Istri ke-7 - Bab 112 Hari Perkiraan Lahir Telah Tiba (1)

Pertanyaan ini juga membuat Jospehine terdiam.

Adakah Claudius menyukainya? Ia juga tak tahu tentang hal ini. Terkadang ia merasa Claudius menyukainya, tapi terkadang tidak.

"Aku juga tak tahu," jawab Josephine jujur.

"Mana mungkin kau tak tahu? Masa kau tak tahu biasanya ia baik atau tidak terhadapmu?"

"Kadang baik kadang tidak."

"Apa maksudmu, kau sedang mempermainkanku?"

Josephine tiba-tiba menoleh dan menatapnya, "Sebenarnya dia menyukaiku atau tidak, kita tunggu 4 bulan lagi untuk mengetahuinya."

"Apa maksudmu?" Shella tak menerti maksud perkataan Josephine.

"Kalau dia menyukaiku, dia tak akan membiarkanku tinggal di sini selama 4 bulan. Dia pernah berkata, tunggu sampai anakku lahir, kalau dia masih menginginkanku, dia akan menjemput kami kembali. Jadi, lebih baik kau banyak-banyak berdoa, apakah 4 bulan lagi ia masih mengingatku."

Apakah 4 bulan lagi Claudius masih akan menginginkannya? Apakah ia akan menjemputnya keluar dari rumah keluarga Bai? Ia sendiri tak berani menebaknya.

Claudius pernah berkata, dalam kurun waktu 4 bulan, ia bisa bertemu dengan banyak orang dan mengalami banyak hal. Akan seperti apa kondisinya 4 bulan lagi, tidak ada yang tahu.

Kata-katanya tidak salah!

"Jadi kalau sampai ia tidak menginginkanmu lagi, aku tidak akan bisa masuk ke rumah keluarga Chen?" gumam Shella.

Josephine menertawaknnya. "Dengan kemampuanmu, tempat apa yang tak bisa kau masuki?"

"Iya, sih," Sehlla mengangguk penuh percaya diri. Ia selalu percaya diri dengan pesonanya sendiri.

Josephine dibuat tak bisa berkata-kata dengan kepercayaan diri Shella itu. Ia terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Lagipula saat itu kau akan masuk dengan membawa darah daging keluarga Chen. Mereka tidak akan tidak menerimamu."

Shella melirik sekilas perut Josephine, ekspresinya mengejek, "Belum tentu, siapa yang mau anak yang sudah ditentukan tak akan berumur panjang."

"Semua orang juga bilang kalau Claudius tak akan berumur panjang, dan bukankah Nenek juga memperlakukannya sebagai anak emas?" sanggah Josephine.

Josephine memperingatkan Shella agar ia tak lupa bahwa ini adalah darah daging keluarga Chen. Ia berharap Shella dapat menghargainya dan berlaku baik terhadap anak ini, tak disangka wanita ini masih merendahkannya.

Nona Bai ini ternyata terlalu percaya diri, ia menganggap pesonanya pasti bisa memikat Claudius. Namun ia tak tahu, Claudius pada dasarnya tidak kekurangan wanita cantik.

"Tidak peduli anak ini baik atau buruk, ia tak akan membawa marabahaya padamu. Tolong terimalah kenyataan ini. Jangan karena ia anakku kau jadi tidak menyukainya."

Bukan hanya Josephine yang berkata seperti itu, ibunya pun selalu berkata begitu juga. Shella menghempaskan tangannya dengan jengkel, "Sudahlah, kau hanya ingin aku berlaku baik terhadap anakmu, kan. Tenang saja. aku akan memperlakukannya dengan baik."

Josephine mnghela napas, tak berbicara lagi.

Ia berharap Shella dapat menunaikan perkataannya. Wanita cantik tapi bodoh ini, mengapa tak bisa percaya bahwa anak ini dapat membantunya kembali ke rumah keluarga Chen?

Berdasarkan pemahamannya terhadap Claudius, dengan adanya anak ini, kesempatan Sehlla untuk bisa masuk ke keluarga Chen sangat besar.

***

Sesedih-sedihnya hari-hari di rumah keluarga Bai, seiring bulan berganti, waktu pun bergulir. Saat yang akan datang pun akhirnya tiba.

Josephine memandangi perutnya yang sudah membesar, 1 minggu lagi sebelum hari penantian, dengan kata lain seminggu lagi anaknya akan lahir, lalu meninggalkan pelukannya.

Begitu memikirkan fakta bahwa anaknya akan meninggalkannya, ia pun tak mampu menahan kesedihannya. Ia berharap dari lubuk hatinya yang terdalam agar hari itu jangan tiba terlalu cepat.

Ia lebih rela tinggal di tempat memuakkan ini beberapa bulan lebih lama, rela bertahan dari ibu dan anak yang kejam itu beberapa bulan lebih lama, dari pada harus berpisah dengan anaknya begini cepat. Hal ini baru dirasakannya akhir-akhir ini, dan semakin hari, perasaan ini semakin kuat.

Selama 4 bulan ini, ia jarang sekali keluar rumah. Kalaupun ia keluar rumah, pasti ada orang yang mendampinginya.

Sementara Claudius, ia tak pernah menjumpainya lagi semenjak kejadian di kantor polisi itu.

Mereka berada di kota yang sama, namun keduanya tak pernah bertemu barang sekalipun. Telepon pun tidak. Mereka seperti dua orang yang tidak pernah saling mengenal.

Meskipun hatinya terasa sengsara, tapi ini semua adalah bagian dari rencananya. Segala sesuatu berjalan sesuai rencana, ia harusnya senang.

Tunggu sampai anaknya lahir, ia akan bisa menjemput ibu dan adiknya kembali. Memikirkan hal ini, hatinya yang sedih pun perlahan-lahan membaik.

Josephine mengambil sehelai terusan longgar dari lemari bajunya, serta mengambil topi dan kacamata hitam dan mengenakannya, lalu berjalan keluar.

Beberapa bulan ini, ia selalu menutupi dirinya seperti seorang artis ketika keluar rumah, demi mencegahnya terihat oleh orang-orang Claudius. Kali ini pun sama.

Kata orang, berolahraga dapat membantu memperlancar persalinan. Jospehine tahu kalau Fransiska dan Shella hari ini pergi, jadi ia berencana berjalan-jalan di luar.

Sampai di lantai bawah, Juliet kebetulan baru kembali dari membeli sayur. Melihat Josephine turun, ia pun mengamatinya dan bertanya, "Josephine, kau mau keluar?"

"Ya, aku mau jalan-jalan."

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu