Istri ke-7 - Bab 150 Apa yang Ingin Kamu Katakan? (3)

Walaupun tidak ada kebebasan sewaktu berjalan-jalan dengannya, tapi setidaknya lebih baik daripada tidak jalan-jalan sama sekali, setelah menutup telepon, Josephine pun langsung beranjak dari ranjang, dan mengganti pakaiannya.

Setelah pengurus Wang mengantarnya ke kantor, kebetulan Claudius dan asisten Yan sedang berjalan keluar dari gedung kantor, setelah asisten Yan menyapanya, dan menyerahkan segenggam kunci kepada Claudius, lalu naik ke mobil pengurus Wang dan pulang ke rumah.

Josephine mengikuti Claudius dan naik ke atas mobilnya, melihat mobil yang dinaiki asisten Yan semakin menjauh, dia pun menoleh ke Claudius dan bertanya: "Tuan muda, kamu dan asisten Yan sudah bekerja bersama berapa lama?"

"Enam tahun."

"Sudah enam tahun pantas saja dia begitu mengerti dirimu." Josephine berkata.

Claudius menghidupkan mesin tapi tidak menjalankan mobil, tapi malah menoleh menatapnya: "Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"

Josephine kaget, lalu menggeleng: "Tidak, aku hanya tanya saja."

Claudius tiba-tiba mendekatkan dirinya, lalu memegang leher belakangnya: "Apakah sekretaris Liu sudah mencuci otakmu?"

"Tidak kok, kamu jangan pecat dia." Josephine menggeleng, walaupun sekretaris Liu pernah berniat jahat kepadanya, tapi tidak termasuk parah, tapi dia tidak berharap karena dia malah kehilangan pekerjaan.

Sebenarnya Claudius sangat tahu jelas sekretaris Liu itu orang yang bagaimana, dia juga sengaja menyuruh sekretaris Liu menemaninya jalan-jalan.

"Dia sudah dipecat." Claudius kembali ke tempatnya.

"Hah?" Josephine kaget: "Kenapa?'

"Karena kamu." Claudius menghidupkan mesin mobil dan mulai menjalankannya.

"Aku?"

"Iya." Claudius mengangguk: "Teh susu hari itu, hampir membuatku ke toilet lagi."

Josephine pasrah, sepertinya hari itu dia tidak mengatakan apapun, kenapa dia tahu bahwa sekretaris Liu yang menyuruhnya membelinya? Bagaimanapun juga, dialah yang membuat sekretaris Liu kehilangan pekerjaannya, pekerjaan yang begitu bagus malah hilang begitu saja, dia merasa bersalah.

Claudius melihat ekspresinya itu, lalu muncul senyuman jahat di bibirnya.

Sebenarnya sekretaris Liu sudah lama masuk di daftar pegawai yang ingin dipecatnya, kesalahan teh susu itu hanya salah satu kesalahannya saja, dan memecatnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Josephine, tapi dia suka melihat ekspresinya yang begini.

Mobil berhenti di depan pusat perbelanjaan, Claudius menoleh dan menatapnya: "Tidak kecepatan kalau sekarang membeli perlengkapan bayi?"

"Tidak kok, aku membeli keperluanku." Josephine melepaskan sabuk pengaman, sebenarnya dia juga merasa terlalu cepat, membeli keperluan ibu hamil hanya alasannya untuk bisa keluar jalan-jalan.

Claudius mengikutinya turun lalu berjalan masuk ke dalam toko yang ada di dalam gedung.

Walaupun terlalu cepat, tapi barang-barang yang ada di dalamnya sangat menarik perhatiannya, apalagi barang-barang keperluan bayi semuanya terlihat sangat unik dan lucu. Dia pun membeli banyak.

Walaupun masih lama untuk menunggu bayi ini lahir, dan banyak keperluan yang tidak perlu terlalu cepat dibeli, penjual dan Claudius tidak mempedulikannya, pikirannya hanyalah membuatnya senang, lagi pula barang-barang ini tidak seberapa baginya.

Keluar dari toko bayi, Josephine lalu menarik Claudius berjalan ke toko lainnya, lalu mengajaknya makan malam dan nonton di bioskop.

Saat pulang ke rumah, sudah jam sepuluh malam.

Saat memasuki rumah, mereka melihat nenek belum tidur, sebelumnya setiba jam sepuluh dia pasti sudah istirahat di kamar.

"Nenek, kenapa masih belum tidur." Claudius berjalan kesana, dan duduk di depannya.

Josephine pun menyerahkan barang belanjaannya kepadan Vina, dan mengikuti Claudius.

Nenek melihat mereka berdua lalu kemudian melihat Josephine, menasehatinya: "Kamu baru saja hamil tapi langsung keluyuran hingga malam, bagaimana kalau ada apa-apa dengan kandunganmu?"

Josephine pasrah, di dalam hatinya dia berpikir nenek terlalu menyayangi anak ini bukan?

Dia dan Claudius hanya jalan-jalan dan nonton saja, tidak melakukan sesuatu yang menghabiskan banyak tenaga.

"Nenek, tidak separah itu." Claudius berkata.

Lalu nenek pun menoleh kepadanya: "Kamu juga, Shella tidak mengerti kamu tidak mengurusnya malah ikut keluyuran dengannya."

Claudius menoleh ke Josephine dan tersenyum: "Iya, besok aku akan mengurungnya di dalam kamar dan tidak membiarkannya keluar."

Josephine mendengarnya langsung menatapnya dan kecewa, apa maksudnya, masa mau mengurungnya di dalam kamar?

Memang dia suka mengurungnya, apalagi saat ini ditambah lagi dengan dukungan nenek, dia semakin beralasan bukan?

Josephine pasrah, kehidupan yang bebas yang dia harapkan semakin menjauh dairnya.

Agar nenek tidak mengatakan permintaan lainya yang tidak masuk akal, Josephine pun berdiri dari sofa dan berkata: "Nenek, kalian ngobrol saja, aku ke atas istirahat dulu."

"Aku juga naik." Claudius berdiri dari sofa dan berkata kepada nenek: "Nenek juga cepat istirahat."

Setelah kembali ke kamar masing-masing, Josephine mengambil baju tidur dan pergi mandi, setelah mandi dia duduk di sofa dan mulai menikmati hasil belanjaannya malam ini.

Satu per satu barang dikeluarkannya, lalu memandangnya satu per satu.

Semakin dipandangnya semakin dia merasakan kehangatan di dalam hatinya.

Dia pun mulai mengimajinasi keadaan setelah anaknya lahir, lalu memakai semua barang pembeliannya ini, dan merawatnya dengan baik. Claudius melihatnya pun tidak akan sedih memikirkan anak yang telah meninggal itu.

Kalau bisa melupakan anak itu, maka kebenciannya kepadanya pun tidak akan begitu dalam lagi.

Setelah selesai, dia pun menyimpan barang-barang itu ke dalam lemari dan berjalan ke atas ranjang dan bersiap-siap untuk tidur.

Menatap ranjang yang kosong ini, Josephine pun mengambil sebuah bantal dan berjalan ke kamar Claudius.

Mengetuk pintu dan terdengar suara Claudius: "Masuk."

Josephine berjalan masuk, dan memasang muka kasihan dan ketakutan: "Sepertinya aku melihat sesuatu di luar jendela, boleh tidak aku tidur semalam disini?"

Sebenarnya kejadian hantu sudah lama tidak pernah terjadi lagi, sepertinya karena hantu itu selalu melihatnya tidak pernah ketakutan dan tidak tertarik lagi kepadanya.

Claudius menatapnya.

Josephine lalu berkata lagi: "Aku tahu tidak boleh mengungkit ini di dalam rumah ini, tapi aku benar-benar takut, aku tidak bisa tidur."

Claudius melihatnya kasihan, dan tidak tega mengusirnya, dia pun menundukkan kepalanya dan melihat majalahnya kembali.

Dia tidak menjawab, seharusnya ini berarti dia setuju bukan?

Josephine merasa senang, dia pun melangkah ke ranjang, membuka selimut dan berbaring di atasnya.

Sebenarnya selain khawatir kalau tidak ada yang merawatnya jika penyakitnya kambuh, ada lagi sebagian alasan karena dia sudah terbiasa tidur di samping Claudius, tidak terbiasa tidur sendirian. Lagi pula, mana ada pasangan pengantin baru yang tidur terpisah? Dia tentu tidak mau!

Dia memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya kembali dan menatapnya: "Kamu masih belum mau tidur?"

"Sebentar lagi." Claudius menyahut.

Josephine menjawab "Oh" dengan pelan, lalu mendekatinya dan bersandar di tubuhnya, lalu memeluk pinggangnya.

Claudius menunduk dan menatapnya: "Kamu sengaja memancingku ya?"

"Bukan, biarkan aku memelukmu, kalau tidak aku tidak bisa tidur." kata Josephine dengan ekspresi wajahnya yang polos.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu