Istri ke-7 - Bab 95 Terluka (1)

Setelah dokter Huang pergi, didalam kamar hanya tersisa Josephine dan Claudius, ruangan yang sunyi seakan-akan telah membeku, seketika itu, Josephine juga tidak mengerti harus melakukan apa.

Tangan Claudius masih saja berdarah, lantai berwarna abu-abu itu sudah berubah menjadi merah, jika masih tidak membersihkan lukanya, Josephine takut Claudius akan mati kehabisan darah. Namun didalam hatinya ada sebuah suara yang mengingatkannya, dia adalah pembunuh yang mencelakai nenek, dia adalah musuh.

Bagaimana bisa dia toleransi terhadap musuhnya sendiri? Ini tidak boleh! Jika neneknya mengetahuinya dia tidak akan mengizinkannya berbuat seperti itu!

Meskipun Claudius telah mabuk, tapi hatinya masih saja sadar, dia bisa merasakan perubahan Josephine, merasakan ketidakpeduliannya.

Dia menunggunya menggunakan darah segarnya, dia menunggu untuk melihat Josephine akan seperti dulu jika melihat dirinya sedikit tidak beres dan akan langsung bergegas membantunya, namun kali ini dia menunggu tapi Josephine tetap saja tetap saja duduk diatas tempat tidur.

Claudius akhirnya marah, dia berjalan dengan langkah yang kacau kearah temapt tidur, lalu dia mengangkat dagu Josephine dengan tangannya yang masih berdarah, lalu berkata, “Kamu lah yang diam-diam mengandung anakku, kamu lah yang bersikeras ingin melahirkan anaknya, kamu sudah menang tapi kamu begitu tidak puas? Apa yang sebenarnya kamu mau?”

Nafas Claudius terhempas ke muka Josephine sambil membawa aroma whisky.

“Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk melahirkan anak ini, tapi ini tidak berarti aku akan tetap sayang dan menjagamu seperti dulu.”

“Jadi begitu? Kamu sudah memutuskan untuk tidak berhubungan lagi denganku?” Claudius tertawa meledek.

“Karena dulu tidak mengerti dirimu makanya penuh toleransi kepada dirimu, namun sekarang aku sadar kamu tidak membutuhkan toleransi dari siapapun, baik karir maupun wanita, kamu tidak lebih buruk dibanding siapapun. Apapun yang kamu mau, kamu bisa mendapatkannnya, sekalipun nyawa orang lain, karena kamu punya uang!”

Josephine tersenyum, dia menatapi Claudius dan berkata, “Tuan muda, masih ingatkah perkataanku waktu itu? Aku berbeda dengan wanita lain, aku tidak akan setuju dengan semua perbuatanmu hanya karena kamu kaya, apalagi melanggar hati nuraniku untuk mambaik-baikkan dirimu.

“Aku tahu kamu tidak pernah menganggapku sebagai istrimu, jadi kamu tidak mengizinkanku untuk melahirkan anakmu, bahkan kalian akan mengusirku dari keluarga Chen setelah anakku dilahirkan. Tapi aku tidak peduli, aku hanya mengharapkan anakku bisa lahir dengan selamat, aku tidak pernah berharap terhadap dirimu dari dulu, apalagi saat ini.”

“Apa maksudmu? Jadi aku sudah tidak patut untuk diperhatikan olehmu?”

“Benar.”

“Haha, benar juga.” Claudius tiba-tiba mengangkatkan tangannya, dia melihat darah yang berada di muka dan baju Josephine, “kalau begitu kita berjudi saja, lihat siapa yang akan bertahan lebih lama.”

“Apa yang mau kamu lakukan?” Josephine melotot tangan Claudius yang sengaja diangkatkan untuk diperlihatkan kepadanya, seluruh telapak tangannya sudah merah penuh dengan darah.

“Aku lihat apakah kamu bisa melakukannya.” Claudius mulai tertawa.

Josephine melototnya dengan marah, “Apakah kamu bisa tidak sekanak-kanakan seperti ini?”

“Aku lupa memberitahu kamu, kata dokter aku tidak boleh kehilangan terlalu banyak darah, tidak boleh terinfeksi, jika tidak akan mudah untuk terkena penyakit sindrom hemophilia.” Claudius tetap tertawa, tangannya mengelus perut Josephine, “Ibu dari anakku tercinta, apakah kamu tahu apakah sindrom hemophilia itu? Itu adalah sejenis penyakit terminal, sebuah penyakit yang nyaris tidak bisa diobati, penyakit yang lebih sulit diobati dari kanker darah...”

Suaranya semakin lama semakin pelan, semakin lama semakin lemah, lalu badannya terjatuh disamping Josephine.

Josephine tercengang, dia meneriakinya tanpa sadar : “Tuan muda! Ada apa denganmu tuan muda?!”

Dia tidak mengira bahwa Claudius akan tiba-tiba pingsan, tadinya dia jelas-jelas masih baik-baik saja. Mengapa bisa tiba-tiba seperti begini......

Kondisi badan Claudius memang kurang bagus, sekarang dia mabuk dan berdarah, jangan-jangan dia kambuh sakit lagi, apa yang harus dilakukan? Apa yang harus dilakukan olehnya?

Josephine bergegas mengambil kotak P3K sambil menelepon Dokter Huang dengan speaker, lalu membersihkan luka tangan Claudius.

Panggilannya di terhubung, tapi baru saja berbunyi langsung di matikan oleh orang.

Josephine terhenti, dia mengangkatkan kepalanya barulah dia menyadari bahwa Claudius yang harusnya pingsan sudah terbangun dan saat ini sedang menatapi dirinya dengan pandangan meledek.

Tangan Josephine yang memegang Claudius juga ikut terhenti, tatapannya bertemu dengan tatapan Claudius.

“Aku kira kamu benar-benar berubah, namun sebenarnya tidak, kamu berkata dirimu hingga begitu hebat hanyalah tindakanmu untuk menipuku kan?” ledek Claudius sambil tertawa, “Kamu memang berbeda dengan wanita yang lain, kamu lebih pintar trik memancing daripada mereka, kamu jelas-jelas sangatlah ingin membaik-baikan aku agar aku menerima kamu dan anak yang tidak bagus ini. Tapi masih harus mengeluarkan tampang seperti tidak peduli apa-apa. Karena kamu tahu para lelaki tidak suka dengan wanita yang dengan sendirinya menempel kepada dirinya.”

“Tak peduli aku adalah lelaki yang seperti apa, tak peduli aku punya berapa banyak wanita, tak peduli apa yang kulakukan untuk mendapatkan sesuatu, kamu tetap tidak bisa meninggalkanku, kamu tidak bisa dendam terhadapku.”

Muka Josephine berubah terus menerus.

Akhirnya dia melepaskan tangan Claudius, dan berkata dengan marah, “Claudius Chen! Menjauh dariku.”

Claudius menganggukkan kepalanya dan merangkul Josephine kedalam pelukannya, lalu menundukkan kepalanya dan mencium Josephine, “Jika bukan karena kamu masih mengandung, aku sangat ingin menyayangimu.”

Seusai berkata, dia lanjut menciumi Josephine.

Wangi whisky merambat di antara bibirnya dan memenuhi inderanya.

Josephine mendorongnya dengan marah, tapi dia tidak berhasil mendorongnya.

Tangan Claudius masih berdarah, bahkan dia bisa mencium bau amis itu, sudah seperti ini dia masih ingin mengumumkan keberhasilannya dengan cara seperti ini?

Josephine lalu mengigit lidah Claudius yang berada di dalam mulutnya, namun lidahnya bagaikan ular, dengan mudah menghindar dari serangannya.

Claudius marah, dia menambah kekuatan ciumannya, dia menciumi bibirnya hingga dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Tidak bisa mengelaknya dengan gigi, Josephine hanya bisa menganti kedua tangannya untuk memukuli punggung Claudius, mulutnya juga mengeluarkan suara tidak rela.

Hingga merasakan rasa pahit, barulah Claudius melepaskan bibirnya, dia menjilati bibirnya sendiri, sudah terasa pahit.

Cahaya di dinding menerangi Josephine, Claudius melihatnya menangis, dan ekspresinya yang marah. Hatinya sedikit toleransi, barulah dia melepaskannya dan bangkit dari tempat tidur.

“Permainan ini lumayan bagus, cukup seru, jika kamu tertarik, aku tidak keberatan jika kamu tetap memainkan permainan ini, asalkan kamu masih kuat untuk bermain.” Claudius tersenyum dan berjalan kearah pintu dengan meninggalkan kalimat itu.

Dia telah pergi, dia pulang kekamarnya.

Josephine melongo duduk diatas tempat tidur, dia melihat pecahan pot bunga dan darah yang berada dilantai, dia sudah tidak punya tenaga untuk membantah, dia sudah tidak ingin membantah.

Bagaimanapun Claudius melihat dirinya, dia sudah tidak peduli lagi, lagipula setelah beberapa bulan nanti, mereka sudah tidak berhubungan lagi.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu