Cantik Terlihat Jelek - Bab 322 Apakah Operasi Bisa Sukses?

"Kamu lapar ya?"

Eren mengangguk.

"Tetapi pagi ini aku tidak masak sarapan, hari ini aku sedikit tidak enak badan"

"Kalian tunggu sebentar, nenek akan pulang rumah ambil sedikit makanan untuk kalian" Rumah nenek hanya berada di jarak beberapa rumah dari mereka.

Setelah beberapa menit, nenek kembali dengan membawa sedikit pao gula merah dan bubur, nenek meletakkan makanan di atas meja kemudian mengendong Moe dari tangna Suya, "Kamu juga cepat makan, kamu masih harus menjaga dua orang, harus menjaga kesehatan dengan baik"

Suya mengangguk dan melihat ke nenek dengan ekspresi berterima kasih, "Terima kasih kakek dan nenek, tanpa kalian, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana melewati masa-masa ini"

"Jangan berkata seperti itu, setelah pensiun aku dan suamiku tidak melakukan pekerjaa apa-apa lagi, kalian orang muda bisa tidak menjauhi kami, kami sudah merasa sangat bahagia"

Setelah itu, Suya baru tahu pekerjaan kakek dan nenek sebelum pensium adalah staff keuangan sebuah perusahaan dan staff pengurus lantai, mereka adalah anggota partai yang resmi, mereka juga pernah memiliki satu anak, memikirkan tentang kepadatan warga negera, mereka hanya melahirkan satu anak, tetapi anak itu malah tenggelam ke dalam air secara tidak sengaja pada usia belasan tahun.

Kakek dan nenek merasa sangat sakit hati pada waktu banyak tahun, waktu itu mereka juga mendapat bantuan dari banyak orang sehingga mereka berhasil berjalan keluar dari trauma itu, selanjutnya kakek dan nenek pun menjadikan membantu orang sebagai pusat perhatian hidup mereka.

Setelah sarapan, nenek berkata : "Suya, kami akan menjaga Moe, kamu cepat pergi tidur saja, mengadang itu sangat melukai tubuh"

Suya merasa sedikit malu, dia melihat ke Moe, kemudian melihat ke Eren lagi, satu orang dewasa dan satu anak ini.........

"Pergi saja, kami tidak keluar kok, kami akan menjaga mereka dua, tidak akan terjadi apa-apa"

Suya mengangguk.

Mungkin karena terlalu ngantuk, Suya pun langsung tertidur pada saat dia baru saja berbaring.

Pada saat bangun lagi, Suya mencium wangi makanan di seluruh rumahnya.

Suara berbicara beberapa orang pun terdengar dari ruang tamu, suara itu adalah suara Kakek main dengan Moe.

Suya berdiri dan berjalan ke pintu kamar, dia melihat nenek sedang masak di dalam dapur, sementara Eren sedang duduk di depan kakek dan menatap ke Moe.

Mungkin karena baru-baru ini terlalu kesepian, hidung Suya terasa masam ketika dia melihat adegan ini, air mata dia pun mengalir.

Pada detik ini, Suya merasa sangat kangen terhadap orang tua dan keluarga dia di daerah Ciput, dia juga kangen kepada Mikasa mereka, Suya menggunakan cara seperti ini menghilang, mereka pasti akan sangat cemas, mungkin Suya benar-benar terlalu egois.

Suya menoleh ke belakang dan menyeka air matanya.

Kemudian Suya menghampiri kakek dan mengendong Moe dari tangannya, usia Moe sudah hampir tiga bulan, sekarang main dengan dia, dia sudah tahu tertawa dan tahu menangis pada saat lapar.

Suya merasa sangat bangga, menjaga Moe bukanlah sebuah hal yang merepotkan.

Suya mengendong Moe ke pintu dapur, "Nenek, terima kasih"

"Sudah bangun ya? Cepat pergi duduk sana, nanti sudah mau makan"

Lauk makanan hari ini sangat mewah, sementara Eren juga bahagia seperti seorang anak, sudut mulut dia terus terangkat.

Pada saat makan sampai setengah, sumpit yang dipegang Eren tiba-tiba jatuh ke meja, Eren memegang kepalanya dengan kedua tangan dan mulai berteriak.

"Eren, kamu kenapa?"

"Sakit.... sakit!"

"Cepat antar dia ke rumah sakit" Kakek mengingatkannya.

Suya mengeluarkan ponselnya dan menelpon ke nomor darurat.

Pada saat mau tiba di rumah sakit, Suya menelpon ke dokter Nathan.

Telpon diangkat, "Halo, Dokter Nathan, Eren tiba-tiba sakit kepala, apakah kamu di rumah sakit sekarang?"

"Kamu mengantar dia ke ruang darurat dulu, aku sedang makan di dekat daerah sini, aku akan bergegas ke rumah sakit sekarang"

Karena terlalu buru-bubu, Suya pun tidak menyadari mengapa dokter Nathan bisa tahu dia itu siapa?

Di rumah sakit yang sama, di luar ruang operasi yang sama.

Pada saat keluar dari ruang operasi, Dokter Nathan melihat Suya menyandar di luar pintu ruang operasi, dia sedang mengigit jarinya dengan rambut yang sedikit berantakan dan kepala tertunduk, kulitnya sangat putih dan dia tidak menata riasana apa pun, tetapi aura dia yang elegan tetap tidak bisa tersembunyi.

Dokter Nathan menghampirinya dan menepuk bahu Suya, "Kamu ikuti saya sebentar"

Suya menoleh ke ruang operasi, "Dokter, bagaimana kondisi suamiku?"

Dokter Nathan melepaskan sarung tangannya dan membuang ke tong sampah sambil berjalan, setelah itu dia menoleh ke Suya, "Gumpalan darahnya bergerak, di bawah kondisi seperti ini, saya menyarankan untuk segera menjalani operasi, kalau sampai gumpulan darahnya menekan saraf lain, kondisi seperti buta, struk dan lain-lain mungkin bisa terjadi"

Mendengar kata-kata dokter, langkah kaki Suya berhenti, tiba-tiba dia merasa ketakutan, Suya menarik lengan dokter, "Dokter, saya mohon, kamu harus menyelamati dia, dia masih begitu muda"

Tatapan Dokter Nathan jatuh di tangan Suya yang putih dan kurus, "Kamu, seharusnya sangat mencintai suamimu kan?" Makanya bisa sampai tetap berada di sisi dia di bawah kondisi seperti ini.

Beberapa tahun ini, Dokter Nathan sudah menjumpai terlalu banyak pasien seperti ini di rumah sakit, banyak pasangan suami istri masih sangat saling mencintai pada awalnya, tetapi setelah mengetahui masalah pasangannya berada di bidang mental, mereka pun akan berpisah secara perlahan.

Wanita cantik ini memiliki aura yang mempesona, tetapi dia memilih unutk tetap berada di sisi suaminya meskipun di bawah kondisi seperti ini, hal ini membuat Dokter Nathan terus menatap dia.

Suya merasa sedikit malu dengan tatapan Dokter Nathan, sehingga dia pun mengeluarkan sebuah batuk ringan.

Dokter Nathan menarik kembali tatapannya dan melihat ke luar jendela, setelah beberapa saat dia pun berkata, "Kami akan berusaha sebisa mungkin untuk masalah operasi, tetapi biaya total ada sedikit tinggi, kamu... apakah kamu harus menyiapkan dulu?"

"Berapa?"

"Dua puluh ribu dollar"

Suya melamun sejenak, dua puluh ribu dollar, uang yang dia bawa keluar pasti tidak cukup, sepertinya dia harus memakai uang Bi Kai sekarang.

Tetapi kalau Eren bisa sembuh, Suya pasti akan mengembalikan uang tersebut kepada Bi Kai setelah mereka kembali.

Seandainya kalau tidak bisa kembali, Suya juga akan bekerja dan mengembalikan kepadanya secara perlahan.

Berpikir sampai sini, Suya mengangguk, "Baik, saya akan pergi menyediakan uang, untuk operasi saya minta dijalankan secepat mungkin"

Setelah berkata, Suya berputar balik badannya dan berjalan ke ruang operasi.

Ketenangan Suya terhadap dua puluh ribu dollar ini melebihi ekspektasi Dokter Nathan, orang biasa yang mendengar angka ini pasti akan merasa kaget, dari hal ini bisa dilihat wanita ini benar-benar bukan orang biasa.

Pada saat Eren sadar diri lagi, waktu sudah menjelang sore, waktu pingsan dia kali ini jelas jauh lebih lama, selain itu, setelah sadar diri tidak lama, Eren pingsan lagi, hal ini pun membuat Suya percaya kepada kata-kata Dokter Nathan.

Waktu operasi ditetapkan pada siang hari kedua.

Rumah sakit memutuskan untuk membiarkan dokter tua yang lebih berpengalaman untuk menjalani operasi Eren.

Tetapi Suya malah meminta biarkan Dokter Nathan saja.

Tanpa alasan spesifik, Suya ingin mempercayai pria ini.

Karena merisau kondisi Eren, Suya terpaksa menitip Moe ke kakek mereka lagi pada malam hari.

Suya duduk di kursi luar ruangan dan mengeratkan tinjunya, dia merasa sangat gugup.

Tiba-tiba segelas air muncul di depannya.

Suya mengangkat kepalanya dan melihat Dokter Nathan berdiri di depannya dengan pakaian olahraga dan tas di belakangnya, sepertinya dia sudah pulang kerja.

Suya mengambil air tersebut dan mengucapkan terima kasih.

"Pemimpin rumah sakit berkata kamu meminta agar saya yang menangai posisi dokter utama operasi, mengapa?"

Setelah sangat lama, Dokter Nathan tidak bersuara lagi, menunggu Suya menghabiskan air di dalam gelas. Dokter Nathan baru berkata, "Percaya kepadaku, aku akan berusaha sebisa mungkin"

Suya mengangguk.

Pada saat operasi dijalani, di luar ruang operasi orang lain terdapat sekelompok keluarga dan teman dekat pasien, sementara Suya hanya sendirian.

Orang yang tidak pernah mengalami hal ini itu tidak akan bisa mengerti perasan seperti ini seberapa menakutkan dan tidak berdaya.

Pada saat operasi dijalankan sampai setengah, pintu ruangan terbuka, seorang dokter memakai jaket dokter putih bertanya, "Apakah keluarga pasien Eren Demistar berada di sini?"

Suya memutuskan Eren Demistar sebagai nama pasiennya di rumah sakit.

Suya berdiri, kakinya terasa sedikit lemas.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu