Istri ke-7 - Bab 198 Kejutan (2)

Keesokan harinya, Josephine Bai bersama Direktur Zhang naik pesawat menuju Kota A, dimana Direktur Zhang berada maka disitu juga ada bayangan Lola.

Dengan adanya Lola, Josephine Bai bisa memiliki teman sehingga dia merasa lebih leluasa karena tidak perlu sendirian tugas dinas bersama Direktur Zhang.

Penerbangan ini hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk tiba di Kota A, sorenya Josephine Bai langsung menghadiri seminar yang dikatakan bisa menambah pengetahuan untuknya, setelah seminarnya berakhir, dia mengakui bahwa seminar ini benar-benar memberikan keuntungan baginya, setidaknya dia lebih memahami apa yang sebelumnya tidak dipahami.

Setelah seminarnya selesai, Josephine Bai kembali ke hotel untuk menyampaikan hasil seminar pada Direktur Zhang, dia berdiri di depan pintu kamar hotel, mengetuk pintu sekian lama namun tidak ada yang membuka pintu, kemudian dia menempelkan telinganya pada pintu kamar hotel.

Samar-samar terdengar suara Direktur Zhang yang sedang marah, bersamaan itu terdengar suara Lola yang sedang sedih, dia khawatir ada sesuatu yang terjadi dan sedikit berteriak: “Direktur Zhang, apakah kalian baik-baik saja?”

Akhirnya pintu terbuka, Direktur Zhang sangat emosi pada saat membuka pintu.

“Direktur Zhang, ada apa dengan kalian?” Dia melihat sekilas Direktur Zhang kemudian melihat Lola yang sebelah tangannya memegang sofa dan sebelah lagi memegang perutnya yang kelihatan sedang sakit, dia berjalan menghampirinya, memegang lengannya bertanya: “Lola, kamu kenapa? Sakit?”

Lola mengangguk dengan malu-malu, kemudian menatap Direktur Zhang dengan takut.

Direktur Zhang menghampiri mereka, ekspresinya kesal: “aku telah memberitahunya sore ini aku akan membawa dia menghadiri acara makan malam yang penting, mengingatkannya agar mengurangi makan makanan pinggir jalan, dia bilang dia sangat kuat, lihatlah sekarang ini, dia bahkan tidak bisa menjauh dari toilet, sungguh memalukan.”

“Maaf, sebelumnya aku tidak pernah begini.” Lola meminta maaf dengan hati-hati.

“Terus sekarang aku harus bagaimana? Acaranya akan segera dimulai, kemana aku akan mencari pasanganku mendadak begini?"

Lola berpikir sejenak kemudian menoleh pada Josephine Bai dan tersenyum: “Kak Jessie bisa mewakiliku, lagipula Kak Jessie sangat cantik.” Setelah selesai menyampaikan idenya, terdengar suara yang sedang meringis kesakitan dengan memegang perutnya, dia berlari menuju toilet.

“Lihat ... Kamu lihat saja ... Apa gunanya aku menggajimu?” Direktur Zhang mengarahkan jarinya menunjuk toilet sembari berjalan sana sini dengan tidak tenang: “bersyukurlah Jessie ikut dinas kali ini, jika tidak semuanya akan kacau, lain kali kemanapun aku pergi, aku tidak akan membawa kamu lagi ...”

Josephine Bai terbengong, apakah dia tidak salah dengar bahwa Direktur Zhang memintanya menghadiri acara malam ini?

***********

Meskipun Josephine Bai tidak ingin menghadiri acara malam ini sebagai pasangan Direktur Zhang, namun melihat Lola yang sedang sakit, dia tidak memiliki alasan apapun untuk menolak ajakan ini, dia bahkan belum sempat menolak, Direktur Zhang telah menyodorkan gaun pesta Lola padanya dan menyuruh dia agar segera menggantikan pakaiannya.

Pukul tujuh malam, Josephine Bai bersama Direktur Zhang menghadiri acaranya tepat waktu, dia bahkan tidak tahu ini merupakan acara makan malam yang bagaimana.

Dia hanya mendengar arahan dari Direktur Zhang, ini merupakan acara makan malam pribadi bagi orang berkelas atas, Direktur Zhang dengan pemilik acara ini adalah teman sekolah sejak kecil, tidak heran jika Direktur Zhang memiliki kesempatan untuk menghadiri acara malam ini.

Josephine Bai mengikuti Direktur Zhang dan memasuki ruang VIP yang besar, ada sekitar sepuluh orang yang sedang duduk di dalam, semuanya mengerumuni seseorang dan mengobrol. Josephine Bai berpikir bahwa orang yang dikerumuni tersebut adalah pemilik acara malam ini, dia melihat ke arah yang ramai.

Ketika dia menyadari bahwa orang tersebut adalah Claudius Chen, dia tercengang, saat itu Claudius Chen juga memandang ke arahnya, keempat mata tersebut saling menatap, tatapannya sedikit memanas, Josephine Bai tersenyum kepadanya dan bergegas mengalihkan pandangannya.

Dia berbisik dan bertanya pada Direktur Zhang: “Direktur Zhang, mengapa Tuan Muda Chen ada disini?”

“Acara kelas atas, yang menghadiri acara juga orang-orang itu saja.” Direktur Zhang tersenyum menjawabnya.

Asisten Yan melihat punggung Direktur Zhang dengan Josephine Bai, dia berbisik pada Claudius Chen: “Tuan Muda Chen, Direktur Zhang sepertinya bukan orang baik, kamu sebaiknya jangan minum alkohol.”

“Kamu takut aku akan kalah padanya?” Claudius Chen tertawa pelan.

“Bukan, aku takut penyakitmu bisa kumat.” Asisten Yan khawatir padanya.

“Tapi aku benar-benar ingin bermain padanya, ingin melihat trik apa yang bisa dimainkan.”

"Tuan Muda Chen, jangan bercanda dengan kondisi tubuhmu sendiri.”

Claudius Chen tersenyum, kemudian mengambil segelas jus yang berada di atas meja dan meminumnya.

Claudius Chen tahu persis dirinya tidak boleh menyentuh alkohol, dikarenakan alkohol akan membuatnya kumat, meskipun ada Dokter Zhang yang mengelilinginya, ini tetap berbahaya, jadi meskipun dia sangat ingin melihat trik Direktur Zhang, demi kondisi tubuhnya dia hanya bisa pasrah.

Dia meminum beberapa gelas anggur merah dan kemudian berhenti, efek alkohol tersebut sangat berefek dari pada yang dibayangkan, sebelum berjalan keluar dari ruangan, dia telah merasakan dirinya sedikit melayang.

Saat dia memasuki kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air dingin, suhu tubuhnya tidak mengalami penurunan.

Josephine Bai menerima telepon dari Direktur Zhang agar dia mendatangi toilet, dia segera menuju toilet, saat berdiri di depan toilet pria, dia bertanya: “Direktur Zhang, apakah kamu di dalam?”

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dengan bantingan cukup keras, kemudian melihat Claudius Chen terjatuh.

Josephine Bai terlonjak kaget, bergegas memegang lengannya dan bertanya: “Tuan Muda Chen, ada apa denganmu? Apakah kamu baik-baik saja?”

Kelihatannya dia sedikit mabuk dan kemungkinan besar bisa jatuh kapan saja.

“Bagaimana Tuan Muda Chen bisa minum begitu banyak? Dimana Asisten Yan? Tunggu sebentar, aku membantumu mencarinya ...”

Setelah Josephine Bai mengatakan padanya, dia bergegas mencarinya, namun sesaat kemudian lengannya telah ditarik kembali oleh Claudius Chen, menatapnya penuh amarah dan bertanya dengan nada tinggi: “apa yang telah kamu lakukan padaku?”

Josephine Bai sangat takut dengan ekspresinya, sama sekali tidak mengerti maksudnya, kemudian menggeleng kepala: “aku tidak mengerti maksudmu.”

"Aku bertanya apa yang telah kamu lakukan padaku? Makanan apa yang telah kamu berikan?"

"Aku ....... aku tidak ada." Josephine Bai semakin bingung.

Dia sama sekali tidak melakukan apapun padanya, mengapa dia bisa mengatakan begini? Josephine Bai melihat keningnya berkeringat dingin, kelihatannya bukan mabuk, tapi sedang sakit.

Dia tidak punya waktu untuk menebak apa maksudnya, kemudian bertanya: “Tuan Muda Chen, apakah kamu sakit? Aku akan mengantarmu beristirahat di ruang tunggu.”

Claudius Chen mendengus, menahan kesakitannya dan berkata: “antar aku ke kamar 1301.”

“Tapi kalau kamu sakit, seharusnya pergi ke rumah sakit ...” Josephine Bai khawatir padanya.

Claudius Chen berbalik dan berjalan menuju lift dengan terhuyung-huyung.

“Tuan Muda Chen ...” Josephine Bai bergegas mengikuti dan memegang lengannya.

Di dalam ruangan, Direktur Zhang melihat punggung kedua orang itu memasuki lift, wajahnya membentuk senyuman sinis, kemudian menatap Asisten Yan dan mengatakan: “Asisten Yan, mari bersulang, terima kasih selama ini telah banyak membantu kami ...”

Asisten Yan bersulang dengan asal, kemudian memandang ke sekeliling ruangan, mulai mencari Claudius Chen.

Di dalam lift, Josephine Bai menekan tombol angka 13, dia melihat Claudius Chen yang kondisinya kacau kemudian menghiburnya: “Tuan Muda Chen, kamu harus bertahan, kita hampir sampai.”

"Tuan Muda Chen, apakah kamu punya obat?" Josephine Bai bertanya dengan tiba-tiba.

Claudius Chen menarik napas dalam dan berusaha mengeluarkan botol obat dari sakunya, kedua tangannya gemetaran saat membuka penutup botol, alhasil sebagian obatnya terjatuh di lantai.

“Mari aku bantu.” Josephine Bai mengambil botol obatnya, memasukkan pil obat ke dalam mulutnya.

Setelah Claudius Chen menelan obatnya, rasa sakit bagian dalam tubuhnya tidak membaik.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu