Istri ke-7 - Bab 111 Haruskah Dipenjara (3)

Setelah memastikan tak ada orang di luar, Fransiska pun menutup pintu, lalu berbalik menghadap Shella, "Shella, aku bertanya padamu, kejadian malam ini apakah kau dalangnya?" tanyanya dengan nada serius.

"Kejadian apa?" tanya Shella pura-pura bodoh.

"Kau masih ingin membohongiku?" Fransiska menampar wajahnya dengan murka. Tenaganya memang tak besar, tapi cukup membuat kaget Shella, karena ibunya memang jarang memukulnya.

Shella memegangi wajahnya sambil memandang Fransiska yang marah. Ia tahu dirinya tak bisa menutupinya lagi, ia pun berkata dengan was-was, "Bu, aku hanya berpikir kalau ia keguguran, kita tak perlu lagi menunggu selama 4 bulan. Lagipula, aku tidak pernah mengurus anak. Kalau ibu menyuruhku pulang dengan membawa anak nanti, aku bisa gila."

"Siapa yang pernah mengurus anak sejak lahir? Kalau kesulitan sekecil ini saja kau tidak bisa mengalahkannya, bagaimana kau bisa menjadi nyonya keluarga Chen?"

"Lagipula dia bukan anak kandungku..."

"Sudah berapa kali kubilang, anak ini bisa membawamu kembali ke rumah keluarga Chen. Tak peduli apakah anak ini baik atau buruk, ia tetaplah darah daging keluarga Chen. Kalau anak ini tidak ada, dengan alasan apa kau kembali ke rumah keluarga Chen nanti? Jangan lupa kau sekarang sedang merawat janin."

"Baiklah, aku tahu," kata Shella dengan rasa bersalah.

"Lain kali bicara dulu padaku kalau mau melakukan sesuatu, dengar tidak?"

"Aku hanya takut kau tidak menyetujuinya."

"Tentu tidak."

Fransiska kembali kesal, ia memelototi Shela sambil berkata galak, "Kalau aku tidak sampai tepat waktu di kantor polisi tadi, perempuan sialan itu mungkin sudah ikut kembali ke rumah keluarga Chen. Rencana kita akan berantakan."

"Perempuan ini bernasib baik," gumam Shella pelan.

Awalnya ia hanya ingin menyuruh orang untuk menakut-nakuti Josephine agar dia keguguran. Tak disangka, kebetulan sekali Claudius melihat semuanya.

"Bu, apa menurutmu dia bisa menuruti rencana kita dan tinggal di sini sampai waktu melahirkan?" tanya Shella cemas. Sebenarnya ia ingin menyingkirkan anak Josephine agar tak merepotkan.

Mengenai masalah ini, dulu Fransiska mungkin akan menjawab dengan penuh percaya diri bahwa Josephine akan menurut, tapi setelah melihatnya melompat dari jembatan, ia tak berani sepercaya diri itu lagi.

Fransiska menjawab dengan sedikit kesal, "Siapa yang tahu, kita lihat saja nanti."

"Menurutku kita butuh memberinya sedikit tekanan."

Fransiska menatapnya sejenak, tak merespon.

Shella mengira dirinya salah bicara lagi, ia menutupi mulutnya dengan tangan, tak berani bicara lagi.

***

Mungkin karena tak terbiasa dengan keadaan mansion, Jospehine tak bisa tidur semalaman. Pagi-pagi benar ia sudah bangun.

Meski ia tak ingin bertemu dengan siapapun di sini, tapi sebagai ibu hamil ia juga tak mungkin berdiam diri terus di dalam kamar. Ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan di taman selagi orang rumah masih tidur.

Luas mansion keluarga Bai tidak ada sepersepuluhnya luas rumah keluarga Chen, tapi termasuk besar dan mewah juga. fasilitasnya lengkap.

Awalnya ia mengira tak akan bertemu siapa-siapa sepagi ini, tak disangka ia bertemu dengan William Bai yang sedang senam pagi di pinggir kolam renang. Langkahnya pun terhenti. Ia berbalik pergi.

William telah melihatnya. Ia memanggil Jospehine ketika melihatnya hendak pergi, "Josephine."

Josephine pun membalikkan badan, ia tersenyum, "Pak William, selamat pagi."

Mendengarnya memanggilnya 'Pak', William sedikit kecewa. Tapi ia tak menunjukkan kekecewaannya ini, melainkan membereskan peralatan senamnya, lalu tersenyum pada Josephine, "Mengapa kau bangun pagi sekali? Bukannya anak muda suka bermalas-malasan? Kau lihat Shella, ia tidak akan bangun sebelum jam 11."

Mendengar kata 'Shella' dari mulutnya, dengan nada yang penuh kasih sayang, rasanya begitu menusuk telinga.

Mereka sama-sama anaknya, tapi perlakuannya berbeda bagai langit dan bumi.

Josephine tak berbicara, ia hanya berdiri melihat William.

William mengamatinya sekilas lalu berkata, "Kemarilah, kita duduk mengobrol?"

"Pak William ingin mengobrol apa denganku?" Meski tak ingin mengobrol dengannya, Josephine tetap melangkah dan duduk di kursi di sebelahnya.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Josephine masih memiliki harapan terhadap ayahnya yang kejam ini. Ia masih berharap ayahnya bisa membantu ibu dan adiknya kembali.

"Bisakah kau jangan memanggilku 'Pak'? Sangat tak enak didengar."

"Lalu aku harus memanggilmu apa?" tatap Josephine sambil bertanya balik.

"Josephine, aku tahu kau membenciku, tapi aku berharap kau bisa segera melepaskan dendammu ini, dan menerima bantuanku lalu hidup dengan baik."

"Sebelum aku bisa hidup dengan baik, keluargaku harus hidup tenteram dan sehat, dalam hal ini kau bisa membantuku sepenuhnya, tapi apakah kau bisa?"

"Tunggu sampai masalah ini lewat, aku pasti akan membujuk Fransiska untuk menjemput mereka kembali."

"Sepertinya kau masih memihak putri kesayanganmu," Josephine bangkit dari kursi. Sikap ayahnya sudah jelas, jadi tak ada gunanya lagi melanjutkan obrolan dengannya.

Shella ingin menjadi Nyonya Muda Chen. Sebagai ayah, William tentu memberikan dukungan sepenuhnya. Ia bodoh karena masih berharap pada ayahnya.

"Josephine, apakah kau begitu menginginkan status Nyonya Muda keluarga Chen itu?" tanya William sambil menatap punggung Josephine. Tangannya memegang pundak Josephine sambil berkata serius, "Masih banyak keluarga yang baik di dunia ini. Tunggu setelah kau melahirkan, aku akan mencarikanmu keluarga yang baik dengan sepenuh hati. Dengan status kita sebagai keluarga Bai, tidak sulit menemukan keluarga yang sepadan. Kelak aku akan mengadakan pesta yang besar dan megah untuk pernikahanmu..."

"Cukup!" potong Josephine tiba-tiba. William terkejut perkatannya dipotong oleh Josephine seperti ini. Ia hendak berbicara, namun akhirnya urung.

"Tolong jangan menilaiku sama seperti putri kesayanganmu. Aku hanya mau keluargaku, aku tidak mau yang lain, entah itu kedudukan Nyonya Muda Chen ataupun pesta besar seperti yang kau katakan. Kalau kau tidak bisa membantuku, maka tolong diamlah!"

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu