Istri ke-7 - Bab 169 Benaran mabuk vs Berpura-pura mabuk (3)

Josephine melihat kedalam tapi tidak melihat Claudius Chen, oleh karena itu dia melihat sekeliling kantor, akhirnya menemukan Claudius duduk di meja makan yang telah terhidang makanan. Josephine menghampirinya, melihatnya sambil bertanya:"Ada apa kamu mencariku?"

Claudius mengangkat kepala dan melihatnya: "Masih ada hal apa? Makan." Claudius melihat semua makanan yang ada di atas meja.

Josephine Bai kaget, tatapan matanya juga tertuju pada makanan di atas meja.

Semalam dirinya baru dituduh sengaja merusakkan piano cinta pertamanya, hari ini Claudius malah memanggilnya keatas untuk makan? Dia tidak apa-apa kan?

"Ada apa?"

Josephine Bai berjalan dan duduk di kursi di hadapan Claudius, dia melihat semua makanan di atas meja, lalu mengangkat kepala melihatnya: "Aku ingin melihat kamu memakannya dulu."

"Apa maksudmu? Takut aku menaruh racun di dalam makanan?"

"Kamu dengan aneh mengajakku makan, apakah tidak seharusnya aku berjaga-jaga?"

Claudius Chen meliriknya, lalu mengambil sumpit dan mengambil sepotong sayur dan memasukkannya kedalam mulut, lalu mengganti nasi di hadapannya dengan nasi milik Josephine, lalu bertanya: "Sudah bisa kan?"

Josephine Bai baru mengambil sumpitnya dan mulai makan.

Claudius Chen melihatnya mengambil sumpit dan makan, lalu berbicara sambil tertawa: "Menjadi suami istri hingga seperti ini, apakah kamu tidak merasa lucu?"

"Hubungan kita sebagai suami istri dapat bertahan berapa hari juga tidak ada yang tahu, kamu tidak perlu menyia-nyiakan perasaan untuk berkeluh kesah. "

"Apakah kamu sudah melupakan apa yang pernah aku katakan?"

"Hal yang pernah kamu katakan banyak, perkataan yang mana yang kamu maksud?"

"Aku sudah mengatakan aku tidak berencana untuk bercerai denganmu."

"Oh, perkataan yang ini." Josephine Bai menganggukkan kepala, berkata sambil tersenyum: "Aku tidak lupa, jadi aku dengan tidak mempedulikan harga diriku, dan tidak tahu malu terus menempel di sismu."

"Kalau begitu teruslah menempel. " Claudius Chen mengambilkan seporotong ayam dan meletakkannya di mangkok Josephine: "Masalah yang sudah berlalu kita anggap sudah lewat, aku masih akan mengatakan hal yang sama, aku menjaga Juju Zhu seperti adikku sendiri, kamulah wanita yang dapat aku bawa ke perjamuan dan bawa ke tempat tidur. Jadi, kedepannya kamu hanya perlu menyimpan rasa permusuhanmu terhadap Juju Zhu, bagaimana pun melakukan hal itu hanya akan membuat dirimu dan diriku menderita. "

Josephine Bai menghentikan gerakan sumpitnya, Josephine mengangkat kepala melihatnya: "Aku sangat penasaran, apakah kamu pernah mengatakan hal ini kepadanya?"

"Aku sudah memberitahunya sejak awal."

"Benarkah?"

"Iya"

Josephine Bai menganggukkan kepala, dia bukan tidak merasa sedih dan marah, tapi dengan perkataan Claudius ini, dia menahannya!

Josephine tahu di dalam hati Claudius dialah yang melukai tangan Juju Zhu, dialah yang merusakkan piano Juju Zhu, Claudius hanya memaafkannya, tapi tidak percaya kepadanya!

Josephine menggigit bibirnya, lalu dia melihat Claudius dan berkata: "Claudius Chen, kamu sangat keterlaluan!"

"Aku tahu." Claudius Chen menganggukkan kepala dan tidak menyangkal.

Meskipun mendengar janjinya, tapi makanan ini dia makan dengan sangat tertekan, setelah selesai makan dia bahkan tidak ingin tinggal lebih lama satu detik pun di kantornya dan langsung pergi meninggalkan kantor Claudius Chen.

Yang Claudius katakan benar, pasangan suami istri menjadi seperti ini memang sangat lucu, bahkan kepercayaan yang paling dasar saja tidak ada, apakah dia dan Claudius dapat kembali bahagia seperti dulu lagi? Apakah tahun depan masih dapat mengulangi pergi berlibur ke Provence?

Berdiri di dalam lift, Josephine Bai melihat dirinya yang berada di dalam kaca, dia tidak bisa menahan diri dan bertanya kepada dirinya sendiri, untuk apa dia menderita seperti ini dan tetap tinggal disisinya? Apakah karena mencintainya? Ataukah demi putrinya yang belum tentu ada?

Misalkan yang dikatakan Susi benar, misalkan putrinya itu ada, misalkan putrinya kembali, tapi dia tidak dapat memberikan sebuah keluarga yang utuh dan bahagia untuknya!

Dia mengakui dia masih sangat mencintai Claudius Chen, mungkin di karenakan dua alasan ini, dan dua alasan ini sangatlah penting.

Setelah selesai makan malam, Claudius tetap seperti biasa pergi ke ruang baca untuk mengurus pekerjaan, Josephine menulis dan menggambar di dalam kamarnya

Sebelum tidur saat dia menggunakan alat uji masa subur, Josephine kaget dan melihat alat uji masa subur menujukkan dua garis merah. Dia termangu, lalu berjalan keluar dari kamar mandi dan menelepon Angie Yao.

Anggie Yao yang berada di telepon bertanya tanpa panjang lebar: "Ada apa?"

Josephine Bai melihat alat uji yang berada di tangannya lalu bertanya: "Sebelumnya kamu mengatakan jika alat uji masa subur menunjukkan dua garis, artinya masa subur sudah tiba?"

"Benar, ada apa? Kamu sudah mengujinya?"

"Hmm, aku melihat ada dua garis merah."

"Kalau begitu cepat, pakai baju tidurmu yang paling seksi dan mengajaknya bercinta, aku jamin kamu akan langsung hamil"

"Benarkah?"

"Tentu saja, ada seratus persen kemungkinan untuk hamil."

"Tapi." Josephine Bai sedikit sulit mengatakannya: "Akan sangat memalukan jika aku pergi mencarinya untuk melakukan hal itu. "

"Josephine Bai."

"Iya."

"Apakah kamu tidak ingin mengamankan posisimu sebagai Nona Muda Keluarga Chen? Apakah kamu tidak ingin menang melawan wanita jalang itu?"

"Tentu saja aku ingin"

“Kalau begitu segera pergi, antara suami istri untuk apa merasa malu? Aku peringatkan kepadamu, masa subur hanya sebentar saja, jika kamu melewatkan malam ini kamu harus menunggu bulan depan, dan dengan kemampuan si wanita jalang, mungkin bulan depan dia sudah berhasil menduduki posisi ini, sampai saatnya kamu tinggal menunggu menyesalinya saja.

Meskipun yang Angie Yao katakan masuk akal, tapi menyuruhnya meminta Claudius melakukan hal ini, Josephine Bai masih merasa hal ini sangat memalukan.

Melihatnya masih ragu, nada suara Angie Yao dengan penuh harapan:”Josephine Bai aku bertanya kepadamu, apakah kamu mencintai Claudius Chen?

“Masih sangat mencintainya.”

“Apakah kamu rela kalah dengan wanita jalang itu?”

“Tidak rela.”

“Jadi apalagi yang masih kamu ragukan?”

“Baik, aku akan pergi sekarang.”

“Begini sudah benar, semoga anak pertamamu laki-laki, injak wanita jalang itu hingga mati.

Setelah menutup telepon, Josephine Bai menghela nafas pelan, tanpa sadar tatapan matanya mengarah ke arah pintu, apakah dia benaran akan pergi mencari Claudius Chen seperti ini? Atau seperti yang Anggie Yao katakan, pergi dengan mengenakan baju tidur yang seksi?

Sudahlah, pergi temui dia dulu, lihat apalah kali ini dia bisa sedikit berinisiatif, bagaimanapun dulu selalu dia yang memulainya.

Josephine Bai membuka pintu dan berjalan keluar, hampir bertabrakan dengan Juju Zhu yang tinggal di kamar seberang, Josephine diam sejenank, melihatnya sambil menyeringai: ”Sudah semalam ini Nona Zhu masih belum tidur, apakah sedang memikirkan siasat kotor lagi?”

Nona Zhu tersenyum kepadanya: ”Josephine, jangan berbicara sekasar itu, aku hanya merasa sedikit pusing, ingin pergi kebawah untuk mencari obat.”

Josephine Bai tidak memiliki waktu, juga tidak ingin beradu mulut dengannya, lalu melangkah ke ruang baca Claudius Chen.

Claudius Chen kelihatannya sangat sibuk, tidak berhenti mengangkat telepon, meskipun percakapannya sangat singkat, tapi Josephine Bai sedikit khawatir. Yang Angie Yao katakan benar, jika dia meleawatkannya kali ini, dia harus menunggu satu bulan lagi.

Claudius Chen akhirnya selesai bertelepon, Claudius mengangkat kepala dan bertanya kepadanya:”Ada apa?”

Beberapa hari ini, selain kadang-kadang mengantarkan obat, Josephine tidak akan berinisiatif pergi mencarinya, jadi Claudius sangat penasaran kenapa malam ini dia datang kemari.

“Aku ingin bertanya apakah kamu berencana untuk pergi tidur.”

“Claudius Chen melihat jam tangannya:”Setengah jam lagi akan pergi tidur.”

“Oh.” Josephine Bai menganggukkan kepala, tidak tahu bagaimana memulainya.

Claudius Chen mengambil dokumen dan membalikkannya, kembali melihat Josephine: “Ada apa sebenarnya?”

“Tidak ada.. tidak.. ada urusan.”

“Urusan apa?”

“Sebenarnya aku ingin bertanya kepadamu, apakah kamu masih ingin mendapatkan anak?”

“Ingin, kenapa?” Claudius Chen melihatnya, sengaja bertanya. Sebenarnya dia sudah dapat menebak apa maksudnya, dia sudah lama mempersiapkan kehamilan, dan beberapa hari ini kebetulan adalah masa suburnya.

“Kebetulan hari ini adalah masa suburku, apakah kamu ingin.” Josephine Bai tidak bisa mengatakannya sisa kalimat dibelakang, wajahnya memerah.

Claudius Chen melihatnya sambil mengejek:”Nona Bai, apakah kamu sedang mengundangku untuk menidurimu?”

Apakah bisa jangan mengatakannya dengan tidak sopan seperti itu, Josephine memikirkannya dalam hati.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu