pemeriksaan terperinci. Jika anak itu benar-benar memiliki masalah, mari kita aborsi anak itu. Tetapi jika dokter mengatakan bahwa anak itu sangat sehat, maka kita akan melahirkannya, baik? ”

Claudius Chen tidak setuju, tetapi tampaknya dia tidak bisa tidak setuju saat ini. Lagi pula, dokter mengatakan bahwa tubuh nenek tua itu tidak boleh mendapat terlalu banyak tekanan.

Chelsea memandangi nenek tua lalu memandang Claudius Chen lagi, tersenyum dan setuju: "Solusi ini bagus, Kakak Sepupu, lakukan saja apa yang dikatakan Nenek."

Setelah dia mengatakan itu dia menoleh ke Josephine Bai dan tersenyum: "Kakak Ipar, bagaimana menurutmu?"

Josephine Bai juga menatap ke arah Claudius Chen. Setelah melihat bahwa dia tidak keberatan, dia diam-diam menghela nafas dan mengangguk, "Baik."

Dia dapat merasakan bahwa anak itu sehat dan dia percaya bahwa anak itu akan baik-baik saja. Selama Claudius Chen bersedia menepati janjinya, dia bisa lega.

*****

Setelah tiga hari keluar dari rumah sakit, Josephine Bai menyembunyikan diri di kamarnya dan bahkan tidak keluar untuk makan, dan Pengurus He lah yang membawakan makanan ke kamarnya.

Jika bukan karena sedang hamil, dia mungkin bahkan tidak mau makan.

Hari ini Fransiska Ya berpura -pura datang menemuinya dengan khawatir dan memberinya banyak suplemen kesehatan.

Setelah Fransiska Ya menutup pintu, dia melihat sekeliling dan akhirnya tatapannya jatuh di Josephine yang sedang berdiri di teras. Sehingga dia melangkah ke depan, dan berkata ke punggungnya: "Aku dengar kamu sudah tidak meninggalkan kamar selama tiga hari?"

Yang membuat dia khawatir bukanlah janinnya, atau dia, tetapi hubungannya dengan keluarga Chen.

Josephine Bai hanya menggerakkan tubuhnya sedikit dan menatapnya lalu menurunkan tatapan, dia bahkan tidak repot-repot menyapanya.

Fransiska Ya tidak mengharapkannya untuk menghormati dirinya sendiri. Dia menatapnya dengan acuh tak acuh dan berkata dengan nada mencela: "Apakah kamu masih ingat identitas kamu sendiri dan mengingat tanggung jawab kamu? Juga tidak lihat kedudukanmu sendiri, apakah kamu punya hak untuk marah kepada Claudius Chen ? ”

Ketika dia mendengar Pengurus He mengatakan bahwa Josephine Bai sudah tidak keluar dari rumah selama tiga hari karena marah Claudius Chen, dia sangat marah sampai wajahnya pucat dan ingin segera membunuhnya.

Josephine Bai masih duduk di kursi rotan tanpa sepatah kata pun, mendengarkan Fransiska Ya yang menyalahkan dirinya: "Bahkan jika Claudius Chen tidak menginginkan anak ini, itu juga masalahnya. Sebagai seorang ayah, apakah dia tidak memiliki hak untuk memutuskan melahirkan anak ini atau tidak? Bagaimana kamu bisa menentangnya seperti ini? Kamu ... ”

"Apakah kamu sudah selesai berbicara?" Josephine Bai menyelanya dengan tidak sabar, dan akhirnya menatap langsung ke matanya, dan berkata kepadanya , "Jika kamu datang hanya untuk menyalahkan aku, maka kamu bisa pergi sekarang karena aku tidak mau mendengar."

"Kamu tidak mau mendengar?" Fransiska Ya menjadi lebih kesal dengannya, dan dia berusaha menekan suaranya kecil: "Mengapa kamu tidak mengaborsi anak itu ketika aku menyuruh kamu mengaborsi anak itu? Jika kamu menyingkirkan anak itu pada saat itu, apakah sekarang ada masalah sebanyak ini? Semua masalah ini disebabkan oleh perbuatanmu sendiri. ”

"Aku bersedia menanggung akibat dari perbuatanku!"

"Kamu ... ”

Josephine Bai tersenyum pahit, dia sekarang hanya mempunyai satu pikiran dalam benaknya, mempertahankan anak itu. Jika dia diberi kesempatan untuk memilih lagi saat di ruang operasi, dia pasti akan memilih untuk kabur lagi.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu