Istri ke-7 - Bab 163 Tujuan Nona Zhu (5)

Dari makan siang hingga selesai, Josephine tidak menerima panggilan ataupun pesan singkat dari Claudius, dia sedikit kecewa dan kembali ke tempatnya dan berbalik merenungkan sesuatu.

Sore hari sebelum pulang kerja, Josephine akhirnya berhasil mendapatkan telepon dari Claudius, dia bergegas menjawab teleponnya, nada bicaranya malah seperti biasanya, “Sudah pulang kerja?”

Claudius yang berada disisi lain telepon sepertinya sangatlah sibuk, nada bicaranya juga sedikit serius, “Josephine kamu pulang dulu, aku masih sedang rapat.”

Josephine langsung menjawabnya tanpa berpikir, “Aku menunggumu di kantor.”

“Tidak perlu.”

“Tidak apa-apa, kebetulan aku juga masih ada hal yang belum diselesaikan.” Menyuruhnya pulang dulu? Kembali untuk menghadapi Nona Zhu yang bermuka dua?

Setelah pulang kerja, Ketrin tetap meliriknya dan berkata sambil tersenyum, “Josephine mengapa kamu masih belum pulang? Jangan-jangan kamu sedang menunggu Tuan Claudius pulang kerja?”

Josephine menganggukkan kepalanya, para rekan kerja lalu pulang sambil tersenyum.

Semua orang merasa bahwa dirinya sangatlah bahagia, tidak perlu memikirkan apa-apa, hanya dirinya sendiri yang mengetahui bahwa sekarang dirinya sangatlah susah, setiap saat dirinya mungkin saja bisa digantikan oleh mantan kekasih Claudius.

Ketika menunggu hingga jam 7 malam di kantor, terdengar suara dari belakang, Josephine menoleh, dia melihat resepsionis membawakan makanan dan berjalan kemari, “Nona Bai, ini adalah makananmu.”

Josephine meliriknya, dan berkata, “Aku tidak memesannya.”

“Oh, Belinda yang menyuruhku memesannya untukmu.”

Belinda yang menyuruhnya? Kalau begitu atas perintah Claudius?

Josephine tersenyum kearahnya, “Terima kasih, taruh disini saja.”

Resepsionis pergi, Josephine lalu membuka makanannya, dan menyadari bahwa isinya semuanya adalah masakan yang dia sukai. Dia tidak berpikir bahwa meskipun dalam kesibukan, Claudius masih sempat untuk menyuruh Belinda untuk membelikannya makanan, rasa kecewa dalam hatinya hari ini berkurang banyak.

Pekerjaannya hari ini sudah diselesaikannya, perutnya juga sudah kenyang, Josephine tiba-tiba merasa tidak tahu harus melakukan apa, dia mengambar diatas meja, lalu tertidur.

Dirinya yang tidak tidur dengan nyenyak tadi malam dapat tidur dengan baik hingga tidak menyadari kedatangan Claudius.

Claudius melirik dirinya yang tertidur lelap, dia menggerakkan tangannya, namun sama juga tidak ada respon, lalu dia tidak tega untuk membangunkannya lagi.

Dia bisa menebak bahwa Josephine tidak tidur dengan nyenyak selama dua malam ini, itu dapat terlihat dari kantong matanya, jarang-jarang dia bisa tidur lelap seperti ini, Claudius tidak tega untuk membangunkannya.

Sebenarnya pekerjaan Claudius masih belum selesai, dia hanya khawatir Josephine menunggunya terlalu lama dan pulang lebih awal, berhubung dia sekarang juga masih sedang tidur, Claudius lalu menarik kursi dan duduk disampingnya, dan mengeluarkan laptop dari tasnya.

Claudius melepaskan jaket dibadannya dan memberikannya kepada Josephine, namun Josephine tetap tidak terbangun.

Claudius duduk diatas kursi dan mulai sibuk, hingga jam 11 malam.

Setelah Josephine bangun dari tidurnya, dia terkejut karena menyadari bahwa Claudius tengah berdiri dihadapannya dan mengetik keyboard dengan rajin.

Dia menutup matanya dan tersenyum. Dia berpikir ada apa dengan dirinya, bermimpi saja bisa memimpikan Claudius berada disampingnya, betapa takutnya dirinya takut kehilangan Claudius?

Hanya saja ketika dia membuka matanya, Claudius tidak menghilang.

Ketika dia mengerti bahwa ini bukanlah mimpi, dia bergegas bangkit dari kursi dan menegakkan badannya, sambil sedikit menjerit, “Tuan Muda, mengapa kamu berada disini?”

Claudius tersenyum dan menjawabnya tanpa menoleh, “Bisa karena apa lagi? Menunggumu pulang kerja.”

“Kamu sedang menungguku pulang kerja?”

“Iya.”

Jelas-jelas dirinya yang menunggunya pulang kerja, Josephine bergegas meraba pipinya, dia lalu mendapati bahwa jaket nya milik Claudius, dan setelah melihat jam tangannya, dia lalu menjerit, “Waduh, ini sudah jam 11 lebih!”

“Iya, aku menunggumu dari jam 9 hingga sekarang.”

“Mengapa kamu tidak membangunkanku.” Josephine terlihat merasa bersalah.

Claudius tersenyum, “Aku memanggilmu, namun kamu tidak bangun.”

“Mana mungkin.”

“Kamu sudah menjadi seekor babi kecil peliharaanku. Apakah kamu sendiri tidak menyadarinya? Claudius meliriknya dan mematikan laptop lalu berdiri dari kursi, “Ayo, pulang.”

Josephine melepaskan jaketnya dan mengembalikannya kepada Claudius, “Cepat pakai bajumu.”

“Kamu pakai saja, baru bangun tidur mudah masuk angin.” Claudius kembali mengenakan jaketnya ke Josephine, tangannya memegang laptop dan satunya lagi memegang tangan Josephine dan berjalan kearah lift.

Ketika berdiri didalam lift yang penuh dengan cermin, Josephine melirik kearah sosok kedua orang dari cermin, begitu mesra, begitu harmonis, seolah-olah tidak ada orang yang bernama Nona Zhu.

Josephine melirik Claudius yang berada didalam cermin dan bertanya, “Oh iya, tadi siang kamu makan dimana?”

“Diluar, ada apa?”

“Tidak apa-apa.” Josephine mengelengkan kepalanya, “Hanya memberikan perhatian kepadamu.”

“Kenapa? Kamu tidak terbiasa kalau aku tidak menganggumu?” Claudius bercanda disamping telinganya.

“Mana ada.” Josephine menatapinya, dia menebak dimana sebenarnya Claudius makan siang, jangan-jangan pulang ke villa untuk makan bersama Nona Zhu?

Dia tidak langsung menanyakannya, dan juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bertanya.

*******

Ketika mereka berdua kembali ke Villa, didalam rumah sudah sunyi.

Josephine melirik jendela dilantai 2, lampu sudah dimatikan.

“Apakah semua orang sudah tidur?”

“Harusnya sudah tidur, sudah hampir jam 12.” Claudius mengunci mobil, dan masuk kedalam rumah bersama Josephine.

Ketika mereka berdua baru memasuki rumah, langsung terlihat Juju Zhu turun tangga.

“Juju Zhu, mengapa kamu masih belum tidur?” Claudius bertanya kepadanya.

Josephine memiliki prasangka buruk, sudah semalam ini, dia tidak tidur......apa yang sebenarnya ingin dilakukannya?

“Tadi siang aku kebanyakan tidur, sekarang tidak bisa tidur.” Sambil berjalan kebawah dia tersenyum sambil berkata, “Bagaimana dengan kalian? Mengapa pulang semalam ini?”

“Kami lembur kerja.” Jawab Josephine.

“Lembur hingga begitu malam? Meskipun perusahaan penting, namun juga jangan terlalu sibuk, jagalah kesehatan kalian juga.” Kata Juju Zhu.

“Oh iya, aku sudah memasakan obat untuk Tuan Claudius, dan membuatkan dessert juga, kalian pasti sudah lapar kan?” seusai berkata, Juju Zhu berbalik badan dan berjalan kedapur.

Dia mengambil keluar semangkok obat chinese dan sepiring dessert dan memanggilnya pergi makan.

Claudius tercengang, lalu dia menarik tangan Josephine, “Ayo, makan sedikit sebelum tidur.”

Josephine tiba-tiba melangkahkan kakinya dan berjalan ke samping meja sebelum Claudius tiba, dan mengambilnya sambil berkata, “Terima kasih atas niat baikmu, kami akan makan didalam kamar.”

“Tidak perlu terima kasih.”

“Namun masak obat itu sangat perlu mengontrol apinya, aku belajar berkali-kali dengan Pengurus He barulah aku bisa, lain kali aku saja yang memasaknya, bagaimanapun juga Nona Zhu adalah tamu, kamu hanya perlu makan dan main disini saja, kamu tidak perlu melakukan beginian.”

“Aku juga terlalu bosan.” Juju Zhu tetap tersenyum dan berkata, “Bagaimanapun juga aku juga hanya makan dan main disini, aku malu juga kalau tidak melakukan apa-apa.”

“Nona Zhu terlalu sungkan.” Josephine memutarkan badannya dan berkata kepada Claudius, “Suamiku, kamu berbincang dulu dengan Nona Zhu, seusai berbincang cepat istirahat.”

Claudius menatapi Josephine tanpa berkata apa-apa.

Josephine membawa makanan kelantai atas, dan meninggalkan mereka berdua dilantai dasar.

Melihat sosok Josephine yang menghilang ditangga, dengan sedikit canggung dia berkata kepada Claudius, “Josephine sepertinya.........tidak begitu suka aku melakukan hal beginian.”

Claudius tersenym, “Memang benar yang dia katakan, masak obat banyak aturannya, Maria saja tidak bisa masak dengan baik.”

“Aku sudah mengetahuinya, maafkan aku, sebelumnya aku tidak mengetahuinya, aku kira masak obat chinese hanyalah memasak 3 mangkok air menjadi satu mangkok saja.”

“Obatku berbeda dengan obat orang lain.” Claudius mengangkat tangannya dan menepuk tangan Juju Zhu, “Aku mengetahui niat baikmu, cepatlah istirahat.”

Juju Zhu menganggukkan kepalanya, “Baik, kalian juga.”

“Selamat malam.” Setelah meninggalkan Juju Zhu, Claudius berjalan kearah tangga.

******

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu