Istri ke-7 - Bab 171 Pulang bersamaku (3)

Claudius Chen tidak hanya tidak marah, malah dengan sabar mengambil mangkok kosong yang satunya lagi dan mangambilkan satu mangkok penuh nasi, lalu meletakkannya di hadapan Josephine sambil berkata: "Setelah kenyang kamu baru memiliki tenaga untuk marah kepadaku, menurut dan makanlah dulu."

"Ada apa? Kamu ingin aku menyuapimu?" melihatnya tidak bergerak, Claudius Chen bertanya sambil menaikkan alisnya.

Josephine Bai mengangkat kepalanya dan melihat Claudius, dia sangat marah hingga kedua matanya memerah: "Claudius Chen, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kamu pikir kamu sangat hebat karena kamu kaya? Dapat mengenggam seluruh dunia di tanganmu? Apakah kamu baru bisa merasa puas setelah kamu memaksaku mati?"

Claudius Chen menggelengkan kepala, menarik sebuah kursi dan duduk diatasnya, dia mengenggam kedua tangan Josephine memainkannya sambil menarik nafas pelan: "Aku bahkan tidak rela kamu melewatkan makan sekali saja, bagaimana mungkin aku rela memaksamu mati?"

Claudius Chen memainkan cincin giok yang berada di jari manisnya, seperti sedang mengingatkannya, cincin yang tidak dapat dilepaskan ini menandakan Josephine adalah istrinya, tidak peduli bagaimanapun dia ingin menghindar ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari.

"Kalau begitu kenapa kamu melakukannya?" Josephine mengeluh dengan marah.

"Agar kamu kembali ke Perusahaan Chen, agar setiap hari kamu dapat berada di sisiku melihatku dan menjagaku, agar selamanya aku tidak memiliki kesempatan untuk pergi mencari Juju Zhu dan melanjutkan cinta lama kami." Claudius membungkuk dan menciumnya untuk mengingatkan: "Bukankah kamu tidak mempercayaiku? Kalau begitu kamu tinggal di sisiku untuk mengawasi aku sendiri, dengan begini aku bisa tenang, dan kamu juga bisa merasa tenang, membunuh dua burung dengan satu batu. "

Kelihatannya dia memiliki ketetapan hati yang sangat besar! Hanya saja tidak tahu seberapa besar ketulusan yang ada di dalamnya.

"Kamu benar-benar tidak akan menemui Juju Zhu lagi?"

"Aku tidak akan menemuinya jika bukan dalam situasi spesial, saat ada situasi spesial aku akan membawamu menemuinya bersama."

"Aku tidak mau." Josephine berkata dengan dingin, lalu melihat Cludius sambil berkata: "Baik, jika kelak kamu berani bertemu sekali dengan Juju Zhu, maka aku akan bertemu dua kali dengan Marco Qiao."

Setelah Josephine mengatakannya, wajah Claudius langsung menjadi muram.

"Ada apa? Tidak berani menyetujuinya?" Josphine Bai tertawa mengejek.

"Bisakah menggantinya dengan syarat lain? Syarat ini terlalu berat." Claudius Chen berkata sedikit tidak berdaya: "Misalkan menghukumku berlutut di papan penggosok baju, berjongkok di sudut ruangan dan menyanyikan lagu nasional, atau....."

"Aku mau syarat yang ini!" Josphine Bai berkata dengan tegas.

Setelah memikirkannya Claudius Chen menganggukkan kepala: "Baik, tapi aku memiliki sebuah syarat."

"Kamu memiliki sebuah syarat? Apa hakmu mengajukan syarat?" Josephine Bai berkata dengan marah.

"Kamu harus mengajakku saat kamu pergi menemui Marco Qiao." kata Claudius Chen.

Melihat wajahnya yang kasihan, Josephine tidak dapat menahan diri dan tertawa dalam hati, lalu Josephine menggelengkan kepalanya: "Tidak, aku tidak hanya tidak akan membawamu pergi menemuinya, aku bahkan akan mengajaknya bertemu di dalam kamar hotel."

"Kamu berani?"

"Kamu berani, aku juga berani."

"Baik." Claudius Chen menganggukkan kepala, lalu dia melihat semua makanan di atas meja: "Kamu hebat, sekarang gantian aku yang tidak nafsu makan."

"Jika kamu tidak memiliki maksud jahat di dalam hatimu bagaimana mungkin kamu tidak nafsu makan?"

"Aku hanya takut suatu hari aku akan berpapasan dengan Juju Zhu di jalan."

"Kalau begitu kamu lebih cekatan sedikit dan berputar dari jalan itu." Josephine Bai mengambil mangkoknya dan mulai makan.

*******

Duduk di depan meja kerjanya, Josephine Bai tidak menyangka jelas-jelas pagi ini dia masih bertekad mencari pekerjaan, sore ini dia malah kembali ke pekerjaannya dulu. Kenapa dia menjadi bodoh dan dengan mudah mempercayai mulut manis Claudius Chen, sungguh sangat tidak sepantasnya.

Yang Angie Yao katakan benar, dia adalah orang yang melupakan rasa sakit setelah bekas lukanya menghilang.

Setelah pulang kerja, Claudius Chen bahkan berinisiatif pergi ke kantornya untuk mengajaknya pulang, dan membuat rekan kerjanya berteriak karena merasa iri.

Ketrin berbisik di telinga Josephine sambil tersenyum: "Kelihatannya pepatah yang mengatakan kebenaran tidak dapat di taklukkan sangatlah masuk akal.

Josephine mengangkat tangan dan mendorong dahinya, dan berjalan menghampiri Claudius Chen.

"Sedang diam-diam membicarakan keburukanku?" Claudius Chen merangkulnya dan berjalan menuju lift.

"Mereka sangat tidak mengerti kenapa aku kembali lagi, dan mengatakan tidak layak."

"Bagus sekali, aku akan memotong habis bonus kehadiran penuh mereka bulan ini."

"Kamu..... tidak tahu malu." Josephine Bai memelototinya.

Setelah duduk di kursi di samping kursi kemudi, Josephine memalingkan wajah dan melihat Claudius sambil bertanya: "Kita benar-benar akan pulang ke kediaman Keluarga Chen?"

"Ada apa? Takut?"

"Tentu saja takut."

"Gunakan saja keberanianmu saat kamu menentangku."

"Bagaimana bisa membandingkannya dengan hal itu? Saat melihat nenek kakiku langsung gemetaran, melihatmu...." Josephine Bai mengangkat bahunya, berkata: "Tidak memiliki perasaan apa-apa."

Claudius Chen memalingkan wajah dan melihatnya: "Kelihatannya aku harus membangun kembali martabatku di hadapanmu."

HP Josephine Bai berdering, saat dia mengeluarkan HP nya dan melihat Susi yang meneleponnya, dia mengangkat telepon dengan sedikit ragu: "Susi."

Dibalik telepon terdengar suara Susi yang sangat senang: "Sayangku, aku sudah menemukan sekolah TK yang lain untukmu, sekolah TK itu cukup baik, yang terpenting adalah .... kali ini biarpun Claudius Chen yang sangat hebat juga tidak mampu menghentikan orang merekrutmu."

Josephine Bai memalingkan wajah dan melihat Claudius Chen, sedikit tidak dapat membuka mulut: "Er, itu.... sekarang aku tidak memerlukannya lagi."

"Apa maksdumu? Kamu sudah menemukan pekerjaan?"

"Bukan, sekarang aku bersama Claudius Chen."

"Ya ampun!" Susi tidak sanggup berkata-kata lalu mengatakan: "Apakah kamu seekor bunglon? Dia memperdayaimu lagi?"

Josephine Bai melihat Claudius Chen dengan tidak senang: "Benar, awalnya aku pergi ke perusahannya untuk membuat perhitungan dengannya, akhirnya malah terpedaya oleh mulut manisnya."

Claudius Chen memalingkan wajah dan melihatnya, tertawa dengan nakal.

"Kamu memaafkannya begitu saja?"

"Iya...."

"Josephine Bai, kelak saat kamu di lukai jangan datang mencariku untuk mengadu, sungguh menyia-nyiakan perasaanku."

"Susi, kamu jangan seperti itu, aku juga tidak bersalah, aku tertipu tanpa sengaja."

"Jika sejak awal aku tahu kamu dapat ditipu dengan mudah, hari ini aku tidak akan mengizinkanmu keluar rumah, wajah wanita telah kamu permalukan. "

"Aku hanya..... ingin memberikan kesempatan terakhir untuknya." Josephine Bai melihat Claudius Chen, perkataan ini dikatakannya kepada Susi, tapi perkataan ini juga ditujukan kepada Claudius Chen.

Mobil berhenti di lampu merah, Claudius Chen mengangkat tangan dan membelai kepala Josephine lalu tersenyum:"Bantu aku peringatkan Nona Susi, menghasut istri orang untuk kabur dari rumah adalah perbuatan yang salah. "

Susi telah mendengar perkatannya, saat Susi akan membalas perkataannya, Josephine Bai segera memotongnya dan berkata: "Susi, nanti aku akan meneleponmu lagi, kita sudahi dulu percakapan sekarang."

Setelah mengatakannya Josephine menutup teleponnya tanpa memperdulikan Susi yang sedang berokoar-koar di telepon.

Claudius Chen mengeluarkan HP Josephine yang ketinggalan di villa dari dalam dasboard dan menyerahkannya kepadanya: "Buang HP rongsok di tanganmu itu, gunakan kembali HP ini."

Hari ini, demi pergi mencari pekerjaan Josephine meminjam HP lama milik Susi.

Melihat Claudius Chen menyerahkan HPnya, dia menerimanya dengan sedikit kaget dan senang, lalu Claudius Chen berkata: "Jika kabur dari rumah lagi, ingat membawa HP, waktuku sangat berharga, tidak boleh banyak di sia-sia kan."

Bukankah sudah sepakat ini yang terakhir kalinya? Tak disangka Claudius malah menyuruhnya membawa HP jika kabur dari rumah lagi!

******

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu