Istri ke-7 - Bab 187 Kecelakaan (2)

Polisi tidak menyangka di saat ini dia masih bisa mengingat cincin keluarga Chen, dia pun terkejut, lalu mengangguk: "Nenek tenang saja, kami akan memperhatikannya."

"Nenek..." Sally Lin menggoyangkan tangannya dan berkata: " Saat ini tentu saja jasad kakak ipar lebih penting, tidak usah pedulikan cincin itu dulu."

"Kamu ngerti apa?" Nenek menatapnya, lalu berkata ke polisi: "Kalau begitu kalian pergi dulu, bagaimanapun harus menemukan jasadnya."

"Baik, tentu saja." Polisi pun berjalan meninggalkan kamar pasien.

Sally Lin menatap nenek, lalu menunduk: "Maaf, nenek, aku tadi..."

Nenek tidak menyalahkannya, malah melangkah memasuki kamar pasien, berdiri di samping ranjang Juju dan menatapnya: "Jangan berpura-pura lagi, bangunlah."

Juju membuka matanya, lalu air matanya mengalir, menatap nenek dan berkata: "Nenek, aku tidak sengaja melukai Josephine, aku juga tidak sengaja mengejarnya, aku..."

"Sudahlah, aku tidak peduli Josephine mati atau tidak, yang sekarang kukhawatirkan adalah cincinnya." Nenek pun serius: "Kalau cincin tidak ditemukan kalian tidak bisa menikah, kamu paham?"

Juju menatapnya kaget, air matanya mengalir, dia tidak pernah memperhatikan cincin yang ada di jari manis Josephine, dia juga tidak tahu itu seberapa penting. Tapi, kalau saat itu dia tahu cincin itu sangat penting, dia juga tidak akan melakukannya.

Lagipula saat itu kalau bukan Josephine yang mati maka dia yang mati, tentu saja dia memilih agar Josephine mati!

Dia pun panik: "Bagaimana ini? Polisi tahu aku mengejarnya dari belakang, mobil Josephine terjatuh, apakah aku akan dihukum?"

Saat ini, terdengar suara ketukan pintu, seorang membuka pintu dan berkata dengan sopan: "Nenek, tuan muda Chen sudah sadar."

"Claudius sudah sadar?" Nenek merasa senang.

"Iya."

"Ayo, kita pergi lihat." Dia segera membalikkan badannya dan berjalan mengikuti suster itu.

Sally Lin pun menggerakkan kursi roda dan mengikuti mereka, setelah berjalan lebih kurang semeter dia pun berbalik arah dan menatap Juju, menenangkannya: "Nona Zhu, tenang saja, nenek tidak akan membiarkanmu bermasalah."

Mendengar itu, Juju pun merasa lega.

Tentu saja, sekarang dia adalah kekasih yang ditakdirkan untuk Claudius, bagaimanapun nenek tidak akan membiarkannya bermasalah.

Dia menarik nafas, walaupun saat mobil Josephine yang terjatuh itu sangat mengerikan, sampai-sampai saat dia memejamkan matanya adalah keadaan itu, tapi sekarang, dia merasa dia sangat beruntung.

Josephine sudah terjatuh dan tewas, seumur hidupnya dia tidak perlu takut dan khawatir akan dilaporkan lagi.

Yang dia khawatirkan sekarang adalah, jasad Josephine masih belum ditemukan hingga sekarang, dia takut adegan-adegan di film itu akan terjadi padanya, suatu hari tiba-tiba melihat Josephine yang hidup kembali.

Dia berharap sama seperti tebakan semua orang, dia hancur bersama mobilnya yang meledak!

*********

Claudius sudah tersadar.

Nenek khawatir setelah sadar dia akan sama seperti sebelumnya menanyakan keberadaan Josephine, khawatir dia tidak akan tenang karena Josephine. Tapi kali ini tidak, dia tidak menanyakan Josephine, malah tenang sekali tidak seperti biasanya.

"Claudius, kamu baik-baik saja kan?" Nenek bertanya.

Tiba-tiba dia merasa, Claudius yang sekarang ini lebih menakutkan daripada biasanya.

Claudius memijat-mijat keningnya, mengangkat kepalanya dan bertanya ke suster: "Hpku mana? Tolong bawa hpku kesini."

Suster pun melihat nenek, lalu berjalan ke lemari dan mengeluarkan hpnya.

Claudius membuka hpnya, lalu menelepon nomor Josephine, telepon itu tidak bisa dihubungi, dia memakai GPS dan mencari keberadaannya, tapi tidak ditemukan.

Demi menghargai privasi Josephine, biasanya dia tidak pernah memakai aplikasi ini, hanya di saat-saat tertentu saja dia memakainya. Kalau bukan karena dia mendengar suara minta tolongnya di mimpi, sekarang dia pun tidak akan begitu panik.

Keberadaannya tidak terlacak maksudnya apa? Dia menyalakan kembali hp itu dan terus mencarinya.

Ini hp khusus yang dia berikan untuk Josephine, kalau pun tidak aktif, diberikan ke orang lain, dibuang, dia tidak mungkin tidak bisa mencari keberadaanya, hanya ada satu kemungkinan, yaitu hp itu telah dihancurkannya, atau dibakarnya!

Dia mengangkat kepalanya lalu bertanya kepada nenek: "Josephine sudah pergi? Keluar negeri dengan Vincent Lee?"

Benar, hanya ada satu kemungkinan yaitu, dia sudah pergi meninggalkannya, dan menghancurkan semua barang yang berkaitan dengannya.

Nenek kaget menatapnya, dan terdiam.

Agar tidak mempengaruhi keadaannya, dia tidak berani memberitahu tentang kecelakaan Josephine kepadanya, tapi tiba-tiba dia menanyakannya, harus bagaimana dia menjawabnya?

Mendengar Josephine keluar negeri dengan Vincent Lee... setidaknya akan lebih baik dari pada mendengar Josephine kecelakaan bukan?

Tapi akhirnya dia tetap menggeleng dan berkata: "Tidak tahu, aku tidak mendengar dari bibimu kalau Vincent Lee keluar negeri."

Claudius mengangguk, memegang hpnya, lalu menatap keluar jendela.

Dia pikir walaupun sekarang Vincent Lee belum keluar negeri, tapi cepat atau lambat dia akan membawa Josephine pergi, bukannya visanya pun sudah dibuatnya?

Nenek melihatnya yang tenang kembali pun bertanya: "Claudius, apa yang kamu pikirkan?"

"Tidak ada."

"Kamu..."

"Aku hanya bertanya saja, kalau dia mau pergi biarkan saja dia pergi." Claudius menjawab.

Nenek tidak menyangka dia akan berpikir begini, dia pun senang dan tersenyum: "Claudius, baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti ini, sejak awal dia memang milik Vincent Lee, kalian juga kakak adik, tidak usah berkelahi gara-gara seorang wanita."

Claudius tidak mempedulikan nenek, tetap terdiam.

Dia memilih untuk melepasnya, bukan karena dia kakak adik dengan Vincent Lee, karena dia sudah sadar, orang yang penyakitan seperti dirinya, bolak-balik masuk rumah sakit tidak seharusnya mengikat orang lain seperti itu.

Ini bukan cara mencintai, juga bukan tanda mencintai.

Dia bahkan tidak ingin peduli lagi apakah hubungan diantara dia dan Vincent Lee itu asli atau palsu, memang tidak perlu!

********

Setelah beristirahat dua hari Claudius pun keluar dari rumah sakit.

Mungkin saja karena emosinya sudah memudar, dia memulih dengan sangat baik.

Saat ini, Juju sengaja menjemputnya keluar dari rumah sakit, lalu memberikan seikat bunga kepadanya dan tersenyum: "Kali ini kamu tidak boleh kembali lagi ke rumah sakit ya."

Claudius menerima bunga itu, menatapnya dan bertanya: "Kalau kamu? Sudah sembuh?"

"Aku tidak apa-apa kok, sudah sembuh dong." Juju memegang luka di kepalanya dan berkata.

Nenek pun tersenyum lega: "Akhirnya selesai juga semua, mulai saat ini, kalian dua baik-baik saja, jangan terjadi apa-apa lagi."

Juju mengangguk: "Nenek tenang saja, aku akan jaga diri baik-baik, juga akan menjaga Claudius."

"Baiklah kalau begitu." Nenek berkata: "Pergilah, sudah saatnya pulang."

Setelah keluar dari rumah sakit, nenek dan Claudius pulang ke rumah, Juju kembali ke villanya.

Setelah berpisah dengna Claudius, Juju tidak langsung pulang ke rumah, tapi datang ke rumah Vincent Lee.

Dua hari ini Vincent Lee tidak mencarinya, dia semakin panik dan tidak tenang, terpaksa dia datang sendiri mencarinya.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu