Istri ke-7 - Bab 122 Rencana Shella (1)

"Aku disana menemani paman ngobrol." Justin berkata polos.

Josephine terdiam: "Kamu mengobrol apa saja dengannya? Apakah ada menjelek-jelekkan kakak?"

"Tidak ada." Justin memamerkan teleskop yang dipegangnya, berkata dengan senang: "Lihat, ini teleskop yang diberikan paman untukku, lebih jelas banyak dibandingkan yang kakak belikan untukku."

"Kamu bahkan mengambil barang orang lain, apakah kamu sudah lupa ajaran kakak?"

Ekspresi Justin langsung berubah sedih, dengan suara kecil menggumam: "Paman yang bilang ditaruh disana tidak ada gunanya, jadi dia berikan untukku, kak, lain kali aku tidak akan sembarangan mengambil barang orang lain lagi."

Josephine melihat teleskop yang dipegang Justin, kemudian melihat Justin yang menyesal, dia pun menghentikan ajarannya. Mengulurkan tangan mengambil teleskop itu, setelah melihat-lihat dia pun meletakkannya dan berkata: "Ayo, kita sarapan."

Setelah makan sarapan, Josephine merias diri dan bersiap-siap keluar, Rose mengamatinya dengan ekspresi bingung: "Josephine, kamu tidak kerja, apa yang kamu lakukan di luar seharian?"

Josephine sampai sekarang tidak memberitahu ibunya kalau dia sedang berkeliling kota mencari lokasi putrinya, dia pun sembarangan menjawab dan langsung keluar seperti biasanya.

Josephine setiap hari berlari kesana kemari di luar, setiap hari merasa dia sangat kelelahan, tapi dia tidak menyerah, dia tidak bisa menaruh semua harapannya ke Susi, meskipun sam[ai sekarang masih tetap tidak ada petunjuk.

Tapi karena hari ini adalah akhir pekan, Josephine yang baru keluar rumah menerima telepon dari Vincent, Vincent bertanya dia sedang ada dimana, Josephine pun panik dan sembarangan menjawab: "Aku sedang jalan-jalan tanpa tujuan."

"Pas, kita sekarang pergi memilih gaun pernikahan dan aksesoris untuk pernikahan kita." kata Vincent.

Hati Josephine terasa erat, yang seharusnya datang sudah datang: "Apakah perlu......secepat ini? Bukannya masih belum menentukan hari?"

"Lagipula cepat lambat harus memilih, tepat hari ini ada waktu luang." Vincent bertanya: "Kamu dimana? Aku kesana menemuimu."

Josephine tahu dia sudah tidak bisa melepaskan diri, terpaksa memberinya sebuah alamat, kemudian bergegas kesana dari Prima Medical.

******

Setelah Claudius keluar dari apartemen, dia tidak ke perusahaan untuk kerja tapi pulang ke rumah, dia pernah berjanji hari ini akan membawa Shella keluar jalan-jalan.

Melihat Claudius pulang, Shella yang cemberut semalaman akhirnya memperlihatkan sedikit senyuman, tapi dia tetap berkata dengan nada sedikit menyalahkan: "Claudius, kemarin malam kenapa kamu lagi-lagi tidak pulang?"

"Kemarin malam mabuk, jadi menginap di apartemen." Claudius mengangkat tangannya dan menepuk punggung tangan Shella yang sedang merangkul lengannya, tersenyum berkata: "Aku bukannya pagi-pagi begini bergegas pulang?"

"Sendiri atau membawa orang lain?" Shella bertanya dengan hati-hati.

Claudius mencubit pipi Shella: "Kamu bukannya tidak tahu, aku tidak suka orang luar tidur di kasurku."

"Baiklah, aku percaya padamu." Shella merangkul erat lengan Claudius: "Kalau begitu kamu pulang untuk melihat anak kita?"

"Iya, tapi tujuan utamanya adalah membawamu pergi jalan-jalan."

"Benarkah? Kalau begitu aku kembali ke kamar untuk ganti pakaian."

"Pergilah." Kemudian, Shella segera berbalik badan berjalan ke arah kamarnya.

Di mobil, Shella mengatakan rencananya: "Kita pagi ini pergi jalan-jalan, siang makan diluar, kemudian sorenya pergi nonton, Tuan muda, bagaimana menurutmu?"

"Tentu saja boleh." Claudius mengemudi dengan serius.

"Terima kasih, aku tahu kamu pasti setuju." Shella berkata dengan senang.

Setelah masuk ke tengah kota, Claudius menghentikan mobilnya di parkiran mall GI, di dalam sini ada toko-toko, ada restoran, juga ada bioskop.

Setelah terdiam di dalam rumah selama satu bulan lebih, Shella hampir gila karena bosan, dengan susah payah keluar, terlebih lagi ditemani oleh Claudius, dia tentu saja kesenangan.

Sayangnya sekarang dia sedang memerankan kepribadian Josephine, tidak bisa beli ketika melihat aksesoris yang cantik, baju yang terlalu mahal tidak bisa beli, terlebih lagi tidak bisa membeli style yang dia suka. Ini adalah siksaan untuk Shella yang sangat suka berbelanja.

Selesai melihat-lihat pakaian wanita, ketika mereka sampai ke pintu lift, Claudius tiba-tiba berkata: "Lantai 4 menjual baju anak-anak dan bayi, mau keatas?"

Claudius ingat ketika Josephine sedang hamil, dia sangat tertarik dengan baju anak-anak, asalkan jalan-jalan pasti bisa keliling disana.

Shella malah berkata tanpa berpikir: "Tidak usah, pakaian anak kecil tidak menarik."

Kemudian dia pun langsung membeku, mendongak melihat Claudius sedang melihatnya dengan tatapan bingung, Shella panik sejenak, kemudian matanya mulai memerah.

"Kalau membawa baju anak-anak pulang, tapi anak kita tidak bisa memakainya....." Kemudian, dua tetes air mata jatuh dari matanya, terlihat sangat sedih.

Hati Claudius terasa sakit melihat reaksi Shella, mengulurkan tangannya dan memeluk Shella, berkata dengan lembut: "Maaf, ini salahku."

"Claudius, kalau suatu hari anak kita benar-benar pergi, apa yang harus kulakukan? Aku bisa mati!" akting Shella berkembang dari hanya meneteskan air mata menjadi menangis meraung-raung.

"Sudah, jangan pikirkan masalah ini lagi." Claudius menepuk bahunya, menghirup nafas: "Bukannya hari ini mau jalan-jalan dengan senang seharian? Sudah, jangan menangis."

Shella mengangguk di dalam pelukannya, Claudius melepaskan Shella, menghapus air mata Shella dengan jarinya.

*****

Setelah berkeliling di toko perhiasan, Claudius hanya merasa matanya berkunang-kunang, sama sekali tidak bisa memilih yang dia sukai.

"Kalau tidak ini saja." Josephine berkata kepada Vincent sambil sembarangan mengambil sebuah cincin berlian.

Vincent menerima cincin itu dan melihatnya, kemudian melihat Josephine dan berkata: "Sekarang kita sedang memilih cincin pernikahan, kenapa aku merasa kamu sama sekali tidak merasa ini penting."

"Cincin ini kecil dan imut, tapi memang terlihat sedikit kecil, kalau tidak yang ini saja." Penjaga toko mengambil cincin dengan berlian besar, tersenyum berseri.

Josephine merasakan ketidaksenangan di wajah Vincent, dia pun berkata segan: "Kamu juga tahu, aku tidak suka memakai aksesoris, beli juga sayang."

"Kamu tidak suka adalah masalah lain, tapi kamu harus memikirkan harga diriku, di bawah tatapan orang-orang memakaikan cincin kecil seperti ini, apa yang akan dikatakan orang-orang?" Vincent menerima cincin berlian yang dipegang penjaga toko, kemudian menarik tangan kanan Josephine.

Josephine menunduk dengan perasaan bersalah: "Maaf, aku tidak memikirkan perasaanmu."

Merasakan Vincent menarik tangannya tapi tidak memakaikan cincin, dia pun mendongak, baru sadar kalau Vincent sedang menatapi jari manis kanannya.

"Maaf....." Josephine bergegas menarik tangan kanannya, jari manisnya masih memakai cincin keluarga Chen, sama sekali tidak ada tempat kosong untuk memakai cincin lain.

Meskipun Vincent merasa tidak nyaman, tapi dia juga tahu masalah ini tidak ada cara lain, tidak bisa melepas cincin itu tidak mungkin memotong jarinya. Akhirnya dia hanya bisa menghela nafas panjang, berkata: "Tidak ada yang harus dimaafkan, cincin hanyalah sebuah upacara."

Dia ganti dan menarik tangan kiri Josephine, dengan lembut memakaikan cincin itu ke jari manis Josephine, tersenyum: "Begini juga lumayan bagus, kan?"

"Iya." Josephine mengangguk.

"Suka?"

"Suka." Josephine takut Vincent lagi-lagi merasa dia hanya sembarangan menjawab, dia pun menambahkan: "Setiap cincin ada karakteristiknya sendiri."

Setelah Shella menerima sms dari Vincent, dia pun segera membawa Claudius ke arah perhiasan, kemudian dia langsung melihat dua orang yang sedang mencoba cincin di toko perhiasan,

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu