Cantik Terlihat Jelek - Bab 98 Devan, Kamu Benar Benar Tidak Tahu Batas

Bab 98 Devan, Kamu Benar Benar Tidak Tahu Batas

Setelah mengurus Simon, Sherin terus menemaninya sampai dia tertidur. Pada saat itu, sudah jam 10 lebih. Sherin merasa ngantuk dan kepalanya sedikit berat. Dia melepaskan rambutnya yang terikat. Rambut panjangnya terjatuh di bahunya.

"Kalau ngantuk cepat mandi dan tidur" Seseorang bersuara. Sherin merasa badannya menjadi kaku. Dia hampir melupakan Devan juga berada di sini.

Berdiri di depan pintu kamar, Sherin melihat Devan setengah berbaring di tempat tidurnya. Devan sudah memakai baju tidur dan rambutnya sedikit basah. Jelas, pria ini sudah mandi. Matanya tertutup seolah olah dia sudah tertidur.

Sherin berjalan ke sisi tempat tidur dan berkata dengan tidak nyaman : "Apakah kamu mau pergi tidur di satu kamar lagi? Ini adalah kamarku"

Devan membuka matanya dan melihat ke Sherin. Melihat rambut panjangnya, Devan tersenyum "Aku tidak membawa obat"

Jadi, Sherin harus temani dia tidur ? Pria ini benar benar tidak tahu malu. Dia bisa mengatakan hal seperti ini dengan wajah santai.

Sherin menghela sebuah nafas yang panjang dan berkata dengan sebuah senyuman, "Devan, kamu benar benar tidak tahu batas"

"Iyakah?" Devan tiba tiba berdiri dan berjalan ke depan Sherin. Dia mengulurkan tangannya dan mengurung Sherin di antara pelukannya dan lemari baju, "Tidak tahu batas? Maukah aku mengajarimu apa yang disebut tidak tahu batas?"

Tidak tahu sengaja atau tidak, setelah berkata, tali yang mengikat di pingangg Devan tiba tiba jatuh ke lantai. Tubuh yang sempurna tiba tiba muncul di depan Sherin. Sherin menghirup sebuah nafas, dia merasa telinganya sangat panas dan tangannya berkeringat. Sherin mengigit bibirnya dan berusaha melihat ke arah lain. Tatapan Devan terhadapnya menjadi semakin berat,

Devan meletakkan kepalanya di bahu Sherin dan bersuara dengan bergetar, "Sherin, apakah kamu mau?"

Seperti kerasukan, Sherin hampir mengangguk kepalanya. Sherin segera menggelengkan kepalanya dan berpura pura bodoh, "Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan"

Devan menundukkan kepalanya dan menatap ke Sherin. Kemudian menciumnya. Sherin mengulurkan tangannya dan mendorong Devan, tetapi tangannya malah tersentuh dada Devan yang telanjang. Wajah Sherin menjadi semakin merah. Pada saat Sherin merasa sesak nafas, Devan melepaskanya. Jelas, Devan sendiri juga sedang bernafas dengan sesak. Sherin cepat mendorongnya ketika Devan sedang tidak fokus. Sherin berputar balik badannya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Devan berdiri di tempat dan melihat bayangan belakang Sherin. Tenggorokannya bergerak dengan cepat, matanya menjadi warna merah. Tetapi, Devan mau menunggu Sherin. Devan mau menunggu sampai Sherin mengijinkannya.

"Kita hanya boleh tidur seperti biasa. Kamu tidak boleh berpikir tentang yang lain, dengar tidak?" Sebelum tidur, Sherin berkata lagi

Tetapi....

"Hei, tanganmu sedang apa?"

"Kamu bilang tidak boleh berpikir tentang yang lain. Tetapi, kamu tidak bilang tidak boleh melakukan hal lain?" Tangan Devan melingkari pinggang Sherin.

Setelah beberapa saat, Sherin mendengar suara nafas pria itu menjadi tenang

Sherin merasa kehangatan di hatinya, pria ini memilih untuk menghormati Sherin. Setelah itu, suasana kamar menjadi diam. Yang terdengar hanya suara nafas Devan yang sudah tertidur, Sherin merasa sangat bahagia bisa membuat Devan tertidur tanpa makan obat.

Sherin berputar balik badannya dan melihat ke pria yang berada di depannya. Ini adalah pertama kali Sherin melihat Devan dari jarak yang begitu dekat. Dilihat dari sudut apa pun, Devan benar benar memiliki penampilan yang sangat tampan.

Setelah melihat beberapa saat, Sherin mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Devan dengan lembut. Ketika jarinya menyentuh ke bibir Devan, Sherin memberikannya sebuah ciuman. Setelah itu, tangan yang berada di pinggang Sherin tiba tiba bergerak dan menarik Sherin lebih dekat dengan Devan.

"Ah" Sherin kaget

"Kamu..kamu belum tertidur?" Sherin merasa sangat malu. Devan mencubit wajahnya dengan lembut, "Sherin, aku adalah pria normal. Jika kamu berani berbuat hal hal lain lagi, aku tidak bisa berjanji aku bisa menahan"

Setelah itu, Devan mencium dahi Sherin, "Cepat tidur'

Sherin merasa lega dan segera berputar balik badannya. Jantungnya berdetak dengan kencang.

Satu malam berlalu tanpa terjadi apa apa.

Pada saat itu, Sherin berpikir bahwa walaupun bisa begitu saja terus, dia sudah merasa cukup. Walaupun sebagai orang ketiga.

Pada saat Sherin bangun, Devan sudah tidak berada di sampingnya. Sherin melihat ke ponselnya dan menyadari baru jam lima lebih. Dia tidak memiliki keinginan melanjutkan tidur, jadi Sherin mencari informasi tentang lowongan kerja di internet. Sherin terlalu fokus pada ponselnya sehingga dia tidak menyadari Devan masuk ke dalam kamar. Sampai Sherin merasakan tempat tidurnya tenggelam, dia baru sadar. Dia menoleh ke samping dan melihat Devan masuk ke dalam selimut dengan keadaan hanya memakai celana dalam.

Sherin merasa kaget dan terus melihatnya. Devan menyipitkan matanya dan sebuah senyuman terbentuk di wajahnya, "Sudah cukup melihatnya?"

Sherin segera bereaksi dan menutupi wajahnya dengan selimut. Karena terlalu panik, ponsel yang berada dia atas selimut jatuh ke depan Devan. Devan menundukkan kepalanya dan melihat informasi lowongan pekerjaan yang tertera di layar ponsel Sherin. Ekspresinya berubah

"Kamu, mengapa kamu tidak memakai baju?" Sherin bertanya dengan suara kecil. Devan menarik selimut yang menutupi wajah Sherin dan dia memutar badannya, menempatkan diri di atas tubuh Sherin, "Orang mana yang pakai baju ketika dia pergi ke toilet?"

Sherin tidak tahu harus berkata. Dia baru sadar ternyata Devan pergi ke toilet, bukan pergi bekerja. Sherin mendorongnya dan mengambil ponselnya yang berada di atas selimut dan menutupi seluruh badannya dengan selimut "Aku mau tidur lagi" Sherin merasakan detak jantungnya yang kencang. Melihat wajah Sherin yang memerah, tatapan Devan menjadi tenggelam. Hormon pria di dalam tubuhnya sedang berteriak.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu