Cantik Terlihat Jelek - Bab 218 Kenyataan

Gary menyipitkan mata, “Ini, tidak bisa diumumkan.” Usai berkata, melambaikan tangan.

Beberapa polisi di belakang memborgol Gabriel.

Clover malamnya mendapatkan kabar saat sudah menerima telepon dari Devan, melihat di dalam layar, Gabriel yang menunjukkan wajah aslinya, dia juga merasa lega, juga merasa dunianya, akhirnya sudah akan tenang lagi.

“Istriku, besok aku pergi menjemput kalian pulang, setelah kembali, aku akan memberimu satu pesta pernikahan yang besar.”

“Tidak perlu pesta pernikahan, beri aku status sah saja.”

Dua orang pun berbincang-bincang lagi beberapa saat, baru dengan tidak rela menutup video call.

Memang karena ada perbedaan waktu, Clover tidak bisa tidur, saat ini tahu bahwa Gabriel sudah ditangkap, beban hati bertahun-tahun akhirnya usai juga, hatinya pun lebih bersemangat lagi, jadi tidak ada rasa ngantuk sedikit pun.

Karena ibu Devan sudah berpesan, dia juga tidak memberitahu Devan tentang perubahan pada ayahnya Devan.

Kemudian, dengan samar-samar padahal dengan susah payah dia agak jadi mengantuk, tiba-tiba, dia mendengar ada orang yang sedang berbicara, duduk dari baringnya, dengan seksama mendengar sejenak, itu ibu Devan.

Melihat-lihat jam, sudah subuh jam tiga lebih.

Bimbang sebentar, dia turun dari ranjang dan berdiri.

Berjalan dari atas turun ke bawah, dia mendengar ayah Devan sedang marah, tidak tahu mengatakan apa, ibu Devan menangis dengan suara kecil.

Sesaat, langkah kaki terhenti, kok bisa sepertinya kedua mertua sepertinya sedang bertengkar.

“Aku juga tidak mengatakan apa-apa, aku hanya menyuruhmu tidur pagian, kamu kenapa ganas begitu denganku, suamiku, kenapa kamu berubah jadi seperti ini?” Suara ibu Devan.

Lama sekali tidak ada balasan, pada waktu dimana Clover mengira bahwa ayah Devan tidak akan membalas lagi, pria itu malah tiba-tiba membuka mulut, “Aku sudah mengatakan berkali-kali, masalahku, kamu jangan urus.” Suaranya juga tidak tinggi, kalau bukan karena malam yang terlalu sunyi, Clover juga tidak mungkin bisa kedengaran, suara ayah Devan tercampur dengan beberapa ketidak-berdayaan.

Teringat, saat sebelumnya datang ke sini, gaya ibu Devan yang bermanja dengan ayah Devan, gambaran-gambaran itu satu demi satu terbesat di depan mata, saat itu, dia pun berpikir, saat dia dan Devan tua nanti juga mau seperti ini.

Tapi, ini baru berapa lama...

“Kamu adalah suamiku, aku tidak mengurusmu, siapa yang mengurusmu?” Suara ibu Devan masih tetap seperti biasa begitu lembut, walaupun membawa tangisan.

Kembali diam dan tenang lama sekali.

Tiba-tiba, “Argh.....” Jeritan ibu Devan menyebar kemari, di malam yang begitu sunyi, membuatnya terdengar jelas bukan kepalang.

Clover agak terkejut terdiam, belum sempat dia merespon, di belakangnya terdengar suara “Pang” pintu terbuka, selanjutnya, satu bayangan berlari ke bawah dari sampingnya.

Baru ini lah Clover tersadar kembali dari kereta pikirannya, ikut juga bersama Tifa berlari ke arah tempat di mana ruang buku berada.

Di lantai di ruang buku, ibu Devan setengah terbaring di lantai berdarah di atas kepala, “Ma…. kenapa kamu?”

Tifa berlari ke sana, memapah ibu Devan.

“Tifa, dimana kotak obat di rumah ini?”

“Kamu keluar belok kanan ke kamar itu di dalam lemari di bagian paling bawah.”

Setelah Clover mengambil kotak obat ke sana. Ia pun membantu ibu Devan mensterilkan luka ibu Devan, kemudian setelahnya membungkus lukanya, untung saja lukanya juga tidak terlalu besar.

“Pa, apa yang sebenarnya terjadi? Apa kamu yang mendorong ibuku?” Tifa menyerahkan ibu Devan ke Clover dan berdiri, tulang punggung melurus, di atas mukanya ada amarah yang tak tersimpan.

“Tifa, ayahmu tidak sengaja.” Ibu Devan menutupi tempat yang terluka dan berkata pada Tifa.

Clover selama proses tidak bersuara, urusan mertua, dia sebagai seorang menantu, tidak baik ikut campur. “Clover, kamu keluar denganku.”

Clover terdiam sejenak, kemudian langsung mengangguk kepala, “Baik.” Kemudian menyerahkan ibu Devan ke Tifa, kemudian berjalan keluar bersama ayah Devan.

Di ruang buku satunya lagi.

“Herlina Rusmani adalah ibumu?” Ini kalimat pertama yang dikatakan oleh ayah Devan setelah membuka mulut.

Clover menganggukkan kepala, hatinya melompat seperti bergendang, gelisah mengenggam kedua tangan.

“Ayah kamu bernama Moldi.”

Clover mengerutkan alis, Moldi? “Paman, kamu kenal ayah ibuku?”

Ayah Devan meletakkan kedua tangan di belakang punggungnya, berdiri membelakangi Clover, Clover tidak kelihatan ekspresi wajah pria itu, tapi, malah melihat kedua tangannya menggengam jadi gengaman.

Ayah Devan tidak menjawabnya, setelah lama sekali, baru membalikkan badan, melihat Clover, “Clover, kamu bukannya mau tahu yang terjadi saat itu, mengapa aku bisa menyetujui ayah Gabriel menyuruhmu melahirkan Simon kan?”

Clover agak terkejut mengangkat kepala, melototi ayah Devan, ayah Devan dulu itu berkata dirinya sendiri tidak tahu, setelah pergi ke tempat ayah Gabriel, wanita itu jadi tahu bahwa Ayah Devan telah menipunya.

Wanita itu awalnya masih ragu-ragu, sebenarnya mau bagaiman membuka mulut bertanya ke ayah Devan, meski, ibunya tidak ada di dunia ini lagi, tapi, riwayat hidupnya sendiri, dia masih ingin memperjelasnya.

Tapi, malah tidak menyangka, hari ini pria itu ternyata mengatakannya sendiri.

“Karena, di tangan ayah Gabriel ada rahasiaku, aku juga tidak ada jalan lain, mau mengikuti perkataannya.”

Clover mengerutkan alis, ayah Devan orang yang tak ada tandingannya nomor satu di dunia, bagaimana bisa ada kelemahan di tangan ayah Gabriel?

“Aku sama sekali tidak pernah mengira, ada satu hari, kamu dan putraku bisa bersama, dan juga bisa dicintai olehnya.” Mengatakan ini Ayah Devan menghirup-hirup nafas, “Ini benar adalah nasib.”

Clover melihat pria itu, tidak meneruskan pembicaraan, dia tahu masih ada sambungan.

Tapi, nasib… mungkinkah?

“Saat itu, setelah ayahmu membawa ibumu pergi keluar dari Pulau Kabut, kemudian pulang ke negara ini, demi menafkahi ibumu, dia ke perusahaanku bekerja sebagai pengawal pribadiku, dia orang yang setia, sangat lah baik terhadap ibumu, aku lebih mengandalkannya, sangat mempercayainya.”

Berbicara tentang ini, Clover menemukan bahwa ekspresi mukanya sangat lah kesakitan.

Tapi, yang sangat mengejutkan adalah ayah Devan ternyata juga tahu Pulau Kabut, bisa dibilang yang pasti tidak sedikit kenyataan yang ia tahu.

“Kemudian, ada sekali, dia pergi ke tempat yang sangat jauh membantuku menyelesaikan urusan, dia menyerahkan ibumu padaku, menyuruh aku menjaganya.”

Ayah Devan seakan teringat akan sesuatu, seluruh badannya lumpuh terduduk di lantai, memeluk kepalanya.

“Hari itu, aku kebanyakan minum, ibumu meneleponku, mengatakan bahwa dia tidak enak badan, lalu aku pun pergi ke sana, sesampai di tempat ibumu, belum sempat aku berkata beberapa kata, kemudian kehilangan kesadaran, selanjutnya, apa yang terjadi, aku sendiri juga tidak tahu, saat terbangun pada pagi hari di hari kedua, aku terbaring di atas ranjang ibumu.”

Memang suasananya sudah mencemaskan, tiba-tiba saja seketika jadi membeku lah, Clover hanya merasa kulit kepalanya seakan mati rasa, bibir di mulutnya gemetaran, mukanya seketika jadi memucat, nafasnya menjadi tergesah-gesah, tidak berani percaya.

Kapannya itu pergi ke tempat ayah Gabriel, wanita itu mengatakan bahwa dulu ibunya diperkosa orang, terus-terusan tidak bisa menemukan pelakunya, jangan-jangan, orang itu ayah Devan?

Karena ayah Gabriel tahu masalahnya ini, jadi, ini menjadi kelemahan yang ada di tangan ayah Gabriel?

Kalau memang benar seperti itu, kalau begitu…. dia…., jangan-jangan adalah….

Berpikir tentang kemungkinan ini, dia terkejut, mundur beberapa langkah, berdiri dengan menopang ke dinding.

Tidak benar, Gary sangat mirip sekali dengan ayah Gabriel, dia dan Gary adalah anak kembar….

Kepalanya sakit seakan mau pecah.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu