Istri ke-7 - Bab 133 Konflik (2)

“Josephine! Josephine kemana kamu? Cepat pulang……!”Rose lanjut berteriak.

Meskipun Claudius Chen tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia tahu telah terjadi sesuatu, dia mundur selangkah kebelakang, Josephine Bai dengan terburu-buru menekan kata sandi pintu, lalu membuka pintu dan masuk kedalam rumah.

Saat dia masuk kedalam rumah melihat, ternyata Justin pingsan lagi.

“Justin…….” dengan khawatir dia bergegas berlari menghampiri Justin dan mengangkatnya dari lantai, dia menggendongnya sambil dengan gelisah berkata: ”Ibu, cepat telepon ambulans, cepat pergi…….”

Rose sempoyongan berlari menelepon ambulans, Josephine Bai berencana menggendong Justin ke lantai bawah untuk menunggu ambulans, hanya saja meskipun Justin kurus, tapi dia adalah anak berumur tujuh tahun, menggendong bobot tubuh dua puluh kilo bukanlah hal mudah baginya.

Dengan sekuat tenaga akhirnya dia berhasil menggendong Justin setengah dari lantai, tapi Justin yang berada di pelukannya tiba-tiba di ambil oleh seseorang.

"Biar aku saja." Claudius Chen menggendong Justin lalu membalikkan badan dan dengan cepat berjalan keluar pintu.

Josephine Bai kaget, tapi langsung bergegas mengikutinya.

Claudius Chen tidak membiarkan Justin menunggu ambulans di lantai bawah, tapi dia langsung menggendong Justin ke mobilnya, dan dengan secepat mungkin membawanya ke Rumah Sakit Siloan.

Dalam perjalanan Rose terus menangis, Josephine Bai yang sedikit gemetar memeluk tubuh Justin, dia bahkan tidak mempedulikan orang yang duduk di balik kursi kemudi adalah Claudius Chen.

Tentu saja dia tahu nyawa Justin lebih penting dari apa pun.

Setelah membawa Justin ke unit gawat darurat, Justin langsung dibawa dokter kedalam ruangan, setelah pintu ruangan di tutup, koridor berubah menjadi hening hanya tersisa suara tangisan Rose.

Josephine Bai berjalan kesisi Rose, menarik tangannya dan menenangkannya: "Ibu, kamu jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa kepada Justin."

Saat Josephine sedang menenangkannya, Rose malah menggeser tangan Josephine dan dengan marah berkata kepadanya: "Menyuruhmu membuang sampah kenapa lama sekali? Jika Justin langsung meninggal saat itu juga bagaimana? Apakah kamu tidak merasa bersalah kepadanya?"

Sejak awal Josephine Bai sudah terbiasa dengan sikap ibunya yang tidak masuk akal, jadi dia tidak menjawabnya, tapi saat dia mengangkat kepala dan melihat Claudius Chen yang sedang berbalik dan bersiap siap pergi, matanya kebetulan bertemu dengan mata Claudius yang sedang melihat kearahnya.

Tatapan matanya jernih dan dingin, tapi tidak ada rasa bersalah sedikitpun.

Josephine Bai tidak bisa tidak merasa marah, jika bukan karena dia, bagaimana mungkin Josephine pergi selama itu.

Saat ini, Rose mengingat Claudius Chen, mengingat tadi dia berbaik hati menggendong dan membawa Justin ke rumah sakit, jika bukan karena dia, di saat lalu lintas ramai dengan orang yang sedang berangkat kerja ini, mungkin saat ini mereka masih berada dirumah sedang menunggu ambulans.

Dia menghapus air mata diwajahnya, dan berkata kepada Claudius Chen: "Tuan Muda Chen, terima kasih atas bantuan anda tadi."

Claudius Chen menatap Josephine Bai, berkata: "Aku bukan sedang membantu kalian, tapi sedang membantu Justin, kalian tidak perlu merasa tidak enak hati."

Setelah mengatakannya, dia membalikkan badan dan pergi.

*****

Shella Bai disiksa semalaman, saat langit hampir terang Lawson akhir lelah dan tidur dengan nyenyak di atas tempat tidur.

Sekujur tubuh Shella Bai pegal, bagian bawah tubuhnya juga hampir mati rasa, dia sangat ingin menendang pria menjijikan ini dari tempat tidur, tapi dia tidak memiliki tenaga untuk melakukannya, dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk turun dari tempat tidur.

Dia yang tidak bertenaga untuk beradu mulut dengan pria ini, hanya dapat berusaha bangun dari tempat tidur dan berjalan ke kamarnya.

Dia sangat kelelahan dan mengantuk, jadi saat dia sampai di tempat tidur dia sangat mengantuk dan tertidur dengan pulas.

Dia juga tidak tahu berapa lama dia tidur, sampai terdengar suara pintu kamarnya di ketuk, barulah dia bangun dari mimpinya. Dari pintu terdengar siara Lawson: "Nona Bai, apakah kamu di dalam?"

Mendengarkan suara yang menjijikan ini, Shella Bai segera menenggelamkan dirinya di dalam selimut, menahan nafas dan tidak berani bergerak.

Setelah Lawson mengetuk pintu beberapa saat, dia berkata: "Nona Bai, aku datang untuk berpamitan dengan kamu, aku akan pergi bekerja." dia berhenti sejenak, lalu lajut berbicara: "Semalam berlalu dengan sangat bahagia, semoga di lain waktu masih ada kesempatan untuk melakukannya lagi."

"Pergi!" Shella Bai tidak dapat menahan diri dan berteriak.

Lawson yang berada di pintu tertawa: "Baiklah, kelihatannya Nona Bai sedikit malu, kalau begitu sampai jumpa."

Langkah kaki didepan pintu perlahan menjauh, setelah dia mengetahui Lawson pergi, Shella Shen diam-diam merasa lega.

Setelah tidur, rasa sakit di tubuhnya sedikit mereda, tapi masih terasa sakit.

HP yang terletak di meja di samping tempat tidur berdering, dia mengambil HP dan melihatnya, saat dia melihat di layar HP menunjukkan nomor Claudius Chen, dia terkejut dan segera bangun dan duduk diatas tempat tidur.

Ada apa Claudius Chen meneleponnya jam segini? Apakah Claudius sudah mengetahui apa yang telah dia lakukan bersama supir semalam?

Dia menggenggam HP, dan mulai berpikir sembarangan, jika Claudius Chen tahu semalam dia bercinta semalaman dengan seorang supir, pasti akan marah dan mencekiknya hingga mati kan? Tidak, tidak boleh membiarkan dia tahu, tidak boleh sama sekali!

Dia menggenggam HP di dadanya lalu menarik nafas dalam,setelah berdeham dia menekan tombol angkat.

"Tuan Muda....." dia berbisik

"Pagi-pagi sekali sudah bangun?" Claudius Chen bertanya dibalik telepon dengan lembut.

"Hmm, baru bangun."

"Apakah semalam tidur dengan nyenyak?"

"Nyenyak....." Shella Bai merasa sedikit curiga, semalam Claudius Chen dan dia sama-sama meminum wine yang telah diberi obat, dia merasa dirinya terbakar oleh hasrat membara dan hampir meledak, tapi Claudius malah bisa keluar dari villa dan pergi mengurus urusan penting? Bagaimana mungkin?

"Kamu.... semalam pergi kemana? Kenapa tiba-tiba menghilang." dia menanyakan kecurigaannya.

Claudius Chen tersenyum: "Awalnya ada urusan penting yang harus diurus, tapi akhirnya tidak dapat bertahan karena minum terlalu banyak, jadi tinggal satu malam di apartemen."

"Oh...." Shella Bai mengiyakan, dia merasa sangat kesal.

Jelas-jelas Shella ada di dekatnya, Claudius malah pergi ke apartemen? Jika bukan karena Claudius pergi tiba-tiba, bagaimana mungkin dirinya ditiduri supir yang menjijikan semalaman?

"Maaf, semalam benar-benar ada urusan penting, demi menebus kesalahanku, sebentar lagi aku akan kesana untuk menemanimu sarapan." kata Claudius Chen.

Shella Bai terdiam sejenak, dia mengira dirinya salah mendengar, Claudius ingin datang untuk menemaninya sarapan? Datang sekarang?

"Kenapa? Tidak menyambutku?" Claudius Chen bertanya sambil tertawa.

"Tentu saja menyambut." Shella Bai, berkata dengan cepat: "Kapan kamu datang? Aku buatkan sarapan untukmu."

"Aku sudah di jalan, dan sarapan sudah aku siapkan."

Mendengar dia sudah dijalan, Shella Bai melihat sekujur tubuhnya yang penuh dengan bekas ciuman, dia segera turun dari ranjang, sambil berjalan ke kamar utama sambil berkata: "Baik, kalau begitu aku menunggumu di rumah."

Setelah menutup telepon, Shella Bai mandi dengan cepat dan mengganti baju, dia berdiri di depan cermin di kamar mandi, melihat pantulan dirinya yang asing dan menyedihkan, Shella Bai marah dan menggeretakkan gigi, hingga ingin mengiris-iris pria busuk bernama Lawson itu.

Pria busuk, aku pasti akan membuatmu membayarnya, Shella bersumpah dalam hatinya.

Tidak ada cukup waktu untuknya berpikir terlalu banyak, dia segera mengganti bajunya dan menyisir rambutnya.

Saat dia selesai membereskan semuanya, diluar telah terdengar suara mobil, mungkin Claudius Chen sudah datang.

Dia berputar-putar di depan cermin, setelah melihat tidak ada yang kurang dia langsung berbalik dan berjalan keluar. Tubuhnya masih sedikit sakit, terutama saat turun dari tangga, tapi dia tidak menunjukkan perasaan tidak nyamannya, dia menyambut seperti biasa, dan menggandeng tangan Claudius Chen sambil tersenyum dan berkata: "Sudah datang? Kamu membawakan makanan enak apa untukku?"

"Mie iga babi dan sup ayam hitam, untuk menutrisi tubuhmu" Claudius Chen meletakkan sarapan yang dia bawa di atas meja, dia berbalik kedua tangannya menggenggam pundak Shella dan memperhatikannya: "Masalah semalam, apakah kamu masih menyalahkanku?"

Shella Bai menggelengkan kepala: "Bukankah kamu ada urusan penting? Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu."

Sebenarnya di dalam hatinya Shella sangat menyalahkannya, bagaimanapun dia bersama seorang supir semalaman dikarenakan Claudius Chen, tapi apa gunanya menyalahkannya? Apa yang dapat dikatakan Shella? Dia juga tidak dapat menangis dan berteriak agar Claudius membantunya balas dendam, dan menghabisi pria busuk itu.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu