Istri ke-7 - Bab 132 Rencana Tidak Bisa Mengikuti Perubahan (4)

“Hmm......malam ini tunanganku ada disini, jadi aku tidak bisa menemuimu.” Josephine sengaja menekan suaranya, pikirnya jika dia berkata seperti itu, maka Claudius akan tahu diri.

Siapa sangka sejenak kemudian Claudius mengatakan, “Kalau begitu minta tunanganmu sekalian keluar saja, bantu aku mencari dokter.”

“Cari dokter? Ada apa denganmu Tuan Claudius?” Josephine kaget.

“Kambuh.”

“Kamu kambuh?” Josephine terkejut, dia ternyata kambuh, pantas saja nafasnya terengah-engah.

Seluruh pikirannya lenyap, Josephine langsung bergegas keluar dan mendapati Claudius dengan baju yang tidak rapi, dia keringatan dan berdiri disamping pintu, tampangnya sangatlah tersiksa.

Dia bergegas membantunya, dan menatapinya lalu bertanya, “Tuan Claudius, dimana obatmu? Apakah kamu membawa obat?”

Belum menunggu Claudius berkata, Josephine langsung membuka pintu apartemen Claudius dan masuk kedalam, hanya saja sebelum dia masuk kekamar tidurnya, lengannya langsung ditarik dan dipeluk oleh Claudius.

“Aargh!” Josephine menjerit, lalu dia langsung di cium, badannya didorong ke rak sepatu.

Aroma wine merambat bibirnya.

Josephine kaget, apa yang sedang dilakukannya? Mabuk?

Hingga tangannya merambat ke dadanya barulah Josephine tiba-tiba tersadar, dan mulai mengelak, “Tuan Claudius, kamu sudah mabuk, kamu lihat dulu dengan jelas......aku......aku bukanlah istrimu......”

Karena bersiap untuk tidur, Josephine selain memakai sebuah baju tidur dan tidak memakai apa-apa lagi.

Namun yang tidak dia ketahui adalah perkataannya ini membuat Claudius benar-benar marah, dan memperdalam amarahnya, dibawah kemarahan dan nafsunya yang membara, gerakan Claudius bertambah kasar.

Setelah lewat beberapa bulan, dan diatas rak sepatu yang sama, Claudius tetap tidak mempedulikannya dan memilikinya sekali lagi.

Merasakan keberadaan barang Claudius dalam tubuhnya, Josephine tercengang, hingga berhenti mengelak, beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Apa yang kamu lakukan Claudius? Kamu tidak tahu malu! Kamu memperlakukan adik iparmu seperti ini! Lepaskan......!”

Nafsu yang dibawa oleh wine itu masih belum reda, setelah menahannya berjam-jam, sekarang akhirnya dapat melampiaskannya, bagaimana mungkin dia bisa melepaskannya.

Dia mengatakan dirinya tidak tahu malu? Dasar pembohong ini mana punya hak untuk mengatakan semua ini!

Teringat dengan tingkah lakunya sebelumnya, dan dirinya dipermainkan serta dibohongi, Claudius tidak bisa membuat dirinya tenang, ini pertama kalinya Claudius dipermainkan oleh dua orang wanita!

Dia tidak melepaskannya, malah semakin kasar, sambil tersenyum ditelinganya, “Ketika tengah malam kamu ke rumahku, dan membuka baju lalu menggodaku, mengapa kamu tidak berpikir bahwa kamu adalah adik iparku?”

“Aku......” Josephine kehabisan kata-kata.

Dirinya salah, waktu itu dia tidak seharusnya datang dan memperhatikan kondisinya, dan tadi, setelah mendengarkannya kambuh, dirinya tidak seharusnya langsung berlari keluar.

Badannya sakit, namun dia tidak bisa mengelak darinya, dan lelaki yang mabuk begitu susah untuk dielak.

Disaat dirinya tidak tahu harus melakukan apa, teleponnya berbunyi.

Tadi ketika keluar, dirinya memasukkan telepon ke dalam roknya, namun sekarang roknya di dorong keatas, dia mencari-cari teleponnya namun tidak mendapatkannya.

Disaat Claudius yang sibuk sendiri akhirnya tidak tahan dengan dering telepon, dia mengeluarkannya dari baju Josephine dan ketika melihat dilayar teleponnya tertera Suamiku, Claudius hampir tidak kuat berdiri.

Didalam kekacauan, Josephine bergegas mengambil telepon, dan dia tidak tahu harus bagaimana. Tadi Vincent menelepon bahwa dirinya sudah tidur atau belum pasti karena bertemu dengan Claudius di lantai bawah, makanya dia tidak tenang dan bertanya kepadanya.

Jika sekarang dia tidak menjawabnya, Vincent pasti akan menelepon terus, mungkin saja dia masih akan berlari kembali, jika menjawab.......bagaimana caranya dia menjawab dengan kondisi begini?

“Tuan Claudius......bolehkah aku menerima sebuah panggilan dulu......” Josephine serasa bermohon kepadanya.

“Kamu ingin memberitahunya bahwa kamu sedang berzinah dengan tetanggamu?” Claudius tersenyum, dan melempar Josephine ke sofa dan dirinya mengikutinya.

Didalam proses ini, telepon Josephine terjatuh.

Telepon yang terjatuh dilantai terus saja berbunyi, namun dia tidak lagi bisa meraihnya, tapi juga tidak ada gunanya mendapatkannya, dia tidak bisa menjawabnya, dia sekarang nyaris tidak bisa bernafas, bagaimana dia bisa menjawab telepon itu?

Diantara dering telepon itu, Josephine berhenti untuk mengelak, dia membiarkan Claudius melampiaskan nafsunya dibadannya. Dia bahkan tidak tahu bagaimana caranya hingga kembali ke kasur, hanya saja ketika semuanya tenang, dia membuka matanya dan dia sudah mendapati dirinya berada diatas kasur yang lembut.

Hanya saja dia masih tetap saja tidak bisa bergerak, karena sekarang Claudius masih saja menempel di punggungnya, bibirnya merambat diantara bahunya, dan berhenti lalu menyindir, “Bagaimana rasanya? Apakah berzinah sebelum menikah itu enak?”

Semua sudah terjadi, Josephine tidak merasa ada gunanya jika terus mengelak, dia terlihat tenang.

“Ada apa? Kurang enak?” tanya Claudius sambil tersenyum.

Namun dia menuruti kesukaan kakak-beradik ini, dia bermain diseluruh bagian didalam rumah ini.

Sejenak kemudian Josephine berkata, “Bukankah kamu seharusnya makan malam di Vila Golflake?” Josephine juga tidak mengerti mengapa dirinya bertanya seperti ini, apa mungkin karena dirinya cemburu?

Dia mengaku ketika mendengar Shella mengatakan akan membuatkan makanan untuk Claudius, dirinya sedikit cemburu.

Dia tidak mengerti mengapa Claudius tidak makan malam bersama Shella, melainkan datang kesini dan melakukan hal ini kepadanya.

Muka Claudius berubah, “Ternyata kamu tahu?”

Jadi dia tahu? Jangan-jangan ini juga adalah rencana mereka kakak-beradik, amarah yang dengan susah payah dilampiaskannya memuncak lagi.

“Aku bertemunya di supermarket untuk membeli bahan masak.” Josephine mengerakkan badannya dan mengerutkan keningnya, “Apakah kamu bisa melepaskanku sekarang?”

Claudius tidak melepaskannya, malah terus menciumi bahunya, dan berkata, “Aku memang datang dari Golflake, kakakmu.......tidak begitu kuat, dia sudah tidur sejak pagi tadi.”

“Kamu......sungguh menjijikkan!” Josephine mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mengelak darinya, lalu menarik selimut dan menutup badannya, dan melotot Claudius lalu berkata, “Kamu adalah lelaki paling jijik yang pernah aku temui.”

Bagaimana bisa dirinya mengatakan hal seperti itu dengan santai?

Asalkan terpikiran bahwa tadi dia baru saja melakukan hal ini dengan Shella, dan mungkin saja dibadannya masih tersisa aroma wanita kejam itu, Josephine merasa jijik dan ingin muntah.

Dia berbalik badan dan akan meninggalkan tempat itu, namun ditarik kembali oleh Claudius keatas kasur, badannya yang kekar kembali menimpanya, dan jarinya mencubit dagunya, “Tadi kamu tidak merasa aku jijik, bahkan kamu terlihat sangat menikmatinya.”

“Lepaskan aku.” Josephine meletakkan kedua tangan didepan dada Claudius, dan mengertakkan giginya lalu mengancamnya.

Hanya saja Claudius sama sekali tidak mendengarkan perkataannya, bahkan dia sengaja mencium bibirnya seolah menantangnya.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu