Istri ke-7 - Bab 106 Josephine menghilang (1)

Setelah pulang ke hotel, Josephine selesai mandi pun langsung berbaring di kasur.

Claudius melihat ke arah Josephine yang berbaring di kasur: "Kamu yakin tidak usah memanggil dokter?"

"Yakin." Josephine berbalik badan, membelakangi Claudius.

Melihat Josephine yang tidak ingin berbicara, Claudius pun tidak mengganggunya lagi. Dia pun berjalan ke meja dan membuka laptop yang selalu dibawa kemana-mana dan mulai bekerja.

Mungkin karena sore tadi dia tidur terlalu lama, Josephine yang terbaring di kasur sama sekali tidak ngantuk, mendengar Claudius yang terkadang mengetik, terkadang menelepon, dia merasa suara ini lumayan enak didengar.

Josephine meremas rambutnya sendiri, berpikir kalau dia sudah gila, di saat seperti ini dia malah merasa suara Claudius sedang bekerja enak didengar.

Josephine menutup erat matanya, memaksa dirinya tidur, asalkan sudah terlelap, dia tidak akan berpikir yang tidak-tidak.

Perlahan-lahan, dia pun tertidur, suara Claudius di meja juga tidak terdengar lagi.

Tidak tahu dia sudah tertidur berapa lama, di tengah dia merasakan tubuh Claudius mendekatinya, memeluknya seperti biasa, dan telapak tangan Claudius bergerak dari perutnya ke dadanya.

Merasakan nafsu Claudius, Josephine bergerak sedikit, kemudian dengan ekspresi yang tidak ingin diganggu dia mendorong tangan Claudius dari tubuhnya.

Claudius terdiam, kemudian berbisik di telinganya: "Kamu benar-benar istri yang tidak perhatian."

Kelopak mata Josephine bergetar sejenak, kemudian terus pura-pura tidur.

Dia tidak tahu ibu hamil yang lain bagaimana menangani keperluan suami di bagian ini, dan dia yang sekarang juga tidak ingin memikirkan hal ini, yang dipikirkannya sebelum tidur adalah bagaimana mencari paman sekeluarga yang sudah menghilang sekian lama.

Meskipun Claudius merasa tidak senang dengan reaksi Josephine, tapi ketika dia kepikiran Josephine dalam hal ini memang tidak berpengalaman seperti seorang gadis kecil, dia pun tidak memaksanya lagi. Akhirnya dia hanya menghela nafas panjang, kemudian tidur sambil memeluk Josephine.

Josephine yang semalam tidur cepat juga bangun dengan cepat, dia berpaling melihat Claudius yang masih tertidur lelap, kemudian dengan hati-hati turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Meskipun hatinya ada kebencian terhadap Claudius, tapi sekarang Claudius adalah suaminya, menjaga Claudius adalah kewajibannya. Selesai mandi, Josephine pun turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.

Semalam ketika Claudius tidur sudah jam 12 lebih, hari ini jam 9 dia lagi-lagi mau menghadiri rapat di tempat pemerintah, sekarang masih bisa membiarkannya tidur sebentar.

Bahan masak yang disiapkan hotel lumayan lengkap, Josephine memutuskan memasak bubur ayam yang sederhana, bernutrisi dan enak.

Bubur ayam adalah kesukaan Justin, Claudius juga seharusnya suka, pikir Josephine.

Selesai memasak bubur, tepat ketika Josephine bermaksud naik ke lantai atas dan membangunkan Claudius, Claudius sudah berjalan turun dari lantai atas, sambil merapikan dasinya sambil menatapi Josephine: "Bangun begitu cepat, aku pikir kamu sudah keluar."

"Aku memasak sedikit bubur ayam, makan selagi panas." Josephine mengambilkan semangkuk bubur untuk Claudius dan meletakkannya di atas meja.

Claudius melihat bubur ayam yang ada di atas meja, kemudian melirik Josephine dan tersenyum ringan: "Kelihatannya lumayan enak, seharusnya rasanya lumayan."

"Setelah coba kamu akan tahu."

"Terima kasih." Claudius duduk di kursi seberang Josephine, setelah menyendok bubur dan memasukkannya ke dalam mulut, Claudius mendongak dan berkata: "Semalam aku salah menyalahkanmu, sebenarnya di beberapa bagian kamu lumayan perhatian sebagai istri."

Pertengkaran dan berbaikan yang sangat biasa diantara suami istri, juga adalah sesuatu yang dinanti-nantikan Josephine, namun saat ini dia malah merasa kesal: "Cepat makan kemudian pergi rapat, jangan sampai telat."

Claudius merasakan ketidaksabaran Josephine, tangannya yang memegang sendok mengerat mengamati Josephine: "Ini juga adalah ciri-ciri ibu hamil?"

Josephine terdiam, kemudian dia duduk dan mulai makan sarapan.

Setelah makan beberapa suap, Claudius lagi-lagi mendongak melihat Josephine: "Aku pagi ini rapat, siang menghadiri pesta pemerintah kota, kamu mau pergi bersama?"

"Apakah harus pergi?" Josephine bertanya dengan datar.

"Penyelenggara tidak berkata harus membawa pasangan."

"Kalau begitu, aku tidak mau pergi."

"Kalau begitu kamu hari ini berencana kemana?"

"Aku.....jalan-jalan."

"Baiklah, suruh supir Chen mengantarmu."

"Tidak usah, aku hanya jalan-jalan didekat sini, tidak usah pakai mobil."

Claudius berpikir, kemudian mengangguk: "Baik, kalau ada apa-apa hubungi aku."

Josephine mengiyakan, kemudian meneruskan sarapannya.

Setelah menghabiskan buburnya, Claudius menarik secarik tisu dan membersihkan mulutnya: "Aku pergi dulu." Kemudian, dia pun berdiri meninggalkan ruang makan dan berjalan menuju pintu utama hotel.

Tidak tahu apa yang dipikirkannya, Josephine ikut berdiri dan mengikuti Claudius ke pintu utama, dia berdiri di tangga menatapi Claudius masuk ke mobil. Claudius menyadari Josephine mengikutinya, gerakannya pun berhenti, berbalik badan mengamati Josephine, kemudian melangkah ke arahnya.

"Apakah kamu sedang menanti ciuman perpisahanku?" Claudius berkata sambil tersenyum.

Tidak menunggu jawaban Josephine, Claudius sudah mengangkat dagu Josephine dan membungkuk mencium bibirnya.

Josephine menutupi matanya, membiarkan Claudius menciumnya, dia merasa ciuman ini akan menjadi ciuman perpisahan mereka, kenapa dia bisa merasa seperti ini, Josephine juga tidak tahu.

Mungkin karena nanti dia mau pergi melakukan hal yang berhubungan dengan kematian nenek, pikirnya.

Karena ini adalah perpisahan, maka biarkanlah dia melepaskan diri, memberikan perpisahan yang spesial untuk masa lalunya ini.

******

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu