Istri ke-7 - Bab 44 Dasar Penipu

Seorang wanita pasti tidak menginginkan dirinya menikahi pria jelek, terlebih tiap kali keluar rumah akan ditanyakan oleh orang luar mengenai betapa jeleknya suaminya. Josephine jugalah seorang gadis muda, dia juga sama seperti orang lain, dia menyukai hal-hal yang indah.

Jadi, setelah melihat wujud asli Claudius, dia awalnya kaget setelah itu diikuti dengan rasa senang.

Hanya saja……lelaki yang tampan dan kaya seperti dia, meskipun dia sakit parah, apakah dirinya bisa mengontrolnya?

Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka…

Josephine tercengang, dia membuka matanya pelan-pelan, Claudius berdiri dihadapannya.

Josephine melongo, dia terus menatapi Claudius yang terlihat kurang fit.

Claudius melangkah maju dan mematikan keran air.

Josephine menyusut kedalam dinding secara tidak sadar, setelah menyadari dirinya tidak mengenakan apa-apa, dia langsung mengambil handuk untuk membungkus badannya.

“Apa……apa yang mau kamu lakukan?” Josephine melotot Claudius, akan tetapi pandangannya penuh dengan ketakutan.

Selama ini, inilah pertama kalinya dia benar-benar menghadapinya, dan menghadapi dia yang sedang marah, tentu saja Josephine merasa sedikit takut.

Claudius memegang rahang bawah Josephine dan mendorongnya ke dinding. Claudius lebih tinggi daripada Josephine dia menatapi Josephine dari atas, tindakan ini membuat Josephine tertekan.

“Ada apa? Kamu mau menikahinya?”

“Tidak……” Josephine tahu Claudius marah karena perkataannya tadi, dia terus menggelengkan kepalanya : “Aku tidak mau menikahinya, aku hanya tidak ingin keinginan wanita itu terkabulkan, aku tidak ingin melihatnya sombong……”

Ini adalah kata-kata jujur, Vincent saja sudah begitu kepadanya, meskipun dikasih kesempatan, dia juga tidak akan menikahi pria sepertinya.

“Aku tidak menyukai wanita yang penuh dengan trik, paling bagus kamu simpan trik-trik kamu itu.” Claudius melepaskan rahang bawahnya.

Tuk… kepala Josephine tertabrak ke dinding, dia kesakitan.

Seorang lelaki tidak main tangan!

“Claudius……dasar pembohong!” Josephine menahan handuk dengan satu tangan dan tangan lainnya mengelus kepalanya yang tertabrak dinding dan berkata : “Kamu tidak merasa malu telah membohongiku selama ini? Aku hanya saja membalas orang yang pernah membullyku, dan kamu tidak bisa menerimanya? Jika aku benar-benar menikahi Vincent juga tidak ada hubungannya denganmu. Cepat atau lambat aku akan pergi meninggalkan keluarga Chen……”

“Pergi? Janganlah bermimpi.”

“Kamu yang bilang……emmm……” Josephine mengerutkan keningnya, badannya ditekan oleh Claudius didinding, mulutnya juga kehilangan kebebasan.

Claudius menggunakan tangannya yang besar dan menutupi wajah Josephine, dia tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa terlepas dan dia mengingatkan : “Aku pernah memperingatkan kamu, disaat kamu masih milikku, Claudius Chen, didalam hatimu jangan pernah ada lelaki lain, apakah kamu sudah lupa?”

“Aku tidak melupakannya……Lepaskan aku…..!” Josephine menggunakan seluruh tenaganya dan mendorong Claudius kebelakang, dan Claudius benar-benar terdorong sampai mundur beberapa langkah, badannya tertahan di wastafel.

Josephine melongo sejenak, setelah melihat dia tidak apa-apa dan berkata : “Claudius, meskipun aku dijual ke keluarga Chen, tapi aku tetap mempunyai harga diri, kamu telah mempermainkanku begitu lama dan aku masih belum meminta kepadamu, aku……”

Josephine tidak bisa melanjutkan, Claudius mengerakkan alisnya : “Kamu kenapa? Senang? Atau Bahagia?”

“Dasar tidak tahu malu!”

“Tahukah kamu mengapa nenek tidak membiarkanmu melihat wajah asliku?”

“Mengapa?” Dia tidak mengerti dan selalu tidak mengerti.