Istri ke-7 - Bab 72 Tidak pernah melihatnya begitu menyedihkan (3)

*****

Dari Bar, mereka berdua langsung kembali ke hotel untuk istirahat.

Josephine Bai selesai mandi melihat Claudius Chen sedang berbaring di ranjang dan memejamkan mata, dia melihat jam di dinding, belum pukul setengah sepuluh, dia berpikir pagi sekali tidurnya.

Tadi pada saat mandi, dia masih memikirkan bagaimana menghindar dari permintaan malam hari yang mungkin saja ada. Sekarang Josephine Bai melihatnya telah tidur, dia menjadi tenang.

Walaupun merasa tenang, tetapi di saat bersamaan hatinya sedih dan sensitif, ada apa dengan Claudius Chen? Apakah tiba di kota cinta pertamanya maka tidak ada gairah untuk menyentuh wanita lain?

Dengan perasaan cemburu, Josephine Bai duduk di pinggir ranjang, lalu memukul-mukul Claudius Chen.

Claudius Chen tidak tidur, tetapi tidak juga membuka mata, hanya berbicara dengan santai :"Jangan sentuh aku".

"Ada apa? Kamu tidak enak badan?"

"em"

"Benar tidak enak badan?" Tiba-tiba Josephine Bai menjadi gelisah, apakah benar? Apakah penyakitnya kambuh? Bagaimana ini? Apakah perlu memanggil ambulance?

“Mana yang tidak enak? Mau ke rumah sakit?" suaranya terdengar panik.

"Perut tidak enak".

“Perut tidak enak? mengapa bisa begitu?"

Akhirnya Claudius Chen membuka mata, lalu menatapnya :"begitu banyak makanan sampah yang masuk bagaimana mungkin perutku tidak apa-apa?"

Apa maksudnya? Josephine Bai berpikir, akhrinya dia mengerti, dia sedang menyalahkannya karena membawa dia pergi makan makanan kecil itu, dan menyebabkan perutnya sakit.

"Sembarangan, aku makan lebih banyak dari kamu, mengapa aku baik-baik saja?" Walaupun Josephine Bai berkata seperti itu, tetapi dia tetap berdiri dari ranjang dan berkata :" Baiklah, aku akan keluar membeli obat untuk pencernaan agar makanan di perutmu cepat tercerna".

Mereka tinggal di hotel seperti Villa, di sekitar sana tidak ada toko obat, untung jarank dari sana ke kota tidak terlalu jauh, dia memanggil taxi menuju toko obat terdekat membeli obat untuk pencernaan, dan membeli obat maag.

Ketika dia kembali, Claudius Chen telah tertidur.

Tanpa disadari, dia memperlambat langkahnya, lalu menuangkan air hangat ke gelas, dengan hati-hati dia berjalan ke samping Claudius Chen dan berbisik :"Tuan besar, apakah kamu sudah tidur?"

Sebenarnya tidak apa-apa jika dia sudah tidur, ternyata Josephine Chen hanya memanggil dengan berbisik Claudius Chen bangun. Dia membuka mata dan melihat Josephine Bai : "Mengapa lama sekali kamu pergi?"

"Di sekitar sini tidak ada toko obat, aku pergi ke pusat kota untuk membelinya". Josephine Bai meletakkan cangkir lalu membantunya untuk bangun, lalu memberikan obat ke tangannya.

Melayaninya makan obat, setelah melihatnya tidur kembali, tiba-tiba Josephine Bai mengantuk. Setelah memperhatikan wajahnya yang sedang tidur, dia membuka selimut dan berbaring disampingnya.

Jumlah kamar di atas dan di bawah ada lima, tetapi cuaca seperti ini tidur sendiri terasa dingin, lebih baik tidur di sampingnya. Betul, karena dingin, Josephine Bai menghibur dirinya。

*****

Keesokan harinya, ketika Josephine Bai membuka mata, dia melihat satu tangan Claudius Chen memegang pintu kamar mandi, satu tangan di pinggang, wajahnya seperti antara hidup dan mati.

Beberapa saat ini, asalkan Claudius Chen ada sedikit tidak baik, Josephine Bai akan sangat khawatir, dia takut penyakitnya kambuh. Saat ini dia melihatnya tidak enak badan, dia melompat dari ranjang bahkan sendal pun tidak dia kenakan, dan langsung menghampiri Claudius Chen dan memapahnya.

"Tuan besar kamu tidak apa-apa?" Josephine Bai memperhatikan wajahnya.

Claudius Chen memandanginya sebentar, wajahnya tergurat sesuatu yang tidak baik dan dia menggeleng :"tidak apa-apa".

"Kamu....."

"Kakiku lemas".

"Mengapa kakimu lemas? Baik-baik saja mengapa bisa lemas."

Claudius Chen tidak dapat berkata-kata, wajahnya pucat :"karena diare."

Ha...?Josephine Bai terkejut, karena diare sampai kaki lemas? Melihat wajahnya yang lemah, tiba-tiba dia tertawa.

Jika bukan karena dia menariknya pergi ke jalan kecil itu untuk makan, mana mungkin dia seperti ini? Dia masih tertawa lagi?

Awalnya ingin rasanya dia mencekik Josephine Chen, di tambah dia mentertawakannya, semakin dia merasa kesal, lalu dia berkata :"Sudah cukup tertawanya?"

Josephine Bai cepat-cepat menahan tawanya, tetapi tidak dapat menyembunyikan guratan tawa yang ada di wajahnya, dia menahan agar tidak tertawa lagi. Lalu dia membersihkan kerongkongannya dan berkata :"Maaf, saya....."

“Kamu kenapa?" Claudius Chen menunggunya untuk meminta maaf, walupun tidak dapat mengubah keadaan, tetapi setidaknya dia sedikit terhibur.

"Aku rasa bukan karena makanan-makanan kecil itu, tapi kamu yang manja". Josephine Bai menepuk nepuk dadanya :" Kamu lihat aku, aku makan berkali-kali pun tetap tidak apa-apa".

"Bukan aku manja, tapi kamu yang terlalu barbar.....“ Ucap Claudius Chen sambil mengeraskan rahang, belum selesai dia berbicara, tiba-tiba dia memutar badan dan masuk kedalam kamar mandi, dan menutup pintu.

"Peng......"suara tutup pintu, Josepine Bai di luar.

"Hei! kamu masih lanjut?" Josephine Bai bertanya dari luar, diam-diam dia tertawa:" begitu banyak orang yang makan, cuma kamu yang bermasalah, pasti kamu kerasukan.

Ini adalah kali pertama Claudius Chen terlihat menyedihkan, teringat dia yang sehari-harinya keras dan serius dan melihat dia yang sekarang, benar-benar seperti dua orang yang berbeda.

Walaupun sekarang dia sangat kasihan dan tidak seharusnya mengganggunya lagi, tetapi kapan kesempatan seperti ini datang lagi, kesempatan untuk membalaskan dendam dan ketidakadilan telah datang.

Josephine Bai menyandarkan punggungnya di pintu kamar mandi, lalu dia menyilangkan tangan di depan dadanya dan mulai berbicara kepada Claudius Chen :"Tuan muda, apakah kamu pernah membaca sebuah buku, di dalam buku itu tertulis, ketika kamu takut terhadap seseorang, bayangkan saja orang tersebut sedang jongkok di atas jamban, maka dengan sendirinya tidak akan merasa takut lagi"

Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, bayangan Claudius Chen kembali muncul di hadapannya, wajahnya yang seperti orang mati menatapnya :"Pantas saja peringatan dan perintah dariku kau selalu anggap seperti angin lalu, ternyata kau mempunyai cara.......".

"Hari ini aku akan membuatmu mengerti, Claudius Chen yang berjongkok di atas jamban juga mengerikan!" Claudius Chen sambil bicara menggunakan tangannya akan mencekik lehernya, Josephine Bai terkejut lalu mundur untuk menghindar dan berteriak.

Ketika Claudius Chen baru saja akan mengejarnya dan mengelem mulutnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Josephine Bai menghentikan langkahnya, lalu menggunakan telunjuk meletakan di depan bibir, melihat Claudius Chen dan berkata "shuut", dia berjalan ke arah pintu.

Yang mengetuk pintu adalah Asisten Yan, dia melihat sekilas Josephine Bai yang mengenakan pakaian tidur, dengan hormat menganggukan kepala:"Selamat pagi nyonya muda, apakah Tuan muda Chen sudah bangun?"

"Dia?" sudah bangun, tetapi...... Dia bertanya :"Asisten Yan, ada keperluan apa mencari Tuan muda?"

"Peresmian pemubukaan gedung baru sudah akan dimulai, kemarin Tuan muda Chen berkata dia akan datang."

"Begitu?" sepertinya Tuan muda tidak bisa pergi". Josephine Bai menunjukan wajah yang serba salah.

"Ada apa?" Asisten Yan bertanya dengan penuh perhatian :"Apa apa dengan Tuan muda Chen?"

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu