Istri ke-7 - Bab 118 Pilihannya (2)

Vincent Lee membawa Josephine ke sebuah apartemen mewah, sejak awal hingga sekarang Josephine belum berbicara sama sekali, kali ini setelah memasuki apartemennya, dia juga tetap tidak berkata apapun.

Lalu Vincent Lee membawanya ke kamar tidur, dari lemari dia mengeluarkan baju santai kepadanya: "Mandilah dulu, ganti baju yang bersih."

Josephine melihat sejenak baju yang ada di tangannya, tapi belum mengambilnya.

Vincent Lee mengerti apa yang dia pikirkan, lalu dia tersenyum: "Tenang saja, baju ini semua baru dibeli dan masih baru, ini memang untukmu."

Josephine mengangguk, mengambil baju itu dan masuk ke kamar mandi.

Sepertinya memang Vincent Lee sudah merencanakan ini dan menebak kalau dia akan ikut dengannya. Menatap dirinya yang berantakan di kaca, dia menertawai dirinya sendiri, saat itu dia menolaknya secara tegas, dan mengatakan bawa matipun dia tidak akan bersamanya. Tidak menyangka baru setengah tahun berlalu, dia kembali lagi kepadanya bagaikan seekor anjing kecil yang nurut.

Dia membersihkan dirinya, mengganti pakaian yang bersih, saat memakai bajunya secara tidak sengaja bagian dadanya yang masih bengkak itu tersentuh oleh telapak tangannya, dia kesakitan hingga mengerutkan alisnya.

Anak ini sudah lahir seminggu lebih, bengkak yang ada di payudaranya sudah mulai membaik, dia tahu saat ini asinya sudah mulai mengering, kalau tidak ada bayi yang meminumnya, air susu pun akan terus mengering.

Memikirkan anaknya yang tidak tahu sekarang ada dimana, tidak tahu makan apa, dia merasa sedih dan tidak bisa menahan air matanya.

"Josephine, kamu baik-baik saja kan?" Sepertinya karena sudah terlalu lama tidak mendengar suara, Vincent Lee pun mulai khawatir.

"Baik-baik saja." Dia membuka pintu kamar mandi dan berjalan keluar.

Dia berdiri di depan kamar mandi dan melihatnya, matanya berkaca-kaca, dia sedang memikirkan apakah mau memberitahunya tentang anaknya, setelah dia tahu, apakah dia akan membantunya untuk menemukan anaknya? Ini adalah anak Claudius, dia pasti tidak akan membantunya!

"Kamu kenapa?" Vincent Lee memperhatikannya dan bertanya.

"Boleh tidak aku pakai hp?"

"Tentu saja boleh." Vincent Lee tertawa: "Hanya karena ini matamu berkaca-kaca?"

"Terima kasih, mohon cepat sedikit." Josephine memaksa untuk tersenyum dan berjalan ke samping ranjang.

Vincent Lee mengikutinya ke samping ranjang dan berkata lembut: "Beberapa saat ini kamu tinggal disini dengan tenang, tidak akan ada yang mengganggumu lagi, setelah tante dan Justin pulang, mereka boleh tinggal disini bersamamu."

"Oke."

"Aku sudah mengundang pengasuh datang, untuk sementara ini dia akan merawatmu.

"Baik." Josephine mengangguk terus, dia tidak tahu harus berkata apa lagi.

Di saat yang paling berbahaya ada seseorang yang menolongnya, memang ini adalah hal yang sangat mengharukan, dia juga merasa sangat berterima kasih kepadanya.

Setelah Vincent Lee pergi, tidak lama kemudian seorang wanita yang mengaku sekretaris tuan muda Lee itu mengantarkan hp kepada Josephine, Josephine mengambilnya, dan langsung menelepon Susi.

Di telepon itu terdengar suara Susi yang panik: "Josephine kamu kemana saja? Kenapa hpmu tidak aktif? Kenapa tidak meneleponku?"

"Susi, ceritanya panjang." Josephine berkata: "Sekarang aku hanya ingin meminta bantuanmu mencari anakku."

"Anakmu? Benar hilang?"

"Benar, selain tuan muda Qiao, tidak ada lagi yang bisa membantuku." Josephine menahan air matanya.

"Tapi Henry Qiao sudah bilang kalau hari itu tidak ada yang kehilangan anak, di dalam CCTV juga tidak ditemukan ada keadaan yang menandakan ada yang kehilangan anak." Susi sudah meminta bantuan Henry Qiao, tapi karena tidak mempercayai Henry Qiao, dia juga meminta bantuan ibu mertuanya nyonya Qiao membantunya mengecek, tapi hasilnya juga tidak ada yang kehilangan.

"Tapi... jelas-jelas kamu memberitahuku kalau anak itu adalah anak perempuan yang sehat."

"Iya ini benar." Susi berpikir-pikir: "Oke deh, aku akan membantumu mencarinya lagi, kamu sekarang ada waktu, kita bertemu saja."

Josephine melihat keluar, dia tidak tahu ini tempat apa.

Berjalan keluar balkon, dia baru merasa tempat ini seperti dikenalinya, di depannya adalah sungai River View yang indah, dan di bawahnya ada taman bunga.

Tempat ini ternyata adalah kompleks perumahan yang sama dengan apartemen Claudius, bangunannya pun sama persis, dan apartemen Claudius ada di sebelah kanannya.

Kebetulan sekali...

Setelah memberi alamatnya ke Susi, Josephine menutup teleponnya, dia berdiri di balkon selama beberapa saat dan menatap apartemen Claudius. Sampai pengasuh mengingatkannya untuk menghindari angin dia baru kembali ke kamarnya.

*****

Shella Bai mendengar suara mobil dari jendela, setelah menarik tirai jendela dan melihat kalau itu mobil Claudius, dia pun langsung berjalan ke samping ranjang bayi dan menggendongnya.

Setelah sampai di rumah, seperti biasa, Claudius langsung ke kamar Shella Bai.

"Tuan muda, kamu sudah pulang." Shella Bai menyambutnya dengan hangat.

Claudius tersenyum dan menundukkan kepalanya mencium bibirnya, mengangkat tangan kecil si bayi dan berkata: "Hari ini si kecil baik tidak?"

"Lumayan, kamu mau menggendongnya." Shella Bai membawa bayi itu kepadanya, Claudius pun menggendongnya. Setelah beberapa hari dilatih, dia pun sudah semakin telaten.

Claudius memperhatikan dengan teliti bayi itu, dia melihat wajahnya semakin menghitam, pernafasannya juga sangat cepat, dia memegang dahinya dan menaruhnya kembali ke atas ranjang.

Mungkin dia akan lebih nyaman di atas ranjang, pikirnya.

Tidak lama kemudian, Vina memanggil Claudius untuk makan malam.

Setelah Claudius turun, Sally Lin pun mengantar makanan bernutrisi kepada Shella Bai, sambil berjalan masuk sambil tersenyum berkata: "Kakak ipar pasti sudah lapar bukan? Makan malammu sudah tiba."

Shella Bai melihatnya, tanpa disadarinya dia pun mengerutkan alisnya, tapi dia tetap tersenyum lebar: "Sally, kenapa kamu yang mengantar kesini? Aku sungguh merepotkan."

"Tidak apa-apa, aku sudah makan di luar, kebetulan tidak ada kerjaan jadi aku naik ke atas sambil melihat si kecil." Sally Lin melihatnya ingin turun, lalu mencegahnya: "Kakak ipar, kamu di ranjang saja, tidak usah turun."

Dia menaruh piring itu di atas meja, lalu menyuguhkan sup ke hadapannya: "Ini sup ayam yang khusus dimasak oleh kakak He, kamu minumlah."

"Terima kasih." Shella Bai menuruti perintah Fransiska, dia meminum sup ayam itu sesendok saja lalu menaruhnya kembali ke atas meja.

Sally Lin berbaring di atas ranjang dan melihat bayi itu sebentar, menoleh dan tersenyum kepadanya: "Kakak ipar, kenapa aku merasa anak ini tidak mirip sama sekali dengan kamu dan kakak ipar? Apakah salah gendong? Kalau tidak kalian sama-sama potong sedikit rambut kalian, aku bantu kalian bawa ke rumah sakit dan mengeceknya?"

Shella Bai bengong, dia menatapnya kaget.

Tes DNA? Kalau begitu bukankah bakal ketahuan nanti kalau ini bukan anaknya?

Sally Lin melihatnya kaget lalu tertawa: "Kakak ipar, aku bercanda, kamu kok serius?"

"Aku... Aku benar-benar serius, candaan ini tidak begitu lucu." Shella Bai tertawa: "Kalau kedengaran tuan muda dia juga tidak akan senang, tuan muda juga orangnya itu gampang emosian."

"Kakak orangnya gampang emosian? Aku tidak merasa." Sally Lin duduk di ranjangnya dan berkata: "Aku merasa kakak orangnya lumayan baik, kecuali saat penyakitnya kambuh di malam hari, sedikit mengerikan."

"Malam ya... memang agak sedikit mengerikan, tapi aku sih tidak takut, kan sudah biasa." Shella Bai merasa kulit kepalanya kebas, sebenarnya dia sangat takut!

"Untung saja kamu tidak takut, kalau tidak kakak pasti akan sedih, kakak ipar makan supnya selagi hangat." Sally Lin memberikan sup itu kepadanya lagi.

Shella Bai ingin mengambil mangkok itu, tapi baru saja menyentuhnya mangkok itu terjatuh dan sup itu tumpah di atas ranjang.

"Aduh! Maaf, maaf, aku ceroboh sekali." Sally Lin panik dan mengambil beberapa lembar tissue, menggunakan tissue itu dan melap air sup di atas ranjang.

Tapi karena kain seprei itu mudah tembus, air sup itu pun telah membasahi sebagian besar ranjang.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu