Cantik Terlihat Jelek - Bab 683 Pernikahan Mimi

“Berakting, harus satu paket, lagi pula... …”

Dia melepaskan matelnya, menarik nafas yang dalam, “Apabila, di kemudian hari, kita berdua sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tersisa? Apabila tidak boleh bercerai, maka dari itu aku hanya akan menikah satu kali saja, tidak megah, apakah boleh?”

“Diantara kita berdua, tidak ada lagi rasa cinta yang tersisa!” Rambo berdiri, kemudian meletakkan undangan pernikahan di hadapannya, “Beberapa ini adalah teman sekelasmu, kamu memberikan kepada mereka.”

Tatapan mata Rambo penuh dengan ketegasan, membuat Mimi tertegun, Mimi berpikir bahwa Rambo teringat Cempluk, bertanya dengan sedikit gugup: “Mengapa?”

Rambo mengangkat sudut mulut bibirnya, menghelakan nafas, “Selama beberapa tahun ini, tidak dapat membuat hatimu tersentuh, apakah aku tidak boleh menyerah kepadamu?”

Selesai berkata, Rambo mendengus dingin, kemudian jalan keluar, “Cepat keluar untuk makan malam.”

Melihat bayangan punggung Rambo, Mimi menghelakan nafas.

Beberapa hari kemudian, Rumah Mo

“Rambo… … Kamu bilang, kamu akan menikah? Apabila begitu… … Aderlan… …”

“Uhuk uhuk… …” Jina berbatuk, memutuskan percakapan Kakek Mo.

“Ayah, mereka datang kesini untuk mengantar undangan, sebaiknya anda mengucapkan selamat saja, ada beberapa hal, jangan mengungkit-ungkit lagi.”

Mimi mendongak melihat ke arah Jina, melihat Jina terlihat lega, terasa tidak enak dipandang.

Pemikiran Jina tidak berharap Mimi bernikah dengan Aderlan, tidak pernah menyembunyikan.

Ibu mertua yang seperti ini… …

Mimi tersenyum, membalikkan badan melihat ke arah Rambo, kedua belah pihak saling berkenalan diri.

Setelah selesai berbicara, Kakek Mo mengundang Mimi untuk makan malam, tetapi Mimi menolaknya.

Berdiri, merangkul tangan Rambo, kemudian berjalan keluar.

Baru saja sampai depan pintu, Velve berlari keluar mengejarnya.

“Mimi… …”

“Kakak!”

Velve melihat Rambo, tertegun, kemudian berkata: “Hai, itu, apakah aku bisa berbicara dengan Mimi?”

Rambo mengambil tas yang ditangan Mimi, kemudian Rambo melepaskan mantelnya, mengenakan untuk Mimi.

“Angin sangat kencang, memakai mantelnya dulu, aku tunggu di dalam mobil, jangan khawatir, pelan-pelan saja.”

Selesai berkata, menganggukan kepala kepada Velve, membalikkan badan, kemudian pergi.

Velve menatap Rambo, membalikkan kepalanya kemudian melihat ke arah Mimi, “Dapat mengetahui bahwa, dia sangat menyayangimu.”

Mimi membalikkan kepala, kebetulan Mimi melihat Rambo masuk ke dalam mobil, untuk pernikahan mereka berdua. Ibu Rambo membeli mobil tersebut, dan juga membeli sebuah rumah, sertifikat rumah menulis nama mereka berdua, meskipun Mimi tidak menyetujui, akan tetapi kedua orang Rambo, sangat menyakinkan.

“Rambo, benar-benar sangat baik.”

Mimi menjawab sambil tersenyum.

Velve menarik tangan Mimi, “Mimi, aku mengetahui bahwa sekarang mengatakan hal tersebut, terdengar tidak pantas, akan tetapi, kamu terburu-buru untuk menikah, apakah ada hubungannya dengan Aderlan? Diantara kalian berdua, apakah benar… … begitu saja?”

“Pada hari itu, pada saat Aderlan pulang, mabuk karena banyak minum minuman keras, dapat melihat bahwa, Aderlan sangat peduli padamu, apakah Aderlan melakukan hal yang membuat kamu merasa sedih? Aku bisa meminta Kakek memarahi dia, memukul dia, apakah kamu bisa memberikan satu kesempatan untuk dia?”

Mimi mengabaikan Velve melihat ke Rumah Mo yang di belakang Velve.

“Kakak, di antara kita berdua, tidak cocok, sifatku yang seperti ini, tidak cocok menjadi orang kaya.”

“Apakah kamu masih menyukai Aderlan?” Velve bertanya dengan tergesa-gesa.

Aku menyukainya, sangat menyukai, akan tetapi, ada beberapa hal, tidak dapat diselesaikan oleh rasa suka.

Dulu, ketika masih muda, merasa bahwa cinta, dapat menyelesaikan segala hal, benar-benar sungguh naif.

“Dulu aku menyukainya.” Mimi menjawab.

Angin dingin berlalu, tubuh Mimi menggigil, tidak tahu apakah hatinya terasa dingin atau badannya terasa dingin

“Kakak, apabila pada hari tersebut anda memiliki waktu luang, aku berharap, kamu dan Kakek Mo bisa menghadiri.”

Mimi tidak berani berbicara dengan Velve terlalu lama, menganggukan kepala, membalikkan badan, kemudian pergi.

Acara pernikahan, meskipun persiapan cukup tergesa-gesa, akan tetapi, dapat mengetahui bahwa kedua orang tua Rambo benar-benar mempersiapkan dengan sepenuh hati.

Pada hari pernikahan, meskipun tidak dapat dibandingkan dengan keluarga orang kaya, akan tetapi, tidak dapat dimungkiri bahwa, pada keluarga biasa, termasuk pernikahan yang megah.

Mobil nikah, acara, pembawa acara, tidak ada satupun yang kurang.

Pada waktu yang sama, bandara.

“Aderlan… …”

“Kakak, mengapa kamu datang menjemputku? Kemana supirnya?”

Velve menatap Aderlan, “Aderlan, kakak ingin menanyakan sesuatu kepadamu.”

Aderlan menganggukan kepalanya, “Bertanyalah… …”

“Apabila orang yang kamu sukai, hari ini akan menikah, apa yang akan kamu lakukan?”

Aderlan sedang mengambil berkas yang dikasih oleh asistennya, mendengar Velve berkata seperti itu, tertegun, berkas-berkas tersebut jatuh di atas lantai.

Aderlan menatap Velve, “Siapa yang akan menikah?”

Sifat adiknya sendiri, bagaimana mungkin Velve tidak mengerti, dapat membuat Aderlan memiliki reaksi seperti ini, dapat mengetahui bahwa, Aderlan benar-benar sangat peduli.

Membuka tas, Velve mengeluarkan undangan pernikahan tersebut, memberikan kepada Aderlan, “Pergi atau tidak, kamu sendiri yang menentukan.”

Undangan pernikahan yang berwarna merah, ketika membuka langsung terlihat foto pernikahan kedua pengantin baru.

Wanita, memiliki wajah yang cantik, sangat menarik perhatian, pria, dibandingkan dengan Aderlan sendiri, jauh dari kata sempurna.

Aderlan menggertakan gigi, pada hari itu, setelah mereka berdua bertengkar, Aderlan menaruh hati dan jiwanya ke dalam pekerjaannya.

Berpikir bahwa, suatu hari nanti, waktu akan memberikan mereka berdua sebuah penjelasan.

Akan tetapi, apa ini, menikah?

Aderlan mengeluarkan ponselnya, menelpon ke nomor telepon yang sudah membusuk di dalam hatinya.

Berdering beberapa kali, baru menjawab panggilan tersebut.

“Hello… …”

“Kamu dimana?” Suaranya Aderlan terdengar rendah, dan sedikit bergemetaran.

Mimi sedang menganti gaun pesta, Mimi mengambil ponsel, dan menatap layar ponsel tersebut, menelan air liurnya, kedua matanya mulai memerah.

“Maaf, hari ini adalah hari pernikahanku, aku sekarang sedang sibuk, jika ada urusan lain, membicarakan besok saja… … Rambo, bantu aku menarik resleting yang di belakang, aku tidak bisa menariknya.”

Mimi berteriak di dalam ruang ganti yang kosong.

Langsung memutuskan panggilan tersebut.

Mimi terjatuh dalam kondisi duduk diatas kursi, kedua mata menjadi basah, membuka mata, melihat pantulan diri yang di dalam cermin, memandangi dirinya sendiri yang berdandan cantik.

Mimi akan menikah, Mimi telah bermimpi berkali-kali, tetapi tidak menyangka, pengantinnya bukan Aderlan.

“Ding ding… …”

Ponselnya berdering lagi.

Mimi menundukkan kepalanya melihat layar ponsel, mengklik menolak panggilan.

Menelepon lagi, menolak lagi… …

Hingga Velve menelponnya, Mimi meragu beberapa saat, kemudian Mimi menjawab panggilan tersebut.

“Aderlan adalah orang yang seperti apa, apakah kamu tidak mengetahuinya? Jangan menikah, kamu dengar? Rozi, jangan menikah, kamu dengar?”

Teriakan yang berasal dari sisi tersebut.

Air mata yang di dalam matanya, pada akhirnya jatuh juga.

“Dia bukan orang orang yang pantas buat kamu, kamu menikahkan dirimu sendiri seperti ini, kamu sungguh tidak bertanggung jawab.”

“Apakah kamu mendengarkanku?”

Mimi tidak memutuskan panggilan tersebut, menggunakan selembar tisu menepuk lembut di area matanya, Mimi mengkhawatir merusak makeupnya.

Tisu tersebut sedikit basah, Mimi menangis tanpa mengeluarkan air mata.

“Rozi, aku akan mengakui kesalahan aku? Jangan menikah, menungguku, aku segera pergi, boleh?”

“Aku mengakui, aku adalah bajingan, aku mengatakan banyak kata-kata yang menyakiti kamu, melakukan banyak hal yang membuatmu kecewa, tetapi, aku mengakui kesalahan, aku meminta maaf, boleh? Jangan menikah… …”

“Rozi, kamu berani menikahi, aku tidak akan memaafkanmu.”

“Rozi, kamu berbicara… …”

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu