Istri ke-7 - Bab 162 Tujuan Nona Zhu (1)

“Untuk apa kamu memberitahuku ini?” Josephine menarik nafas dan memotong perkataannya.

Dia sudah membuat persiapan untuk membiarkannya pergi, putus iya putus, mana perlu begitu banyak alasan?

“Tidak untuk apa-apa, hanya untuk membiarkanmu tahu bahwa aku bukan sengaja ingkar janji.” Claudius memegang erat tangan Josephine, “Kamu pilih satu tanggal lagi, aku tidak akan ingkar janji lagi, ok?”

Josephine menatapinya, dia kaget.

Dia masih ingin mengadakan pernikahan dengannya? Dia masih ingin bersama dengan dirinya?

“Apakah kamu tahu? Aku kira kamu kecelakaan dijalan, aku khawatir seharian. Namun kamu malah memeluk kembali mantan pertamamu dihari pernikahan kita, apakah kamu bisa membayangkan perasaanku?”

“Maaf, nyawa itu penting, aku tidak bisa membiarkannya mati begitu saja.” Claudius tetap terlihat penuh rasa bersalah.

“Kamu bilang kamu masih ingin melanjutkan pernikahan denganku? Lalu bagaimana dengan Nona Zhu?” dia melepaskan kesempatan untuk bersama Nona Zhu?

“Aku akan mengurus dia dengan baik.” Claudius menghirup nafas perlahan, nada bicaranya terdengar rasa sedih.

Josephine bukannya tidak melihat kesedihan di wajah Claudius, dia juga mengetahui betapa sulitnya Claudius untuk memilih, dia memilihnya sekarang mungkin hanya adalah sementara, hanya karena rasa bersalah, bagaimanapun juga tadi pagi dia datang untuk memeluknya dan menciuminya serta mengatakan selamat menikah!

“Lalu bagaimana dengannya? Apakah menurutmu dia akan menerima apa yang kamu lakukan?” tanya Josephine lagi.

Claudius tersenyum, “Bagaimanapun juga, aku tidak akan mempunyai hubungan dibidang itu lagi dengannya, aku pikir dia juga mengerti.”

Mana mungkin dia bisa mengerti, Josephine mencibir dalam hati.

Wanita ini jelas-jelas datang merujuk ke Claudius, mana mungkin dia bisa menerimanya, pergi meninggalkan Claudius?

Namun dia tidak mengatakannya, bagaimanapun juga, Claudius begitu suka dengan Nona Zhu nya. Dia pasti tidak suka mendengar ada yang mengatakan keburukan Nona Zhu.

Nona Zhu tidur hingga lewat jam 7 malam.

Ketika dia bangun, Claudius tengah bekerja didalam ruang kerjanya, Maria tidak berani menganggunya, lalu dia berlari kearah Josephine dan memberitahunya kabar Nona Zhu bangun, seusai berkata dia baru merasakan ada yang tidak beres, lalu bergegas menutup mulut dan menatapi Josephine dengan hati-hati.

Josephine sedang tengah menonton di ruang tamu, seusai mendengar perkataannya dia menoleh dan menatapi Maria, “Mengapa kamu tidak pergi memberitahu Tuan Muda?”

Badan Maria gemetaran, dia berpikir, Nyonya Muda benar-benar marah, dan bergegas berkata, “Tuan Muda tidak suka ada yang menganggunya ketika dia sedang bekerja.”

Parah sekali, dia bisa lupa dengan hukum bahwa orang akan marah ketika melihat ancaman cinta dari kekasihnya. Untung saja Nyonya Muda tidak marah dan melemparkan gelas dibadannya, jika tidak......

Josephine menarik nafas dan bangkit dari sofa lalu berjalan ke lantai atas.

Dia datang ke kamar Claudius, dan kebetulan dia melihat Juju Zhu yang sedang mengerakkan badannya dengan susah, karena punggungnya luka, dia tetap terbaring diatas kasur.

Melihat Josephine masuk, dia menghentikan gerakannya, dan melirik Josephine lalu berkata, “Bagaimana mungkin bisa adalah kamu? Bukankah kamu adalah Josephine teman baik Susi? Kami baru saja bertemu beberapa hari lalu.”

Josephine menarik nafas dalam-dalam, dan menatapinya, “Nona Zhu, kita buka jendela dan berbicara dengan cahaya terang, kamu juga tidak perlu pura-pura lagi.”

Wajah Zhu terlihat terkejut, “Josephine, apa yang kamu bicarakan? Mengapa aku tidak mengerti?”

“Bukankah kamu sudah membuntutiku berkali-kali? Jangan-jangan kamu mau bilang beberapa kali pertemuan itu hanya adalah kebetulan?”

“Aku membuntutimu? Josephine, apakah kamu salah paham? Bagaimana mungkin aku bisa membuntutimu?”

Josephine melihat tampangnya dan mengerti tidak ada gunanya dirinya mempertanyakan hal yang sama lagi, dia lalu berkata, “Benarkah? Jangan-jangan bukan kamu? Maafkan aku, wanita Claudius terlalu banyak dan aku sering salah mengenalnya.”

“Tidak apa-apa.” Juju Zhu mengelengkan kepalanya sambil tersenyum, dia berusaha untuk duduk, namun karena lukanya tertarik, mukanya menyusut karena sakit.

“Hati-hati Nona Zhu.” Josephine membantunya, dan memberikan perhatian, “Masih ada luka di badan Nona Zhu, sebaiknya kamu jangan bangun, tetap terbaring saja dulu.”

“Terima kasih, aku bisa duduk.” Dia duduk diatas kasur, dan melirik Josephine, “Ternyata Susi bilang kamu menikah ke keluarga Chen ternyata kamu menikahi Claudius? Namun kamu jangan salah paham, aku adalah teman baik Claudius yang telah kenal dari kecil, kami seperti kakak adik, makanya dia begitu baik denganku.”

“Aku tahu, dia sudah menjelaskannya kepadaku tadi.” Josephine tersenyum.

“Baiklah kalau kamu tidak marah.”

“Bagaimana mungkin, siapa juga yang tidak mempunyai teman dekat?” seusai berkata, Josephine mengangkat telepon internal di dekat kasur, dan menelepon Maria, “Apakah kamu sudah selesai memanaskan bubur untuk Nona Zhu? Jika sudah antarkan saja.”

Sejenak kemudian, Maria mengantarkan makan malamnya.

Josephine berdiri didepan Juju Zhu dan berkata, “Nona Zhu, sekarang kamu masih luka, makan makanan yang sedikit tawar saja.”

JUju Zhu melihat bubur yang diantarkan dan sangat berterima kasih, “Terima kasih, Josephine.”

“Kamu terlalu sungkan denganku.” Josephine menasehatinya, “Setelah selesai makan, beristirahatlah, lukamu baru bisa sembuh dengan cepat.”

“Iya, aku akan melakukannya.”

Josephine melirik sekeliling, “Kamar ini awalnya milik Claudius, namun belakangan ini dia selalu tidur bersamaku di lantai 3, jadi kamar ini hitungannya kosong, kamu tidur dulu saja semalaman disini.”

“Baik.”

“Kalau begitu aku tidak menganggumu lagi.”

“Iya, selamat malam.”

Josephine keluar, didalam kamar hanya ada Maria yang melayani Zhu makan.

Juju Zhu bertanya dengan penasaran kepada Maria, “Nyonya Muda kalian memang tidurnya sepagi ini biasanya?”

“Tidak, Nyonya Muda akan pergi memasak obat untuk Tuan Muda, dia tidak tidur sepagi ini.” Kata Maria.

“Apakah sakit Tuan Muda sudah membaik?” Tanya Zhu.

Maria mengelengkan kepalanya, dan tersenyum, “Aku tidak mengetahuinya, hanya Nyonya muda yang mengetahui hal ini.”

Setelah tinggal didalam Villa, Josephine mulai membebani diri dengan tanggung jawab memasak obat untuk Claudius, begitu juga dengan tanggung jawab untuk menemani Claudius minum obat.

Josephine mengantarkan obat chinese yang telah dimasak olehnya ke ruang kerja Claudius, seperti biasanya, dia mencoba dulu obatnya lalu memberikannya kepada Claudius, Claudius mengangkat kepalanya dan menatapinya, dan tampak muka Josephine dikerutkan seperti biasanya.

Claudius tersenyum dan menciuminya, dan seperti biasanya memeluknya, menciumi bibirnya yang pahit.

Josephine sedikit menghindar dari bibir Claudius, menatapinya dan berkata, “Nyonya Zhu telah bangun, kamu tidak pergi melihatnya dulu?”

“Apakah dia baik-baik saja?”

“Sepertinya masih sangat sakit.”

Claudius menjawab, “Ada Maria yang menjaganya saja sudah cukup.”

Josephine mengerti bahwa Claudius sebenarnya sangat ingin pergi melihatnya, dia berkata demikian hanyalah untuk menjaga perasaannya.

Rasa dalam hatinya bercampur aduk, dia tidak tahu apakah dirinya harus bahagia ataupun harus senang, senang kalau Claudius masih bisa menjaga perasaannya.

Claudius bersedia menganggap tidak ada apa-apa yang terjadi, Josephine lebih bersedia lagi, Josephine lalu merangkul Claudius, dan mulai tersenyum, “Kamu masih mau sibuk sampai kapan? Aku sudah mau tidur lho.”

Claudius menciumi bibirnya, dan mengangkatnya, “Tentu saja menemani istriku tidur.”

Josephine merasa dirinya diangkat, lalu menjerit ketakutan, semenjak Nona Zhu datang, ini pertama kali dirinya tersenyum.

Dia merangkul erat leher Claudius, dan berkata sambil tersenyum, “Cepat turunkan aku, aku takut tinggi.”

“Kalau begitu aku akan membantumu mengatasinya.” Claudius memeluknya kembali ke kamar dan meletakkannya di kasur.

Claudius menundukkan kepalanya dan bersiap untuk mencium Josephine, namun Josephine mencegatnya, “Bukankah mau bersiap-siap dan sekali jalan langsung hamil?”

Claudius menghentikan senyumannya, dia berbalik badan dan mengeluh, “Aku sudah bersiap-siap selama ini, harus sampai kapan aku harus bersiap?”

“Sudah cepat, satu minggu lagi.” Josephine memegang pipinya dan menasehatinya.

“Masih harus satu minggu?”

“Iya, satu minggu lagi adalah masa bahayaku, kesempatannya tinggi.”

“Yang benar saja.”

“Mengapa kamu mengikuti perkataanku biasanya?” Kata Josephine sambil tertawa.

Kali ini dia harus mencari kesempatan yang bagus, berusaha untuk sekali coba dan hamil, setelah kedatangan Nona Zhu, dia semakin yakin dengan keputusan ini.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu