Istri ke-7 - Bab 63 Lagi-lagi menimbulkan masalah (4)

Josephine melewati semalaman ini dengan perasaan tegang, dia takut Claudius tidak bisa mengontrol kemarahannya dan menghukumnya dengan kasar.

Jarum jam sudah menunjukkan jam 11.00 malam, Josephine mulai merasa ngantuk, namun tidak ada tanda-tanda dari Claudius. Di dalam hatinya, Josephine mulai berprasangka bahwa Claudius sudah melupakan masalah sore ini, kalau tidak mengapa sampai sekarang belum ada gerak-gerik dari Claudius?

10 menit kemudian, Josephine pergi ke pintu kamar Claudius, kemudian ia mengetuk pintu, setelah menanti selama 1 menit, pintu dibuka dari dalam, Claudius muncul di depan Josephine.

Belum sempat Claudius membuka mulut, Josephine segera menyerahkan surat penjelasan yang baru saja dia tulis kepada Claudius dan berkata: "Tuan muda, ini adalah detail perjalananku sejak berpisah denganmu di rumah sakit sampai bertemu lagi denganmu di istana kebudayaan, tidak ada sedikitpun kebohongan, kalau ada.....aku akan disambar petir."

"Apa maksudmu?" Claudius mengerutkan keningnya.

"Surat penjelasan, bukankah kamu mau menghukumku?" Josephine dengan berani berkata: "Bukankah ada perkataan seperti ini, keringanan untuk yang berterus terang, kekerasan untuk yang memberontak."

Claudius mengulurkan tangannya, menerima surat penjelasan tersebut dengan dua jari, setelah menyapu sekali isi surat penjelasan itu, dia pun melemparnya kembali ke tangan Josephine, kemudian tertawa sinis: "Aku lihat kamu sebenarnya ingin menggodaku."

"Tidak!" Josephine melawan, dia baru menyadari bahwa Claudius hanya berbalut sebuah handuk di pinggangnya, masih ada butir-butir air di rambut dan tubuhnya, keseksiannya meningkat drastis!

Wajah kecil Josephine memerah, berbalik badan dan kabur.

Situasi canggung seperti ini, tidak mungkin dia tidak kabur.

Kalau dulu, dia mungkin akan terpesona olehnya, kemudian tanpa sadar membiarkan Claudius berbuat sesuka hatinya, tapi sekarang tidak sama, sekarang Josephine adalah ibu hamil, ibu hamil yang harus dilindungi!

"Karena kamu datang dengan kemauan sendiri, maka aku akan mengabulkan keinginanmu." Claudius berkata dengan nada pasrah sambil mengulurkan tangannya untuk menarik Josephine masuk ke kamarnya, tangan yang lainnya langsung menutup pintu.

Josephine panik, dia menolak pelukannya sambil berkata dengan nafas terburu-buru: "Tuan muda, kamu salah paham, aku bersumpah aku tidak ada maksud menggodamu, hari ini aku tidak enak badan, mohon kamu lepaskan aku."

"Tidak enak badan? Mananya?"

"Itu......." awalnya Josephine bermaksud mengatakan dia sedang datang bulan, tapi dia teringat, biasa menstruasinya datang di akhir bulan, dan akhir bulan yang lalu dia sudah menggunakan alasan ini untuk menolak Claudius. Dan sekarang masih tengah bulan, kalau dia lagi-lagi menggunakan alasan ini, maka dia akan ketahuan, apalagi Claudius tidak bodoh.

"Aku sakit kepala."

"Sakit kepala masih bisa keluar menggoda lelaki?" Claudius mendorong Josephine ke atas kasur dengan kasar, kemudian mendekatinya, nafasnya yang dingin menghembus wajah Josephine: "Awalnya aku tidak ingin suasana hatiku dipengaruhi oleh masalah kalian, dan tidak bermaksud bertanya lebih, tapi kamu malah datang sendiri untuk mengungkap masalahmu. Kalau aku lagi-lagi tidak mempedulikanmu, bukankah aku akan terkesan terlalu lembek?"

Josephine membeku.

Setengah harian ini, dia berkata mau menghukumnya hanya untuk menakutinya? Bukan benar-benar ingin menghukum? Membuatnya tegang semalaman, dan begini bodohnya menulis surat penjelasan lalu datang menghampirinya untuk disiksa?

Dia sangat menyesal......!

"Aku......Kamu lihat dulu surat penjelasanku." Josephine berteriak dengan panik, kedua tangannya di dada Claudius untuk menahannya.

Claudius tertawa sinis: "Apakah perlu? Tidak usah lihat aku sudah tahu apa isinya."

"Kalau begitu kenapa kamu masih.....ah......kamu menindihku." Josephine berteriak kaget, tubuh Claudius tepat menindih perutnya, membuatnya merasa tidak enak. Meskipun Josephine merasa anak ini tidak boleh terus hidup, juga tidak ingin dia tetap ada di kandungannya, tapi juga tidak boleh tertekan mati ditindih oleh ayahnya di atas kasur.

Namun Claudius tidak karena pemberontakan Josephine menghentikan serangannya, karena hampir setiap kali Josephine pasti memberontak, Claudius sudah terbiasa, dan dia sudah lama menganggap perlawanannya sebagai disengaja.

Claudius tenang dan memaksa, sedangkan Josephine panik dan cemas.

Mengambil kesempatan ketika Claudius sedang melepaskan balutan handuknya, Josephine pun berbalik dan duduk diatas tubuh Claudius, kemudian berteriak: "Kali ini aku mau di atas!"

Sudah pasti tidak bisa kabur, kalau begitu dengan posisi dia diatas pasti lebih aman, kan?

Josephine duduk tepat di area sensitif Claudius, dan terus bergerak kesana kesini, tubuh Claudius menegang, dia hampir tidak tahan mendorongnya ke lantai. Dia menahan nafsunya, menatapi Josephine: "Kamu yakin?"

Seluruh wajah kecil Josephine memerah, namun dia tetap mengangguk dengan cepat dan tertawa kering: "Yakin, hehe..... Tubuhmu tidak sehat, dokter pernah bilang kamu tidak boleh kecapekan, biar aku saja yang melayanimu. Terlebih lagi.....dengar-dengar dengan posisi perempuan diatas kemungkinan hamil lebih rendah, menghindari hal yang tidak diinginkan, hehe....."

"Jarang-jarang kamu begitu memikirkanku, mulailah." mata Claudius penuh dengan kenakalan.

Orang yang tidak pandai seperti Josephine, tidak disangka meminta untuk mengambil inisiatif? Apakah sikap biasanya yang malu dan ceroboh hanyalah pura-pura? Kalau benar seperti itu, dia ingin melihat keahlian sebenarnya yang tersembunyi.

"Hah.......?" Josephine membuka mulutnya.

"Hah apa? Bukannya kamu mau melayaniku dari atas?"

"Oh....Baik....." pikiran Josephine sekarang hanya ingin mencari sebuah lubang untuk bersembunyi, tapi kata-kata ingin melayaninya keluar karena kepanikannya, dia hanya bisa melakukannya.

Untuk mengurangi kecanggungan, Josephine mengulurkan tangannya dan menekan tombol lampu, sinar lampu di kamar digantikan dengan kegelapan, dengan canggung Josephine membungkukkan badannya, kemudian dengan canggung mencium bibir Claudius, dengan canggung.......

*********

Josephine benar-benar canggung dan bisa membunuh seluruh nafsu lelaki, ketika dia sadar dengan kenyataan ini, dan merasa bahwa dia harus berpindah sasaran, Claudius sudah mulai terlelap.

Dia mengangkat wajah merahnya dari pelukan Claudius, bertanya kepada Claudius di tengah kegelapan: "Tuan muda, kamu tidak melepas celana dalammu?"

Tidak ada balasan?

Dia menusuk-nusuk lengan Claudius dengan jarinya, memperbesar sedikit volume suaranya: "Tuan muda....."

Tetap tidak ada balasan.

Apa maksudnya? Sudah tidur? Atau.....tekniknya terlalu baik, sampai-sampai penyakitnya kambuh?

Terpikir sampai sini, Josephine segera turun dari atas tubuhnya, lalu membuka lampu. Lampu kamar pun terang kembali, meskipun Claudius tidur tidak terlalu lelap, dan wajahnya sedikit pucat, tapi tidak ada tanda-tanda penyakitnya kambuh.

Josephine pun menghela nafas lega, dia berpikir, dalam situasi seperti ini dia bisa tertidur, pasti dia sangat lelah!

Dia mendongak dan melihat jam di dinding, jam 1 malam, sudah selarut ini, pantas saja Claudius tertidur!

Tapi untunglah, perang malam ini sudah berakhir tanpa masalah besar.

Josephine menghela nafas lega, tangan kecilnya mengelus perutnya yang rata, dan berkata di dalam hati: "Sayang, kita akhirnya sudah aman."

Setelah menyelimuti Claudius, tepat ketika Josephine bermaksud diam-diam turun dari kasur, sebuah lengan yang kuat tiba-tiba memeluk pinggangnya, kemudian menarik Josephine masuk ke pelukannya.

"Tuan muda.....bukannya kamu sudah tidur?" Josephine berkata dengan suara kecil.

"Zhu Zhu.....jangan pergi." di samping telinganya terdengar suara Claudius.

Josephine terdiam, dia memanggilnya apa? Zhu Zhu? Bukan, dia tidak sedang memanggilnya, dia sedang memanggil Nona Zhu yang dicintainya.

Benar, perempuan yang pernah dicintainya bermarga Zhu, dia memanggilnya dengan nama panggilan Zhu Zhu.

Memeluknya tapi memanggil nama perempuan lain, perasaan ini benar-benar membuat orang merasa tidak senang, Josephine sedikit mengambek melepaskan diri dari pelukannya dan turun dari kasur.

Di belakangnya, Claudius tanpa sadar mengejarnya, lagi-lagi memeluk pinggangnya: "Jangan pergi......"

"Aku pergi." Josephine melepaskan pelukannya, langsung turun dari kasur.

'Bruk', tubuh Claudius jatuh ke lantai, kemudian terdengar suara erangan.

Josephine yang awalnya sudah memegang pegangan pintu pun berhenti karena suara ini, dia berpaling, kemudian melihat Claudius dengan wajah kesakitan telungkup di lantai.

Awalnya Josephine ingin tidak memedulikannya dan langsung kabur, tapi kakinya yang sudah setengah melangkah ditarik kembali karena dia tidak tega. Kalau bukan karena Claudius berpenyakitan, dia tidak akan kembali.

"Bagaimana keadaanmu?" Josephine memeriksa Claudius yang telungkup di atas lantai dan tidak bergerak, mendorong-dorong tubuhnya dengan tangan. Setelah melihat dia tetap tidak bergerak, Josephine pun meraih lengannya dan mencoba untuk menopangnya berdiri.

Jelas-jelas kasurnya tidak terlalu tinggi, apakah mungkin jatuh dari kasur bisa sesakit ini ? Josephine bingung.

Ketika dia menopangnya bangun dari lantai, dan menemukan bercak berwarna merah gelap di karpet abu-abu, ditambah bercak darah di sudut bibirnya, Josephine terkejut dan berteriak: "Astaga! Kamu berdarah?"

Berdarah atau muntah darah? Josephine tidak tahu.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu