Istri ke-7 - Bab 100 Sedikit Kejam (3)

Dia bahkan tidak berani membayangkan adegan itu, dia melahirkan anaknya secara diam-diam, lalu memberikan anaknya kepada Shella si wanita kejam ini, lalu membiarkan Shella membawanya pulang ke keluarga Chen dan membesarkannya, ketika suasana hati senang, dia mungkin akan lebih baik kepada anak, ketika suasana hati jelek......

Dan dirinya? Hanya bisa bersembunyi dengan membawa kesakitan berpisah dengan darah dagingnya sendiri.

Apakah dirinya bisa melewati kehidupan seperti ini?

Dia tanpa sadar gemetaran, setelah merapikan bajunya, dia berkata, “Jika tidak ada apa-apa lagi, aku akan pulang dulu.”

“Masih ada satu hal.” Fransiska melirik tangan kanan Josephine, “Dalam kurun waktu ini, sebaiknya kamu cari cara untuk melepaskan cincin ini.”

Meskipun dia telah menyuruh orang untuk membuat sebuah cincin yang sama persis, hampir tidak bisa dibedakan dengan kasat mata, tapi paling bagusnya adalah bisa melepaskan cincin itu.

Josephine tetap menganggukkan kepalanya, “Aku usahakan.”

Sebelum pergi, Josephine berpikir dan akhirnya mengingatkan mereka, “Nyonya besar keluarga Chen adalah orang yang sulit diatur, mungkin saja Nona besar Bai tidak akan semudah itu untuk masuk ke sana.....”

“Kamu tidak perlu menakutiku disini!” Shella memotongnya dengan tidak sopan.

Dia tidak percaya kalau Josephine yang dari kecil tinggal di daerah orang miskin saja bisa hidup tenang di keluarga Chen, bahkan bisa mendapatkan hati Claudius, mana mungkin dirinya putri keluarga Bai bisa tidak bisa hidup tenang disana?

Adegan Claudius mencium Josephine di jembatan bandara itu tidak bisa dilupakan olehnya.

Setelah dibentak oleh Shella, Josephine juga sudah malas untuk memberitahu dia, lalu meninggalkan ruangan.

Josephine tidak langsung meninggalkan kafe, melainkan ke sebuah kamar yang lain, dia mengetuk pintu dan masuk kedalamnya.

Didalam ruangan, Angie dan Susi tengah bergurau canda, ketika melihatnya masuk, Susi bergegas menjauhi tatapannya, bahkan senyuman di wajahnya saja langsung memudar.

Angie melihat Josephine yang masuk lalu berkata, “Bukankah kamu bilang masih ada teman? Dimana?”

“Mereka sudah pulang duluan.” Josephine berjalan kearah Angie dan duduk disampingnya. Lalu melirik Susi dan berkata, “Susi, aku masih belum berterima kasih kepadamu tentang hal kemarin.”

Susi menurunkan kepalanya dan melarutkan jus di gelasnya dengan menggunakan sedotan, dan berkata, “Kemarin kamu sudah berterima kasih, langsung ke topik saja.”

Dia mengangkat kepalanya, “Kali ini kamu ingin aku membantumu apa lagi?”

“Aduh, Susi, tadi Josephine sudah berkata dengan jelas dalam telepon, hari ini dia ingin berterima kasih kepadamu, dan memberi pelajaran kepadaku, bukan untuk meminta bantuanmu.”

“Benarkah?” Susi menyindirnya.

Josephine menatapinya lalu menghirup nafas dan berkata, “Sepertinya memang seperti itu, aku mempunyai tujuan tertentu setiap kali mencarimu, tapi kali ini aku hanya lah ingin berterima kasih kepadamu, aku tidak bermaksud lain.”

“Sudahah, aku juga sudah terbiasa dengan permohonan bantuanmu, aku juga tidak peduli dengan kali ini lagi.” Susi mennggerakkan bahunya serasa tidak peduli.

Josephine tersenyum dan tidak berkata apa-apa.

Angie melirik mereka berdua lalu menarik tangan Josephine dan memutar badannya kearahnya, “Baik, ini giliranku, Josephine, kamu marahi aku saja, pukul aku, aku bukan teman, aku mengkhianatimu, jika kamu tidak memukulku, aku tidak akan tenang.”

“Jika memukulmu berguna, aku benar-benar ingin memukulmu hingga pingsan.” Kata Josephine.

“Hah?”

“Ada apa? Bukankah seharusnya seperti itu?”

“Maafkan aku Josephine.” Angie menggoyangkan tangan Josephine, “Semua gara-gara Belinda, dia tidak hanya mengancamku, bahkan dia mengatakan banyak hal baik Claudius, dia bilang Claudius betapa mempedulikanmu, betapa mengkhawatirkanmu, bahkan dia bilang malam itu dia sendirian menyetir mobil dan mencarimu di tepi kali.”

“Omong Kosong!” kedua kata ini tidak dilontarkan oleh Josephine, melainkan Susi.

Mereka berdua terkejut dan melihat kearahnya.

Susi meletakkan jus yang berada ditangannya di atas meja, “Jika dia sebaik itu, mana mungkin dia tidak bisa mempertahankan anak ini? Mana mungkin dia akan mengancam Josephine mengugurkan anaknya dengan cara seperti itu?”

Angie membuka mulutnya, tapi setelah sejenak dia baru membantah, “Bukankah sekarang dia sudah menerimanya? Jika tidak mana mungkin Josephine bisa minum kopi dengan kita?”

“Apa katamu?” Susi melongo, lalu menatapi Josephine, “Kamu memutuskan untuk melahirkan anak ini?”

Josephine menganggukkan kepalanya, “Iya, Claudius sudah menyetujuinya.”

“Apakah kamu gila?” kali ini Susi langsung bangkit dari sofa, Josephine dan Angie dikejutkan lagi olehnya.

Susi tidak mempedulikan reaksi mereka dan menatapi Josephine lalu berkata, “Kamu masih mau melahirkan anak untuk lelaki seperti ini? Apakah kamu masih mempunyai harga diri dan batas kesabaran? Apakah kamu tahu apa yang dilakukan olehnya? Jika bukan dia merubah.....” Susi terhenti, dia menggertakkan giginya dan melanjutkan, “Kamu mengira dia benar-benar menyukai seorang wanita, kalian kira dia akan peduli dengan orang lain? Jika dia sebaik itu aku sudah menikahinya dari dulu......!”

Susi terhenti lagi, dia melirik ekspresi melongo kedua orang ini dan kembali duduk diatas sofa.

Josephine dan Angie memang terkejut dengan perkataan terakhir Susi. Sejenak kemudian Angie baru mengatakan, “Susi, aku mengerti kamu merasa tidak adil dengan kejadian Josephine, tapi......jika dia sebaik itu kamu sudah menikahinya dari dulu, apa maksud kata ini? Kamu dengan Claudius......?”

Dia tertawa tapi tidak berkata langsung.

Susi menatapinya dan berkata, “Aku hanyalah lebih mengenalnya dibanding dengan kalian.”

Setelah sunyi beberapa saat lagi, Josephine berkata, “Aku tidak melahirkan untuknya, melainkan untuk diriku sendiri.”

Susi berkata, “Aku kira kamu akan mengugurkan anakmu setelah mengetahui bahwa anakmu bermasalah, tapi ternyata kamu adalah orang yang keras kepala hingga sebodoh ini.”

Seusai berkata dia mengangkat gelas diatas meja dan minum, lalu meletakkan gelasnya dengan keras, “Aku merasa malu karena mempunyai seorang teman sepertimu!”

Lalu dia melangkah meninggalkan ruangan.

Didalam ruangan terdiam beberapa detik, lalu mereka berdua saling bertatapan.

“Ada apa dengannya?” Josephine memulai percakapan, hanya setengah tahun tidak bertemu, mengapa dia menjadi seperti begini?

“Dia suka dengan suamimu?” kata Angie, setelah di pukul oleh Josephine menggunakan siku tangan, dia berkata , “Ada apa? Bukankah sekarang sedang populer teman dekat merebut suami sendiri? Ini sangatlah normal.”

“Bukankah dia telah menikahi Tuan Muda Qiao? Dan katanya dia sangatlah tampan.” Josephine tidak akan percaya Susi berhubungan dengan Claudius.

“Kamu dengar perkataanku?” Angie dengan ekspresi menghina, “Apakah kamu pernah mendengar aku mengatakan bahwa Tuan Muda Qiao itu tiap hari bermain bersama dengan banyak wanita? Wanitanya banyak hingga bisa dijadikan sebagai sebuah sekolah wanita. Aku tanya, apakah Susi akan menyukai lelaki seperti ini? Menurutku mereka akan bercerai dalam waktu dekat.”

Jika sesuai sifat Susi, mereka memang pasti akan bercerai.

Kembali memikirkan Claudius, dia juga tidak lebih baik daripada Tuan Muda Qiao, memang benar kata Susi, dirinya terlalu tidak mempunyai harga diri dan tidak mempunyai batas kesabaran, makanya dirinya bisa mempunyai perasaan lebih terhadap lelaki itu.

Josephine tersenyum, “Baiklah, bagaimanapun juga mereka adalah suami-istri, kamu jaga perkataanmu juga.”

“Hanya numpang nama saja, mereka selalu tidur dikamar berbeda, memang sakit kepala jika bertemu dengan pernikahan seperti ini.” Seusai berkata Angie memegang tangan Josephine dan tersenyum Ceria, “Baiklah, kita jangan bicarakan mereka lagi, ayo kita pergi jalan-jalan.”

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu