Istri ke-7 - Bab 167 Mencarinya semalaman (2)

Suasana kamar langsung berubah hening, Josephine Bai menutup kedua matanya dan menarik nafas dalam, air mata kesedihan dan kemarahannya akhirnya tidak jadi keluar.

Akhirnya dia mengerti kenapa Susi lebih memilih bersembunyi di dalam apartemen dan tidak bersedia kembali ke kediaman Keluarga Qiao, bersama dengan pria yang tidak mengerti dan mempercayai dirinya, sungguh hal yang sangat menyulitkan. Dan di dekatnya masih ada Nona Zhu, sepertinya kehidupannya lebih menyedihkan dibandingkan Susi!

Karena tidak makan malam, bagaimana pun dia berbaring Josephine tidak dapat tidur, akhirnya dia bangun dari tempat tidur, dan pergi ke dapur di lantai satu untuk mencari makanan.

Dengan tidak mudah akhirnya dia menemukan sebuah mi instan di rak paling bawah, dikarenakan dia malas memasaknya, dia langsung memakannya sambil memeluk mangkok mie itu dan duduk di sudut ruang makan.

Mungkin dikarenakan lapar, dia merasa mie instan ini sangat enak, sangat renyah.

Sambil makan dia memikirkan kejadian yang terjadi hari ini.

Claudius Chen mengatakan luka wanita itu sungguhan, bagaimana mungkin? Apakah demi memfintahnya, wanita itu bahkan bisa berkorban sebesar itu, dia menggunakan air mendidih menyirami dirinya sendiri?

Saat membayangkan air panas yang menyirami punggung tangan, kulit kepala Josephine Bai langsung mati rasa, jika benar seperti itu, wanita itu sungguh sudah gila, benar-benar sangat menakutkan, dia lebih menakutkan daripada si idiot Shella Bai itu!

Mungkin di karenakan terlalu fokus memikirkan hal itu , dia bahkan tidak menyadari ada yang mendekatinya, saat Claudius duduk disampingnya barulah dia merasa kaget.

Dia melihat Claudius Chen yang berada di sampingnya, lalu melihat jam di dinding, tak disangka sudah jam dua belas lewat dia masih belum tidur?

"Kenapa masih belum tidur? Mengkhawatirkan kekasihmu?" Josephine bertanya dengan mengejek.

"Benar, aku sedang berpikir bagaimana jika di punggung tangannya meninggalkan bekas? Saat bermain piano akan terlihat sangat jelek." Claudius Chen memutar kepalanya dan melihatnya: "Bagaimana denganmu? Kenapa tidak bisa tidur?"

Josephine Bai menggeretakkan gigi, memutuskan tidak bertengkar dengannya: "Aku lapar karena tidak makan malam."

Kelihatannya karena tadi belum puas bertengkar, dia datang lagi untuk bertengkar dengan Josephine.

Claudius Chen melihatnya sangat tenang, malah merasa sedikit aneh. Tapi dia datang bukan untuk bertengkar dengannya, dia juga sama dengannya dikarenakan merasa lapar, dia turun untuk mencari makanan, tak disangka dia melihat Josephine makan mie kering disini.

Claudius menjulurkan tangan mengambil mie instan dari mangkok Josephine, Josephine Bai mengenggam pergelangan tangannya: "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Makan mie." Claudius Chen melihatnya menggenggam tangannya.

"Ini punyaku, jika ingin makan cari sendiri." Josephine Bai merebut kembali mie dari tangannya, dan memeluk mangkuk mie itu dengan erat.

"Bahkan semangkuk mie saja kamu ingin memperhitungkannya dengan sangat jelas?"

"Benar, kamu cari cinta pertamamu itu untuk berbagi semangkuk mie." setelah mengatakannya Josephine segera berdiri dan bersiap untuk pergi.

Claudius Chen mengenggam pergelangan tangannya dan menariknya kembali, melihatnya dengan tidak senang sambil berkata: "Nona Bai, hari ini seharusnya aku yang marah."

"Kamu keluarkan amarahmu, aku keluarkan amarahku, kita tidak saling mengganggu." setelah mengatakannya Josephine Bai menyingkirkan tangannya dan pergi dari ruang makan, lalu berjalan keatas.

Josephine Bai kembali ke kamarnya, dan meringkuk di sofa melanjutkan memakan mie keringnya, hanya saja mie yang awalnya terasa enak semakin dia memakannya semakin terasa tidak enak, memakan tidak sampai setengahnya dia tidak bisa memakannya lagi.

Dia meletakkan mie yang tersisa setengah itu di sudut ruangan, lalu mengambil remot dan menonton TV.

Tak lama dia menonton, pintu kamar tiba-tiba terbuka, dia langsung duduk tegak di atas sofa, tengah malam seperti ini ada yang membuka pintu sungguh mengagetkan orang. Saat dia melihat yang masuk adalah Claudius Chen, diam-diam dia merasa lega.

Hanya saja untuk apa dia datang ke kamarnya? Dan dia datang dengan membawa dua mangkuk besar.

Claudius Chen meletakkan nampan di atas meja, melihat mie kering yang berada di sudut ruangan sambil berkata: "Kelak jangan memakan gorengan seperti itu, tidak baik untuk tubuh."

Josephine Bai melihat mie yang ada di atas nampan: "Cinta pertamamu yang memasakannya untukmu?"

Meskipun mie di dalam mangkok terlihat tidak menggiurkan, dan terlihat kekurangan air, tapi Josephine tidak menyangka Claudius Chen yang memasaknya sendiri, bagaimana pun seumur hidupnya Claudius tidak pernah memasak.

Claudius Chen memberikan sebuah sumpit kepadanya, dengan ekspresi wajah yang dingin berkata: "Aku memberikan satu mangkok untukmu karena memberikanmu muka, jangan mencari masalah."

Josephine Bai memang sedikit lapar, dan juga sangat tertarik ingin mencoba apa rasa mie yang di masaknya, apakah akan lebih buruk dari kelihatannya. Tapi ekspersi wajahnya membuat Josephine tidak dapat menelan kemarahannya ini, tidak bisa menahan diri dan berkata: "Jangan pikir karena kamu memberikan satu mangkok mie kepadaku aku akan memaafkanmu, jangan harap!"

Dia memakan satu suapan, untung saja, rasa seperti rasa mie.

"Apakah aku memerlukan maaf dari mu?" Claudius Chen mengangkat kepala melihatnya: "Sebaliknya aku, sudah memaafkanmu, dan memasakkan mie untukmu, bukankah seharusnya kamu merasa sangat berterima kasih?"

"Claudius Chen, tolong bawa pergi mie buatanmu ini." Josephine Bai meletakkan kembali sumpit di atas meja: "Aku tidak memerlukan maaf darimu, aku sudah mengatakan aku tidak melukainya."

Ternyata Claudius membawakan mie untuknya bukan karena dia mempercayainya, tapi karena ingin agar Josephine mengaku kalah, dan mengakui kesalahannya.

"Kamu sudah cukup atau belum!" Claudius Chen menjadi marah.

"Aku tidak sedang mengajak ribut!" Josephine Bai melihatnya, dia kembali merasa kecewa

Josephine tidak bisa makan lagi, dia kembali ke tempat tidurnya, menarik selimut dan menutupi dirinya

Claudius Chen meletakan sumpit yang ada di tangannya, dia juga tidak bisa makan lagi karena marah, dia mundur kebelakang dan bersandar di sofa sambil melihat Josephine.

Setelah beberapa saat, Claudius berjalan menghampirinya, dia menarik selimut dan berbaring, lengannya merangkul pinggang Josephine dan menariknya kedalam pelukannya, lalu berbisik di telinganya:"Apakah bisa kita tidak bertengkar lagi?"

Claudius merasa jika terus perang dingin seperti ini akan sangat melelahkan, beberapa hari lagi adalah pesta perayaan ulang tahun perusahaan, sampai saatnya Josephine yang berstatus sebagai istri direktur utama pasti harus ikut hadiri, jika sampai saatnya mereka masih seperti ini saling menggunakan wajah tanpa ekspresi seperti ini, tidak tahu apa yang akan dipikirkan orang-orang.

Jadi, demi pesta perayaan ulang tahun perusahaan tiga hari lagi, Claudius juga tidak bisa membiarkannya terus seperti ini.

"Jika kamu sangat tidak mempercayaiku, kenapa kamu masih memaksakan untuk terus bersamaku?" Josephine Bai berkata dengan sedih.

"Aku pernah mengatakan aku tidak akan bercerai denganmu maka aku pasti tidak akan bercerai denganmu, dikarenakan kita adalah suami istri maka kita harus seperti pasangan suami istri." Claudius Chen menarik nafas pelan: "Aku tidak ingin membahas masalah hari ini lagi, tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah, biarkan saja berlalu."

Biarkan saja berlalu, dia sungguh berpikir dengan santai, tapi bagaimana dengan perasaan sedih dalam hatinya? Apakah dia ada memahaminya sedikit saja?

Josephine Bai menutup kedua matanya, tidak berkata apa-apa.

Telapak tangan Claudius yang memeluknya mulai terangkat, mengingat masalah hari ini dengan marah Josephine menyingkirkan tangannya dari tubuhnya, lalu membungkus dirinya dengan erat menggunakan selimut.

Keesokan paginya, meskipun mereka tidak berbicara sama sekali, tapi keluar bersama dari dalam kamar.

Juju Zhu duduk di atas sofa di lantai satu dan meminta Maria membantunya mengoleskan obat, Saat Maria membuka kain kasa di tangannya, Josephine Bai melihat dengan jelas luka ditangan Juju Zhu adalah luka sungguhan, karena tangannya benar-benar membengkak.

Pantas saja biar bagaimanapun dia menjelaskan Claudius Chen tidak akan percayainya, teh itu tidak mendidih sama sekali, melihat luka di punggung tangan Juju Zhu, pria manapun pasti tidak akan percaya.

Hanya bisa mengatakan wanita ini benar-benar gila, demi memisahkan dirinya dan Claudius wanita itu bahkan rela melukai dirinya sendiri.

"Selamat pagi." Juju Chu tersenyum menyapa mereka seperti biasanya.

Claudius Chen melihat tangannya, bertanya dengan penuh perhatian: "Bagaimana kondisi tanganmu? Apakah sudah membaik?"

"Sudah banyak membaik, salep yang kamu carikan untukku sangat bagus, lihat sudah lebih baik dibandingkan semalam." Juju Zhu mengangkat tangannya agar Claudius melihatnya, juga agar Josephine melihatnya dengan lebih jelas.

Claudius Chen memeriksa tangannya, dan menganggukkan kepala: "Hmm, tidak sebengkak semalam."

"Jadi, harus berterima kasih kepada salep yang kamu berikan." Juju Zhu berkata dengan penuh rasa berterima kasih.

Maria sedikit takut melihat luka Juju Zhu: "Tuan Muda, lebih baik kamu yang membantu Nona Zhu mengoleskan obat, aku tidak pernah membersihkan luka, saat melihatnya saja membuatku merasa gugup."

"Apa yang perlu kamu khawatirkan, hanya luka kecil." Juju Zhu menegurnya:"Apakah hal remeh seperti ini perlu merepotkan Tuan Muda? Aku lakukan sendiri saja."

Sambil berkata dia mengambil kapas dan bersiap membersihkan lukanya, Claudius segera menghentikannya: "Biar aku saja." sambil berbicara sebelah tangannya mengenggam tangan Juju Zhu yang terluka, sebelah tangannya lagi mengambil kapas.

Josephine melihat wajah Claudius yang khawatir, perasaan iri muncul dalam hatinya, lalu berkata: "Mengenai membersihkan luka, aku lebih berpengalaman dari pada kalian, biar aku saja."

Setelah mengatakannya dia juga tidak mempedulikan mereka menyetujuinya atau tidak, dia membuat Claudius Chen menyingkir, dan mengambil tangan Juju Zhu yang terluka dari tangannya.

Meskupun Juju Zhu sedikit khawatir, karena tidak tahu apa yang akan Josephine lakukan, tapi dia tetap tersenyum dengan sopan kepadanya: "Terima kasih, Josephine."

"Tidak perlu berterima kasih, aku yang membuatmu terluka hingga seperti ini, seharusnya aku yang mebantumu membungkuskan luka." Josephine Bai melihat telapak tangannya menjadi tegang, lalu tersenyum kepadanya: "Dulu aku pernah menjaga anak kecil di panti asuhan, luka terjatuh, luka terbentur aku yang membantu mereka membungkuskan luka, pengalamanku pasti tidak kalah dari perawat, jadi kamu tidak perlu khawatir, rileks aja."

Juju Zhu tersenyum dengan kaku, dan menahan nafas

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu