Istri ke-7 - Bab 107 Pelacakan (2)

Dengan susah payah Claudius mengejarnya hingga ke pinggir kota, belum sempat sampai ditempat tujuan, lokasi di handphone nya berubah, dan bergerak menuju kota.

Claudius kembali melacak sistem dan berkata kepada Belinda, “Putar balik, kearah kota.”

“Mengapa tiba-tiba kearah kota?” Tanya Belinda.

Dengan susah payah dia mencari hingga kemari, dan sebentar lagi akan tiba ditempat tujuan, tiba-tiba situasi berubah.

“Jangan-jangan Nyonya muda sudah selesai main dan ingin pulang?” Tanya Belinda.

Claudius mengelengkan kepalanya, dia juga tidak tahu, dia juga berharap seperti itu.

Pergerakannya sangatlah cepat, jelas-jelas dia naik mobil kearah kota.

Hujan diluar jendela sana semakin deras, pandangan diluar sana semakin tidak kelihatan, Claudius melihat tanaman yang terus sirih berganti tertangkap tatapannya, dia benar-benar tidak mengerti mengapa Josephine bisa muncul ditempat seperti itu.

Mereka mengejarnya dari pinggir kota hingga ke kota, dengan susah payah mereka mengejar sampai kesebuah gedung elektronik yang lumayan terkenal dikota Surabaya, Belinda menghentikan mobilnya, dan melirik gedung tersebut, “Harusnya adalah tempat ini.”

Claudius melihat alamatnya, memang ini tempatnya.

“Tuan Claudius, apakah aku perlu masuk dan lihat dulu?” tanya Belinda dengan sopan.

“Claudius menjawab, “Tidak perlu.”

Melalui kaca mobil dan hujan diluar sana, Claudius tiba-tiba melihat dua orang lelaki muda memegang handphone dan sedang berjalan sambil mendiskusikan sesuatu, dan handphone ditangan mereka adalah handphone yang dia beli untuk Josephine.

“Tuan Claudius, apa yang ingin kamu lakukan?” melihat Claudius membuka pintu dan langsung berjalan keluar, Belinda bergegas memanggilnya, “Tunggu sebentar, Tuan Claudius, aku ambilkan payung untukmu.”

Claudius tidak mempedulikannya, melainkan langsung berjalan kehadapan kedua lelaki itu.

Karena baru saja merampok barang, kedua lelaki itu ketakutan, setelah melihat Claudius dengan muka penuh ketidak pedulian muncul, mereka langsung menyimpan handphone kebelakang badannya dan meliriknya dengan siaga.

“Ada apa?” salah satu lelaki itu membentaknya.

“Menurutmu?” Claudius menunjuk tangan mereka yang berada dibelakang menggunakan dagunya, “Aku peringatkan kamu, diatas handphone ini terpasang sistem pelacakan, selain aku tidak ada yang bisa menghapusnya, termasuk mereset handphonenya.”

Kedua lelaki itu saling bertatapan, mereka baru saja mencoba untuk mereset handphonenya tapi tidak berhasil.

Namun mereka yang baru saja merampok tentu saja tidak akan mengaku merampok handphonenya, dan tidak mungkin membalikkan handphone yang mahal ini kepadanya.

Claudius tidak peduli dengan handphone ini, dia hanya peduli dengan keberadaan Josephine, dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Aku tanya, dimana kamu mencuri handphone ini? Dimana pemilik handphone ini?”

Meskipun kedua lelaki itu merasa aura Claudius sangatlah kuat, tapi untuk berusaha kabur sengaja marah dan berkata, “Gila! Kapan kamu melihatku mencuri handphone ini?” seusai berkata dia melewati Claudius dan ingin kabur.

Claudius menarik tangannya, dan menariknya kedepannya, “Aku tanya dimana pemilik handphone ini?”

“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.” Lelaki itu meninju kearah Claudius, dan hampir saja mengenai mukanya.

Claudius benar-benar marah, dia mengangkat tinjunya dan meninjunya di muka mereka, orang itu kesakitan dan termundur beberapa langkah.

Meskipun Claudius lebih tinggi daripada mereka, tenaganya juga tidak kalah tapi dia tetap hanyalah sendiri saja, dengan cepat dia kalah melawan mereka.

Belinda melihat salah satu orang diantara mereka meninju muka Claudius, dia berteriak, “Hentikan! Aku sudah melapor polisi, cepat hentikan!”

Seusai berkata, dia meminta bantuan kepada lelaki yang datang melihat, dia berkata dengan panik, “Dua orang itu adalah pencuri, tolong cegat mereka, cepat pergi......”

Namun beberapa lelaki itu sama sekali tidak bermaksud untuk membantunya, bahkan mereka mundur, salah satu dari mereka berkata dengan tidak berdaya, “Mereka berdua sering disini, kami tidak berani macam-macam dengan mereka, gadis cantik, jika tidak ingin mati, cepat saranin pacar kamu untuk merelakan saja.”

Belinda yang tidak mendapat bantuan melihat Claudius yang bertengkar dengan mereka dari bawah teras rumah hingga kehujanan, terlihat Claudius sudah terluka, dia panik dan bergegas terjun kedalam hujan, dan memukul salah satu orang dengan payungnya, “Hentikan! Apakah kamu mendengarkannya?”

Orang itu terpukul oleh payung, dan kesakitan, dia tidak mempedulikan apakah itu lelaki ataupun wanita, dia mengangkat tangannya dan memukulnya.

Belinda terpukul dan tidak bisa berdiri dengan bagus, hampir saja dia terjatuh, melihatnya dipukul, Claudius menendang lelaki itu dan membuatnya terjatuh ke lantai.

Muka lelaki itu terjatuh ke genangan air kotor dilantai, dia memuntahkan air kotor yang ada dimulutnya, dan berusaha bangkit, akhirnya suara polisi terdengar.

Kedua lelaki itu ketakutan ketika mendengar suara itu, Belinda langsung pergi melihat Claudius, “Tuan Claudius, apakah kamu ada apa-apa?”

“Aku tidak apa-apa.” Claudius memuntahkan air hujan didalam mulutnya, dan menendang salah satu lelaki yang berusaha kabur, lalu menginjak kepalanya menggunakan kakinya, dan berkata, “Aku tanya kamu sekali lagi, dimana pemilik handphone ini?”

“Hentikan, hentikan semuanya!” beberapa polisi bergegas turun dari mobil dan menangkap lelaki dilantai dan satu lelaki yang berusaha kabur.

Claudius yang ikut bertengkar tentu saja harus ke kantor polisi, ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya.

******

20 menit kemudian.

Claudius diatur didalam ruangan tamu dikantor polisi, dia sudah mengenakan pakaian yang bersih.

“Setiap kali dihadapkan dengan masalah Nyonya Muda, kamu sangatlah muda impulsif.” Kata Belinda sambil menghapus darah di mulut Claudius.

Claudius mengangkat tangan dan mengambil tisu ditangan Belinda, dia menghapus mulutnya dengan sembarangan dan membuang tisu itu, lalu berkata dengan marah, “Bagaimana aku bisa tidak impulsif bertemu dengan sampah masyarakat seperti ini?”

“Disaat kamu tahu mereka lebih banyak daripada kamu, kamu tidak seharusnya impulsif.” Belinda tidak pernah berkata seperti begini kepada Claudius, “Bagaimana jika tadi mereka melukai kamu dengan parah? Siapa yang membantumu mencari Nyonya Muda?”

Mendengar perkataannya, dia langsung mengangkat kepalanya dan mendesak, “Cepat lihat hasil interogasi mereka.”

Dia masih menunggu mereka memberitahu dimana keberadaan Josephine , handphone Josephine hilang, harusnya dia akan menelepon dan memberitahunya, tapi tetap tidak ada panggilan masuk, juga tidak ada yang mengangkat telepon hotel.

Belinda menganggukkan kepalanya, “Baik, aku tanyakan dulu.”

Ketika Belinda bangkit dari kursi, Claudius teringat bahwa Belinda juga dipukul oleh mereka, lalu dia memberikan perhatian kepadanya, “Oh iya, apakah pipimu tidak apa-apa?”

Belinda mengelengkan kepalanya, “Aku tidak apa-apa.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu