Istri ke-7 - Bab 192 Kelihatannya Cukup Mesra (1)

"Aku baik-baik saja, Anda..." Josephine melihatnya, lalu melihat Claudius, dan menebak hubungan mereka.

"Aku istri tuan muda Chen." Juju menyandarkan dirinya ke badan Claudius dan menarik lengannya. Dia bisa melihat ekspresi Josephine yang sombong.

Josephine mengangguk, dan tersenyum: "Aku sudah bisa menebaknya." Lalu dia pun meminta maaf: "Maaf, aku telah menggores mobil kalian, aku sedang memikirkan harus bagaimana?"

"Lalu sudah ada hasilnya?" Juju mengangkat kepalanya dan memandang Claudius, melihat pandangannya kepada Josephine, selama mengenal Claudius, dia tidak pernah melihat Claudius terlihat bego seperti ini. Lalu dia pun menatap Josephine kembali, tidak seberapa cantik juga, tapi wajahnya yang polos itu memang tipe yang disukai Claudius.

Dia merasa cemburu, oleh karena itu dia pun menggenggam tangannya lebih erat lagi, menunjukkan bahwa dia itu miliknya.

"Aku justru sedang menunggu keputusan tuan ini." Josephine melihat Claudius.

Claudius akhirnya sadar, dia menggeleng kepalanya. Dalam hatinya dia berpikir dia pasti sudah gila, dia merasa wanita ini sangat dikenalinya, aroma dan suaranya pun sangat dikenalinya.

Benar-benar... gila!

"Claudius, aku rasa sudahlah." Juju menatap Claudius: "Goresan kecil ini bisa diasuransikan, dia juga pasti tidak sengaja, lagi pula dia juga membawa anaknya."

Walaupun dia merasa geram, tapi dia tetap bersikap lembut dan tersenyum.

Jangankan tergores, walaupun mobil itu ditabrak hancur juga tidak apa-apa, kapan saja mau membeli mobil baru Claudius bisa. Tapi wanita di depannya ini telah menarik roh Claudius, dia takut kalau tidak dipisahkan akan terjadi sesuatu.

Lagipula Claudius kan memang menyukai kepolosan dan kebaikan Josephine, kalau hanya karena sedikit goresan malah berdebat apa bedanya dengan wanita sembarangan? Claudius pasti tidak menyukainya!

Hari ini tidak mudah untuk mengajak Claudius keluar, dia tidak ingin gara-gara hal kecil ini malah semuanya menjadi kacau.

Josephine tidak menyangka kalau Juju sangat mudah diajak kompromi. Saat itu dia sedikit terharu, sepertinya orang kaya memang punya budaya yang lebih tinggi, mereka berdua pun memutuskan untuk tidak meminta ganti rugi darinya.

"Aku juga berpikir begitu." Claudius tersenyum.

"Mohon maaf ya." Josephine membungkukkan badan: "Kalau begitu aku berterima kasih kepada kalian."

"Tidak usah berterimakasih, lain kali hati-hati saja." Juju tersenyum kepadanya.

Josephine menggandeng Jesslyn dan berkata: "Sayang, bilang sampai jumpa kepada paman dan tante."

"Aku tidak mau!" Jesslyn menoleh, terlihat jelas dia masih marah kepada Claudius.

Josephine melihatnya marah, lalu merasa canggung dan tersenyum, menariknya naik ke atas mobil.

"Claudius, kita juga naik saja, film bioskop sudah mau dimulai." Juju berkata.

Claudius mengangguk, dan bejalan bersamanya menuju lift.

Di depan lift. Juju tiba-tiba berkata kepada Claudius: "Claudius, tunggu aku, aku ke toilet dulu."

Claudius pun menjawab "Baik".

Juju berjalan keluar dari lift, senyumnya pun semakin memudar, dia tidak berjalan ke toilet tapi berjalan cepat menuju parkiran.

Saat tiba di parkiran, Josephine sedang membayar parkir, melihatnya yang melambaikan tangannya, Josephine pun menghentikan mobilnya, keluar dari mobil.

"Ada apa?" Dia merasa aneh melihat ekspresi wajah Juju yang tidak baik, dia pikir mungkin dia sudah menyesal dan ingin meminta ganti rugi darinya?

"Juju berjalan dan berdiri di depannya, menatapnya tanpa ekspresi: "Tadi itu adalah suamiku."

"Aku tahu, kenapa." Josephine mengangguk, dia tidak mengerti mengapa dia mengatakan ini.

"Kenapa? Kamu bilang kenapa?" Juju menaikkan tangannya dan langsung menamparnya: "Lihat pria kaya kamu ingin menggodanya bukan? Bersandar di pelukannya dan tidak ingin terlepas lagi? Dasar sialan maumu apa?"

Josephine bingung, Jesslyn melihat ibunya dipukul pun mulai menangis: "Kamu ngapain pukul ibuku! Wanita jahat...!"

"Diam kamu anak haram!" Juju berbalik badan dan berteriak kepada Jesslyn.

"Wanita jahat! Aku bukan anak haram! Aku bukan...!" Jesslyn menggelengkan kepalanya, tapi karena diikat oleh sabuk pengaman, dia pun hanya bisa panik di dalam mobil.

Juju tidak ingin meladeni anak kecil itu, lalu dia pun berbalik badan dan memperingati Josephine: "Wanita sialan! Aku peringati kamu, menjauhlah dari suamiku, kalau tidak aku tidak akan melepasmu!"

Josephine yang ditamparnya pun marah, apalagi mendengar dia meneriaki Jesslyn anak haram, dia pun semakin emosi. Dia melototi Juju kembali dan berkata: "Nyonya ini, kalau kamu menamparku karena aku telah menggores mobil kalian aku bisa menerimanya, tapi kalau kamu merasa aku menggoda suamimu, aku tidak terima, lalu, anakku punya orang tua yang lengkap, dia bukan anak haram, tolong kamu jaga mulutmu!"

"Kamu pikir aku tidak lihat kamu bermain mata dengan suamiku?" Mengingat pandangan Claudius kepadanya, dia ingin sekali mencekiknya mati.

"Aku tidak tahu apa yang telah kamu lihat, tapi aku ingin mengingatkanmu, kalau seorang pria itu bermain, kamu juga tidak bisa mengontrolnya, kalau kamu mampu ikat saja hatinya, kalau tidak mampu ya itu masalahmu sendiri, jangan sedikit-sedikit langsung menyalahkan orang lain yang tidak berkaitan, wanita beginilah yang paling dibenci oleh pria!"

"Kamu..." Juju tidak bisa berkata-kata.

"Terakhir, aku ingin bilang, aku tidak tertarik dengan suamimu, sampai jumpa!" Setelah itu dia tidak melihatnya lagi, membuka pintu mobil dan naik ke atasnya..

Melihat mobil Josephine yang berjalan semakin jauh, Juju pun merasa lega, dia berbalik badan dan berjalan cepat menuju lift.

Claudius berdiri di dalam lift seperti sedang memikirkan sesuatu.

Juju menenangkan perasaannya, lalu tersenyum dan menarik lengan Claudius: "Claudius, ayo kita naik."

Claudius mengangguk, dan naik lift bersamanya.

Saat lift bergerak, Claudius tiba-tiba menoleh dan berkata: "Apakah kamu merasa kalau anak perempuan tadi mirip denganmu saat kecil?"

Juju sedikit kaget, dia pun mencoba mengingat kembali wajah anak itu, dia tidak memperhatikannya.

Dia tersenyum dan berkata: "Memang sedikit mirip."

Sebenarnya dia juga sudah lupa bagaimana wajah Josephine saat kecil, sepertinya dia harus mencoba untuk mengingatnya kembali.

Dia tidak menaruh perkataan Claudius ke dalam hatinya, dia pikir mungkin dia juga asal ngomong saja, oleh karena itu dia juga asal jawab saja.

Claudius melihatnya, tidak menyangka dia tidak serius akan hal ini.

Sepertinya hal seperti ini hanya dia sendiri yang merasa aneh, orang lain tidak pernah merasa aneh kalau ada yang mirip.

**********

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu