Istri ke-7 - Bab 112 Hari Perkiraan Lahir Telah Tiba (2)

"Hari ini matahari tidak terlalu terik, bagus untuk jalan-jalan. Tapi berhati-hatilah jangan sampai terlihat orang."

"Aku akan berhati-hati."

"Akan kupanggilkan Summer," kata Juliet sambil berjalan cepat ke arah halaman belakang.

Tiap kali keluar, ia selalu ditemani oleh gadis bernama Summer itu, atau bisa dibilang, Fransiska yang menyuruhnya mengawasinya. Tapi, beruntung Summer adalah seorang gadis polos, tidak ada maksud lain di hatinya.

Summer dengan cepat muncul dari halaman belakang, ia tersenyum sambil berjalan ke arah Josephine, "Nona Kedua, bagus sekali, di hari seterik ini Kakak Chen menyuruh saya mencabut rumput di kebun, ia tak peduli kalau saya menghitam. Terima kasih, Nona, saya tak perlu mencabut rumput lagi."

"Benar, selain tak perlu mencabut rumput, kau juga bisa jalan-jalan," kata Josephine sambil tertawa.

Begitu mendengar tentang 'jalan-jalan', Summer mendadak antusias, "Benarkah? Jalan-jalan?"

"ya" angguk Josephine.

"Bagus sekali! Sudah seminggu saya tak keluar rumah!"

"Gadis bodoh, jangan sampai kau mengabaikan Nona Kedua karena kau sibuk jalan-jalan. Kau harus menjaga Nona baik-baik, mengerti?" omel Juliet.

"Mengerti, amat sangat mengerti," jawab Summer mantap.

Setelah keduanya masuk ke mobil, Summer bertanya dengan antusias, "Nona Kedua, kita akan ke mana?"

"Aku ada janji untuk minum kopi bersama temanku, kau boleh jalan-jalan sendiri di sekitar sana," kata Josephine.

"Nona Kedua, apa Anda benar-benar hanya akan minum kopi?" tanya Summer hati-hati.

Ia tak berani melupakan bahwa perjalanannya ini adalah demi mengemban tugas. Kalau sampai terjadi masalah pada Josephine, Nyonya mungkin akan mengulitinya hidup-hidup.

Josephine mengetahui kekhawatirannya, ia menenangkannya sambil tersenyum, "Benar, aku hanya minum kopi, aku tak akan ke mana-mana."

"Baik kalau begitu. Ingat untuk menelepon saya setelah Nona selesai minum kopi, saya akan menjemput Anda."

"Baik."

Mobil mereka berhenti di depan sebuah kafe di pusat kota. Summer tak tenang membiarkan Josephine masuk sendirian, jadi ia hendak mengantarkannya sampai ke dalam ruangan. Josephine pun tidak mencegahnya. Keduanya masuk ke dalam kafe.

Pencahayaan di dalam kafe agak remang. Saat melewati lorong, tiba-tiba Josephine melihat sosok yang familiar sedang berjalan ke arahnya, ternyata Claudius!

Claudius yang berada di ujung lorong sana sedang asyik mengobrol dengan seorang wanita cantik sambil berjalan ke arahnya. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi keduanya tampak begitu bahagia.

"Nona Kedua, mengapa Anda berhenti?" Summer menoleh dan mengamati Josephine ketika disadarinya wanita itu tidak lagi mengikutinya. Setelah itu, Summer mengarahkan pandangannya sesuai arah tatapan Josephine. Summer seketika ikut terpaku, tanpa sadar ia bergumam, "Tuan Chen..."

Meski ia tahu kalau Josephine dan Claudius adalah suami-istri, tapi ia tahu sedikit sekali. Ia tak pernah melihat sosok asli Claudius sebelumnya. Ia bisa mengenali Claudius dari majalah dan koran seperti gadis-gadis lain yang mengidolakannya.

Bisa melihat sosoknya kali ini, ia tak peduli tentang suami siapa Claudius itu, sepasang matanya pun terarah lurus ke sosok pria itu.

Sosok Claudius semakin mendekat. Josephine akhirnya tersadar dan membalikkan badan. Ia bersembunyi di sudut lorong dan menurunkan topinya. Di saat yang hampir bersamaan, Claudius melewatinya, Josephine bahkan bisa mendengar dengan jelas perkataannya pada wanita itu, "Apa kau kosong malam ini? Aku akan datang ke rumahmu..."

Wanita itu menatap Claudius dengan ekspresi tertegun, lalu tertawa manja, "Oke, aku ada waktu kapanpun."

"Tuan Chen..." langkah Summer mengikuti ke arah ke mana mereka pergi, memanggil namanya pelan.

Josephine buru-buru memberi isyarat dengan matanya agar Summer diam. Penggemar berat ini, bagaimana kalau Claudius mendengarnya dan berbalik?

Ia diam-diam menjulurkan kepalanya, dan benar, Claudius menghentikan langkahnya dan membalikkan badan...

Josephine buru-buru menarik kepalanya kembali, tubuhnya sembunyi semakin dalam.

Mendengar namanya dipanggil, Claudius menoleh. Ia melihat seorang gadis asing melambaikan tangan padanya. Ini bukan pertama kalinya Claudius mengalaminya. Claudius hanya meliriknya dan kembali berjalan, ia bahkan tak memberi senyuman sedikit pun.

"Tuan Chen, aku adalah penggemar setiamu!" Melihatnya berbalik, Summer melambaikan tangannya semakin kuat, namun Claudius tak meliriknya sama sekali. Summer pun cemberut sambil bergumam, "Aku ini sedang menyapamu, setidaknya jawablah aku."

Setelah melihat Claudius keluar dari kafe, Summer baru teringat akan tugasnya hari ini, di sana ada belahan hati Claudius. Tubuhnya gemetar, buru-buru menghadap Josephine dengan wajah penasaran, "Nona Kedua, tadi itu adalah Tuan Chen, mengapa Anda tidak menyapanya?"

Josephine bersandar di tembok dalam hening, perasaannya berkecamuk.

Sudah 4 bulan ia tak melihat Claudius. Selain raut wajahnya yang terlihat jauh lebih baik, hampir tidak ada lagi yang berubah pada dirinya.

Raut wajahnya membaik, apakah karena perasaannya membaik? Hari-hari tanpa Josephine mungkin membuatnya tidak punya begitu banyak masalah, jadi perasaannya otomatis membaik. Dan wanita barusan itu, apa hubungannya dengan Claudius? Mungkinkah dia adalah kekasih barunya?

Claudius menarik perhatian banyak wanita, jadi tidak mengherankan, kan, kalau ia punya 1 lagi kekasih? Mengapa Josephine merasa terganggu saat melihat mereka berdua mengobrol dengan asyiknya?

"Nona Kedua, apakah kau baik-baik saja?" Summer melihatnya melamun begitu lama di pinggir lorong, jadi ia bertanya.

Josephine menyedot ingusnya, "Aku tidak apa-apa," katanya, lalu keluar dari sudut lorong itu. Sambil berjalan ke arah ruangan yang sudah dipesannya, ia menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia memiliki pemikiran seperti ini terhadap Claudius saat ini? Tidak seharusnya!

Setelah sampai di ruangan yang sudah dipesannya bersama Angie, Josephine menyuruh Summer keluar dan berjalan-jalan sendiri. Summer senang sekali.

Di dalam ruangan itu hanya ada Josephine dan Angie. Josephine menatap gelas di atas meja dan bertanya, "Di mana Susi? Apa dia tak datang?"

"Ah, dia ya, seharusnya kau tahu kalau dia tak akan datang," kata Angie sambil menatapnya, "Aku sudah memesankan susu untukmu, tidak masalah kan?"

"Tidak masalah," Josephine duduk di atas sofa. Hatinya sedikit kecewa. Ia berharap bisa bertemu dengan kedua sahabatnya ini sebelum melahirkan, namun tak disangka Susi masih enggan bertemu dengannya.

Sejak ia meminta bantuan Susi untuk memeriksa hasil USG terakhir kali, ia tak pernah menjumpainya lagi selama berbulan-bulan. Ia juga tak tahu apa yang sedang dikerjakannya.

Sebetulnya ia tahu dengan sangat jelas, Susi tidak datang bukan karena sibuk, tapi memang tak ingin bertemu dengannya.

Ia merasa tak mungkin kalau Susi jadi begini hanya karena ia pernah menyembunyikan sesuatu darinya, tapi ia juga tak bisa memikirkan alasan lain.

Angie mendekatkan tubuhnya, mengelus pelan perut Josephine sambil tersenyum, "Anakmu tumbuh dengan cepat. Baru beberapa minggu tidak bertemu, perutmu sudah sebesar ini."

"Namanya juga hamil tua, sudah tentu besar."

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu