Istri ke-7 - Bab 258 Ending 1 (2)

Nyonya Qiao tidak bisa menahan diri dan mulai menyalahkan:”Kamu itu, cepat kendaikan nafsumu dan kembali pulang, tadi Susi sudah mengatakannya dengan sangat jelas, dia tidak bisa berbesar hati dan mentolelir suami yang memiliki wanita lain diluar.

“Ibu, kamu sudah cukup atau belum?”

“Belum.” Nyonya Qiao berkata dengan marah: ”Aku peringatkan kepadamu, jika Susi menggugurkan kandungannya, aku...aku akan menghabisimu.”

Henry Qiao tidak dapat berkata-kata, dia lebih tidak ingin anak ini digugurkan.

“Ibu, aku menyuruhmu pulang karena berharap agar kamu bisa membantuku membujuk Susi, dan menjaganya, bukan menyuruhmu pulang untuk memarahiku.” Henry Qiao berkata dengan tidak senang: ”Dan satu hal lagi, aku sudah mengatakannya berkali-kali kepadamu, aku dan Fanny sudah putus, kami tidak saling berhubungan lagi.”

“Tidak ada gunanya kamu mengatakan ini kepadaku, kamu harus mengatakannya kepada Susi.”

“Aku sudah mengatakannya kepadanya, tapi dia tidak percaya.”

“Nyonya Qiao menggelengkan kepala: ”Jangankan dia, bahkan aku saja tidak mempercayainya.”

“.......”

-----

Pengadilan mengabulkan permintaan Aldo Shen untuk melakukan psikologi forensik untuk yang kedua kalinya terhadap Nenek Tua Chen.

Saat Claudius Chen menemani Nenek Tua Chen pergi melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang ditentukan, dia merasa sangat berat hati, jelas-jelas dia tahu bahwa hasil pemeriksaan kali ini akan berdampak langsung terhadap bisa atau tidaknya dia memperoleh kembali saham itu, tapi dia tetap berharap hasil pemeriksaan Nenek Tua Chen memiliki hasil yang normal.

Menurutnya kesehatan Nenek Tua Chen lebih penting daripada saham itu.

Josephine Bai yang berada disampingnya dapat merasakan kegelisahannya, tapi Josephine tidak mengatakan apa-apa, sebaliknya dia mengenggam telapak tangannya dengan lembut .

Aldo Shen yang duduk di hadapan mereka juga merasa gelisah, dia juga berharap nenek tidak memiliki gangguan jiwa.

Jelas-jelas sebelumnya Nenek Tua Chen masih baik-baik saja, tapi saat dia melihat Nenek Tua Chen yang tadi sangat bebeda dengan dia yang sebelumnya.

Pasti karena aktingnya terlalu mirip, Aldo menghibur dirinya di dalam hati.

Hasil pemeriksaan baru bisa keluar satu minggu lagi, tapi dari tatapan mata dokter dapat dilihat, kondisi penyakit Nenek Tua Chen kurang baik.

“Nenek, kamu baik-baik saja kan?” Josephine bertanya sambil mengenggam lengan Nenek Tua Chen.

Nenek Tua Chen tidak menghiraukannya, karena matanya sudah tertuju kepada Aldo Shen, ekspresi wajahnya perlahan berubah, lalu dia menerjang kearahnya dan ingin memukuli Aldo Shen: ”Kamu penipu! Penipu.... orang jahat!”

“Nenek....” Claudius Chen segera menarik Nenek Tua Chen, lalu merangkulnya dan menenangkannya: ”Nenek jangan marah.”

“Penipu ini menipu sahamku, saham itu ingin aku berikan kepada cucuku....” Nenek Tua Chen mengecamnya dengan marah.

Aldo Shen mundur selangkah ke belakang, lalu berkata sambil memaksakan tersenyum: ”Nenek Tua Chen kenapa kamu berkata seperti ini, jelas-jelas dulu kamu mengira Claudius Chen tidak dapat bertahan hidup lagi makanya kamu mengalihkan saham itu menjadi namaku.”

“Kamu....berbohong! Biarpun aku menyumbangkan saham ini aku juga tidak akan memberikannya kepadamu!” Nenek Tua Chen semakin emosi, Claudius Chen takut dia akan terguncang dan merusak kesehatannya, oleh karena itu Claudius segera menuntun nenek kearah lift. Sambil berjalan dia menenangkannya: ”Nenek, kita jangan marah lagi, kesehatanmu lebih penting, ok?”

“Saat melihatnya aku langsung marah....”

“Aku tahu, kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan membuatnya memuntahkan saham itu, aku pasti akan membuatnya membayar semua ini.”

“Benarkah?” tanya Nenek Tua Chen dengan berlinangan air mata.

“Tentu saja, apakah kamu tidak mempercayaiku?”

Amarah Nenek Tua Chen perlahan mereda.

-----

Satu minggu kemudian, hasil pemeriksaan yang di keluarkan oleh rumah sakit menguntungkan pihak Claudius Chen.

Claudius mengenggam laporan hasil pemeriksaaan itu, meskipun dia sudah menebak hasilnya, tapi Claudius Chen tetap tidak dapat menahan diri dan merasa sakit hati.

Dalam satu minggu ini kondisi penyakit Nenek Tua Chen semakin memburuk, saat nenek sedang dalam keadaan normal semakin lama semakin berkurang, biarpun tanpa hasil pemeriksaan ini dia juga dapat melihat kondisi kejiwaan Nenek Tua Chen sangat tidak baik.

Asisten Yan sampai di kantornya, saat melihatnya bengong sambil melihat sebuah dokumen, dia menghampirinya dan bertanya:” Tuan Muda Chen, ada apa denganmu?”

Claudius Chen menyerahkan fotokopi hasil pemeriksaan yang berada di tangannya kepada Bellinda:”Ini adalah fotokopiannya, dokumen yang asli sudah diserahkan kepada petugas pengadilan.”

Asisten Yan mengambil dan melihat hasil pemeriksaan itu dengan cepat, wajahnya terlihat senang: ”Kamu menyuruh orang memalsukannya?” dia berpikir sebentar, lalu berkata:”Tidak benar, ini adalah hasil psikologi forensik yang di ajukan oleh Aldo Shen, dan ini di awasi oleh petugas pengadilan, seharusnya tidak dapat di palsukan semudah ini.”

“Ini asli.” Claudius Chen berkata sambil menarik nafas pelan.

“Hah?” Asisten Yan kaget: ”Apa maksudnya?”

“Kecelakaan nenek yang sebelumnya meninggalkan sekuela, kejiwaannya sudah mulai tidak normal secara perlahan-lahan.”

“Ya Tuhan! Kenapa bisa seperti ini?”

Claudius Chen menggelengkan kepala sambil tertawa pahit: ”Apakah Tuhan juga sedang membantuku merebut kembali perusahaan? Apakah Dia merasa Dia sedang membantuku?

Mendengar kabar ini, Asisten Yan tidak tahu harus mengatakan apa, kegembiraan yang ada di wajahnya tadi juga sudah menghilang.

Setelah beberapa saat Belinda baru dapat menemukan kata-kata yang dapat menghiburnya : ”Tuan Muda Chen, Nenek Tua Chen sudah tua, dia dapat diselamatkan setelah mengalami kecelakaan seperti itu sudah termasuk beruntung, kamu berpikirlah lebih terbuka.”

“Dokter juga berkata seperti itu, saat itu nyawanya dapat diselamatkan sudah termasuk beruntung.

“Oleh karena itu, kamu jangan terlalu bersedih lagi.”

Claudius Chen menganggukkan kepala, lalu tersenyum sambil memasukkan hasil pemeriksaan itu kedalam laci: ”Sekarang Also Shen tidak memiliki pilihan lain selain memuntahkan saham itu, aku juga tidak perlu merasa bersalah lagi kepada leluhur keluarga Chen.”

“Hmm, yang kamu katakan benar.” Asisten Yan kembali tersenyum:” Selamat, akhirnya kamu berhasil melewati kesulitanmu.”

“Terima kasih.”

“Kalau begitu... akhirnya aku juga sudah bisa pergi.”

“Di lain hari aku dan Josephine Bai akan mentraktirmu makan, untuk memberikan makan malam perpisahan yang resmi kepadamu.”

“Makan malam perpisahan boleh saja, tapi apakah aku boleh meminta sebuah permohonan yang sedikit tidak masuk akal?”

“Katakan saja.”

“Apakah boleh tidak ada orang ketiga, hanya kita berdua?”

“Kenapa?” Claudius Chen merasa kaget: ”Apakah kesempatan kita untuk makan berdua kurang banyak? Kamu tidak merasa bosan?”

“Tidak bosan.” Asisten Yan tersenyum sambil menggelengkan kepala: ”Sebenarnya... dikarenakan aku sudah bekerja bersamamu dalam waktu yang lama, oleh karena itu aku ingin berpamitan denganmu.”

“Boleh, bagaimana kalau besok malam?”

“Boleh, aku mengikuti waktumu.” Asisten Yan tersenyum dengan puas.

-----

Nyonya Qiao pergi ke kamar Susi, dan langsung berkata: ”Susi, tadi aku sudah memarahi Henry Qiao, dia sudah berkali-kali berjanji dia tidak akan berselingkuh lagi.

Susi sedang menonton TV, dia berkata tanpa membalikkan wajahnya: ”Ibu, kamu tidak perlu mengatakan hal ini kepadaku.”

“Kenapa tidak perlu? Ini menandakan keseriusan dan kepedulianku dan Henry Qiao terhadapmu.” Nyonya Qiao duduk di sampingnya lalu menggenggam tangannya: ”Ayo, Henry Qiao sudah menunggumu dibawah.”

“Menungguku untuk apa?”

“Pergi melakukan pemeriksaan kehamilan.”

“Aku tidak mau.”

“Susi, pemeriksaan kehamilan sangatlah penting, bagaimana boleh kamu tidak pergi melakukannya?” Nyonya Qiao berpikir sebentar, lalu berkata: ”Dan lagi, kamu belum pernah pergi ke dokter untuk memeriksa kandunganmu, benaran hamil atau tidak kamu juga tidak tahu, apakah kamu tidak ingin mencari tahu?”

Perkataan ini membuat Susi tergerak, benar, dulu dokter hanya memeriksa nadinya dan hanya memeriksa menggunakan tespack, tapi tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bisa jadi jadwal menstruasinya terlambat dan dia tidak hamil?

Dengan menggenggam harapan yang kecil ini, akhirnya dia berkata:”Aku pergi sendiri saja, tidak perlu dia menemaniku.”

“Kenapa?”

“Aku tidak ingin melihatnya.”

“Susi...”

“Ibu, kamu jangan mengatakannya lagi.” Susi berdiri dari sofa, dia berjalan ke ruang ganti dan mulai mencari baju untuk keluar.

“Jika kamu tidak mau Henry Qiao menemanimu, kalau begitu kamu biarkan ibu menemanimu.” kata Nyonya Qiao.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu