Istri ke-7 - Bab 246 Tidak Bisa Merelakannya (1)

Jesslyn melihat obat di tangannya, mengerutkan alisnya, tapi tetap membuka mulut dan mengambil obat itu, lalu dengan bantuan Marco Qiao dia pun meneguk seteguk air hangat.

Dia tidak terlalu bisa menelan obat, setelah mencoba dua kali akhirnya obat itu ditelannya juga, dia merasa obat itu sangat pahit.

"Jesslyn sangat hebat!" Josephine pun mengacungkan jempolnya.

Melihat Jesslyn sudah sadar, dia akhirnya bisa memakan makanan itu, bahkan mulai merasa lapar.

Dia sangat takut setelah menolong Claudius, Jesslyn malah tiada, kalau begitu dia dan Claudius juga tidak ingin hidup lagi.

Untunglah keadaan tubuh Jesslyn selalu baik, setelah pengambilan darah berkali-kali Jesslyn tetap bertahan.

Untunglah sudah bertahan sampai tahap ini!

Kalau Claudius melihat Jesslyn setegar ini, dia juga pasti akan terharu!

Jesslyn sedang memulih pelan-pelan, nenek juga pelan-pelan sembuh, hanya Claudius yang sepertinya tidak ada tanda-tanda akan sadar.

Jelas-jelas rona wajahnya membaik, tapi tidak tahu mengapa dia tetap belum sadar, Josephine pun merasa cemas.

Saat Henry Qiao datang, dia pun bertanya kepadanya: "Kamu panik apa, setidaknya butuh satu bulan untuk menunggu Claudius sadar."

"Satu bulan lagi? Lama sekali?" Josephine pun kaget.

Henry Qiao mengangguk: "Ini yang paling minimal."

"Kamu yakin Claudius pasti akan sadar?"

"Aku yakin." Henry membalikkan badan dan menatapnya: "Tentu saja, tapi satu bulan, tiga bulan atau setahun lagi, itu lihat keputusanmu."

"Maksudnya?"

"Ngapain pura-pura bodoh?"

Josephine pun kaget sejenak, akhirnya dia tahu apa maksud perkataannya.

Dia terdiam beberapa saat dan mengangguk: "Baik, aku mengerti, setelah keadaan Claudius membaik aku akan..." Dia pun tidak melanjutkan lagi, karena dia tidak tahu apakah Claudius bisa mendengar perkataannya atau tidak.

Kali ini keadaan Claudius cukup parah, seharusnya tidak mendengarnya bukan? Pikirnya.

Hp Josephine berbunyi, dia pun mengangkatnya, lalu terdengar sapaan dari telepon: "Josephine?"

"Iya ini aku, kamu siapa...?" Josephine menegakkan badannya: "Susi?"

Mendengar nama "Susi", Henry pun memandangnya.

Susi pun bengong beberapa saat, lalu menjerit: "Oh tuhan! Benar-benar kamu kan Josephine, kamu jangan takuti aku, aku penakut!"

Josephine tertawa: "Kamu jangan takut, aku manusia, bukan setan."

"Yang benar saja? Marco tidak bohong? Kamu belum mati? Jessie yang aku temui waktu itu kamu? Josephine?" Pertanyaan Susi bertubi-tubi.

Ternyata dia mendengar dari Marco Qiao, Josephine tetap tertawa: "Apa yang Marco katakan itu benar, semua itu benar."

"Termasuk Jesslyn juga benar?"

"Iya, benar."

"Tuhan, aku benar-benar kaget, dasar kamu pembohong! Brengsek! Gila...!"

"Susi..." Josephine merasakan pandangan tajam Henry Qiao lalu bertanya: "Kamu sekarang dimana?"

"Hari ini aku baru pulang dari luar negeri, kebetulan melewati restoran Star Edge dan makan disana, aku pun mendengar berita yang mengagetkan ini." Kata Susi.

Sebenarnya dia hanya bertemu dengan Marco Qiao, dia pun menanyakan dimana Jessie dan Jesslyn, dia tidak menyangka Marco Qiao akan memberitahunya kabar ini, dia hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Henry Qiao tiba-tiba langsung mengambil hp itu dan berkata: "Nyonya Qiao, kamu masih tidak mau pulang?"

"Kamu siapa? Kenapa bisa bersama Josephine?" Susi juga tidak tahu sengaja atau tidak.

Henry Qiao pun emosi, lalu berkata: "Kamu benar-benar tidak bisa mendengar aku siapa?"

"Oh, tuan muda Qiao, lama tidak ketemu." Susi pun berpura-pura kaget dan tersadar.

"Iya, memang sudah lama tidak ketemu." Henry pun tersenyum sinis, tapi sebelum dia bicara lagi, Susi langsung melanjutkan: "Tapi aku hari ini tidak ingin bertemu denganmu. Lain kali ya, oke."

Setelah itu dia pun menutup teleponnya.

Mendengar telepon itu ditutup, walaupun Henry Qiao emosi, tapi dia tetap harus mengembalikan hp itu ke tangan Josephine.

Josephine memegang hp dan menatapnya: "Sudah bertahun-tahun lamanya, hubunganmu dan Susi masih belum membaik juga?"

Henry Qiao menatapnya juga dan tersenyum: "Tiba-tiba aku sedikit menyesal telah menolong Claudius."

"Apa?" Josephine merasa bingung mendengar jawabannya itu.

"Tidak apa-apa, aku keluar dulu." Henry Qiao melihat sekilas Claudius yang tertidur, membalikkan badannya dan berjalan keluar, dia terlihat sangat tergesa-gesa, Josephine pun tidak sempat menanyakan apapun lagi.

-----

Walaupun Susi sudah bilang kalau tidak ingin bertemu Henry Qiap, tapi Henry Qiao tetap datang ke restoran Star Edge, dan membawanya ke sebuah ruang privasi.

Saat dia sampai, Susi masih memikirkan kejadian hidupnya kembali Josephine, saat itu dia sedang berjalan mondar mandir dan memikirkan hal ini.

Mungkin karena ini terlalu tiba-tiba, saat Henry Qiao muncul dia sama sekali tidak kaget.

"Kamu kenapa datang kesini?" Dia menghentikan langkahnya, menenangkan perasaannya, lalu menatapnya.

"Aku datang melihat istriku yang sudah pergi berbulan-bulan." Henry Qiao pun berjalan kesana, memegang dagunya, lalu menundukkan kepala dan mencium bibirnya: "Rindu aku tidak?"

"Kamu ingin aku jujur?" Susi mengangkat tangannya dan merapikan kemejanya, lalu tersenyum genit: "Aku sudah hampir lupa kalau kamu itu suamiku."

Pernikahan mereka, baginya hanyalah hiasan saja, tidak ada artinya lagi. Tapi setelah pria brengsek ini bermain diluar dan kelelahan dia pasti akan mempermainkannya dan membuatnya pasrah.

"Oyah? Sepertinya aku harus cepat-cepat membuatmu mengingatku lagi." Henry Qiao mencium bibirnya kembali, sama sekali tidak sungkan-sungkan.

Susi bukanlah wanita yang polos dan manja, dia dan Henry Qiao juga bukan tidak pernah berciuman.

Saat Henry Qiao menciumnya, dia tidak seperti wanita lain yang bersikap manja dan mencoba mengelak, tapi dia melangkah mundur: "Tunggu."

Dia mengusap bibirnya dan menatapnya: "Hari ini apakah kamu mencium wanita lain? Sudah sikat gigi?"

"Inderamu sangat sensitif kamu masih tidak bisa merasakannya?" Henry Qiao pun memeluknya dan tertawa sinis: "Bau air desinfektan, kamu tidak menciumnya?"

"Dari rumah sakit?"

"Iya."

"Bagaimana keadaan Claudius?"

Henry Qiao pun marah dan merasa geram: "Kamu yakin tidak menanyakan tentang aku dulu?"

"Ngapain aku menanyakan kamu?" Susi memperhatikannya: "Aku lihat kamu tidak berubah, tetap menawan, dan setiap melihat wanita pasti langsung ingin mengajak tidur."

"Kamu seharusnya tanya apakah aku senang, apakah aku mencari wanita lain, apakah..."

"Melihatmu yang ceria, kehidupan seksualmu pasti sangat memuaskan, kebutuhan itu terpuasi tentu saja kamu senang, tidak usah kutanyakan lagi." Susi pun mengambil tas di sofanya: "Sayang, aku masih ada urusan, kamu main-main sendiri ya."

Dia pun menepuk dadanya: "Jangan takut aku lari, kali ini aku pulang seminggu."

Henry Qiao mengerutkan alisnya: "Kamu mau kemana? Melihat Claudius?"

Susi tidak mempedulikannya, tetap berjalan pergi dan meninggalkannya emosi sendiri.

-----

Susi memang pergi ke rumah sakit, tapi dia tidak langsung melihat Claudius tapi melihat Josephine.

Saat bertemu Josephine, dia pun terus menatapnya, dia kaget dan senang, bahkan mengulurkan tangan dan mencubit wajahnya: "Kamu benar-benar Josephine?"

Josephine pun memegang wajahnya yang lumayan sakit karena dicubitnya dan mengangguk: "Benar, ini aku, kamu sudah tanya berkali-kali."

"Pantas waktu pertama kali bertemu denganmu di rumah keluarga Qiao aku merasa aku seperti kenal dengan kamu, ternyata..." Susi mengangguk, lalu bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi? Saat itu kamu bukannya... sudah itu?"

"Nona Susi, kamu serius ingin tanyain ini sekarang?" Josephine tertawa: "Kalau ingin membahas ini, tiga hari tiga malam pun sepertinya tidak cukup."

"Aku kan penasaran."

"Tenang saja, nanti kalau ada kesempatan, aku akan menceritakan semuanya kepadamu, juga Angie." Kata Josephine.

Susi melihat ke sekitar, saat ini memang tidak cocok mengatakan ini, dia sangat penasaran tapi terpaksa berkata: "Baiklah, hal ini kita bicarakan saja lain kali, bagaimana dengan Jesslyn? Kamu setidaknya berkata sedikit kepadaku bukan?"

"Jesslyn?" Josephine pun tersenyum pasrah, menatapnya dan berkata: "Walaupun banyak yang terjadi, tapi sekarang aku ingin berterima kasih kepadamu, makasih sudah membantuku menolong Jesslyn."

"Aku?"

"Benar, tuan muda Qiao tidak menyetujuimu, tapi sebenarnya dia tetap membantu, dia adalah pria yang aku temui di kamar mandi. Dia menukar bayiku dan menggantikannya dengan bayi laki-laki yang dibuang orang lain untuk Shella Bai."

"Henry Qiao menukar bayimu? Lalu kenapa dia mau membohongiku dan bilang kalau dia tidak membantu? Lalu terus membohongiku kalau akan membantuku mencari anakmu? Ternyata ini semua ulah dia, dasar brengsek!"

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu